Makin Bergeliat, Begini Potensi Usaha Bisnis Bengkel Mobil di Indonesia
27 February 2024 |
09:30 WIB
Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor terus bertambah setiap tahunnya di Indonesia. Dengan adanya kemudahan dan inovasi yang diberikan berbagai dealer di Tanah Air, tak ayal juga membuat masyarakat berbondong-bondong untuk memiliki kendaraan pribadi yang bisa dipakai untuk mobilitas sehari-hari.
Berdasarkan data Korlantas Polri, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia lebih dari 153 juta pada Februari 2023. Mencakup 147.153.603 unit kendaraan pribadi, berupa 127.976.339 sepeda motor, 19.177.264 mobil pribadi, serta sisanya angkutan barang dan orang dengan total 5,7 juta unit.
Baca juga: Jasa Coating Terus Diburu di Tengah Menjamurnya Bisnis Spa Mobil
Momentum inilah yang yang digunakan para pemilik jasa bengkel otomotif untuk mendulang cuan di tengah merosotnya ekonomi global. Terutama dalam menggali ceruk bisnis yang potensinya banyak dieksplorasi masyarakat, dengan membuka bengkel mobil baik dalam skala besar dan kecil.
Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E Prabowo mengatakan, bisnis jasa perbaikan mobil memang masih menjanjikan. Kendati sempat mengalami penurunan pada pertengahan 2023, tapi jasa ini kembali menggeliat pada akhir dan awal 2024, imbas dari mobilitas warga untuk liburan.
Menurutnya, ada penurunan sekitar 30 persen dibanding saat pandemi Covid-19 yang justru trennya mengalami peningkatan. Salah satu penyebabnya adalah pada saat pageblug mobilitas masyarakat juga turut meningkat, sehingga perawatan dan perbaikan menjadi prioritas mereka.
Dia menjelaskan, fluktuasi tersebut bukan disebabkan adanya peralihan konversi mobil konvensional ke mobil listrik. Melainkan karena adanya pertumbuhan ekonomi nasional, dan iklim bisnis otomotif yang belum berkembang cukup baik. Kondisi ini menurutnya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain.
"Pada awal 2024 ini sudah cukup menggeliat. Kita belum menganalisa apakah efek dari momen tahun baru. Sebab, pada negara dengan ekonomi normal, bulan Januari itu tren bisnisnya biasanya selalu meningkat,"katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
Geliat bisnis tersebut juga diprediksi akan semakin moncer. Salah satunya lewat momen Idul Fitri pada kuartal pertama dan kedua pada 2024. Tak hanya itu, musim hujan yang mengakibatkan banjir di beberapa kota besar, juga kerap membuat mobil terjebak banjir, sehingga memberi kontribusi positif.
Terkait tren peralihan mobil konvensional ke mobil listrik, tidak serta merta menghapus minat orang untuk datang ke bengkel umum atau spesialis. Sebab, masih ada banyak peluang yang bisa dilakukan oleh bengkel otomotif konvensional, seperti jasa servis komponen non-motor atau memperbaiki sesuatu berhubungan dengan kelistrikan.
Tak hanya itu, generasi muda di Tanah Air juga lebih sadar akan literasi keuangan, sehingga mereka ingin mengurangi dana untuk operasional kendaraan. Jadi, alih-alih membeli kendaraan mobil listrik dengan harga yang lumayan tinggi, mereka lebih memilih untuk membeli kendaraan konvensional.
Lebih lanjut dia mengungkap, tren peralihan konversi kendaraan listrik justru lebih masif pada sepeda motor. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya penggunaan motor listrik di kalangan masyarakat, yang kelak juga memberi peluang bisnis baru bagi pemilik bengkel lewat inovasi yang mereka buat.
"Di bisnis bengkel mobil ada dua kategori besar, yakni maintenance, dan perawatan. Nah tren yang besar itu di perawatan. Namun, kalau maintenance ini enggak mengenal musim, misalnya AC rusak atau tidak dingin, kan harus segera diperbaiki," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berdasarkan data Korlantas Polri, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia lebih dari 153 juta pada Februari 2023. Mencakup 147.153.603 unit kendaraan pribadi, berupa 127.976.339 sepeda motor, 19.177.264 mobil pribadi, serta sisanya angkutan barang dan orang dengan total 5,7 juta unit.
Baca juga: Jasa Coating Terus Diburu di Tengah Menjamurnya Bisnis Spa Mobil
Momentum inilah yang yang digunakan para pemilik jasa bengkel otomotif untuk mendulang cuan di tengah merosotnya ekonomi global. Terutama dalam menggali ceruk bisnis yang potensinya banyak dieksplorasi masyarakat, dengan membuka bengkel mobil baik dalam skala besar dan kecil.
Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E Prabowo mengatakan, bisnis jasa perbaikan mobil memang masih menjanjikan. Kendati sempat mengalami penurunan pada pertengahan 2023, tapi jasa ini kembali menggeliat pada akhir dan awal 2024, imbas dari mobilitas warga untuk liburan.
Menurutnya, ada penurunan sekitar 30 persen dibanding saat pandemi Covid-19 yang justru trennya mengalami peningkatan. Salah satu penyebabnya adalah pada saat pageblug mobilitas masyarakat juga turut meningkat, sehingga perawatan dan perbaikan menjadi prioritas mereka.
Dia menjelaskan, fluktuasi tersebut bukan disebabkan adanya peralihan konversi mobil konvensional ke mobil listrik. Melainkan karena adanya pertumbuhan ekonomi nasional, dan iklim bisnis otomotif yang belum berkembang cukup baik. Kondisi ini menurutnya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain.
"Pada awal 2024 ini sudah cukup menggeliat. Kita belum menganalisa apakah efek dari momen tahun baru. Sebab, pada negara dengan ekonomi normal, bulan Januari itu tren bisnisnya biasanya selalu meningkat,"katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
IIustrasi Bengkel Mobil (sumber gambar Unsplash/Nina Mercado)
Terkait tren peralihan mobil konvensional ke mobil listrik, tidak serta merta menghapus minat orang untuk datang ke bengkel umum atau spesialis. Sebab, masih ada banyak peluang yang bisa dilakukan oleh bengkel otomotif konvensional, seperti jasa servis komponen non-motor atau memperbaiki sesuatu berhubungan dengan kelistrikan.
Tak hanya itu, generasi muda di Tanah Air juga lebih sadar akan literasi keuangan, sehingga mereka ingin mengurangi dana untuk operasional kendaraan. Jadi, alih-alih membeli kendaraan mobil listrik dengan harga yang lumayan tinggi, mereka lebih memilih untuk membeli kendaraan konvensional.
Lebih lanjut dia mengungkap, tren peralihan konversi kendaraan listrik justru lebih masif pada sepeda motor. Hal ini dapat dilihat dengan maraknya penggunaan motor listrik di kalangan masyarakat, yang kelak juga memberi peluang bisnis baru bagi pemilik bengkel lewat inovasi yang mereka buat.
"Di bisnis bengkel mobil ada dua kategori besar, yakni maintenance, dan perawatan. Nah tren yang besar itu di perawatan. Namun, kalau maintenance ini enggak mengenal musim, misalnya AC rusak atau tidak dingin, kan harus segera diperbaiki," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.