Ilustrasi manajemen krisis (Sumber gambar: Jo Szczepanska/Unsplash)

Menelisik Peluang Jasa Konsultan Manajemen Krisis di Indonesia

06 February 2024   |   18:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Terjangan gulung tikar di berbagai lini bisnis baru makin nyata dan kentara. Kendati begitu, di tengah situasi gegap gempita yang serba tidak pasti, bisnis jasa konsultasi masih bertahan dan mendapat pangsa pasarnya sendiri di lanskap bumi Ibu Pertiwi. 

Data Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) mencatat perkembangan jumlah konsultan di Indonesia cukup fluktuatif. Pada 2023, setidaknya tercatat ada 4.000 badan usaha konsultansi berdasarkan keanggotaan Inkindo. Bidang jasanya meliputi berbagai aspek kehidupan mulai kebutuhan bisnis, teknologi, manajerial, dan lain sebagainya. 
 
Salah satu jenis jasa konsultan yang masih laris manis diburu saat ini adalah konsultan manajemen krisis. Ruang lingkup konsultasi manajemen krisis ini biasanya mencakup hubungan masyarakat dan pihak yang menangani komunikasi korporasi atau kehumasan.

Dalam keadaan genting, perusahaan akan berhati-hati mengambil tiap langkah baik, dalam bentuk kebijakan internal hingga informasi yang disampaikan kepada khalayak luas. Oleh karena itu, manajemen untuk menangani krisis dengan tepat dan bijak diperlukan. 

Lantaran tak boleh salah langkah, derap bisnis konsultan manajemen krisis ini pun diburu oleh perusahaan mulai dari skala kecil hingga besar.

Baca juga: Perhatikan 6 Tip Komunikasi Bisnis yang Perlu Diterapkan di Perusahaan

Managing Director PT Sinergi Komunikasi Global (Venuslive.id)  Lisa Ramadhanty mengatakan, konsultan yang menangani manajemen krisis memerlukan pendekatan yang sistematis dan strategis. Untuk itu, diperlukan penilaian risiko, perencanaan krisis, hingga koordinasi dan kolaborasi yang tepat demi mengidentifikasi potensi risiko dan ancaman yang timbul.

Lisa menyambung, proses penanganan manajemen krisis juga akan bergantung pada evaluasi dampak krisis dan manajemen reputasi yang terjadi setelah melewati masa krisis. Kedua apsek ini diperlukan untuk memastikan efek krisis terhadap bisnis dan reputasi perusahaan.
 
Diperlukan ketelitian yang khusus, bisnis jasa konsultan manajemen krisis ini kerap dipilih perusahaan untuk memuluskan jalan yang bersinggungan langsung dengan komunikasi dan reputasi perusahaan.

Lisa menyebut, Venuslive.id menerima catatan kenaikan permintaan yang cukup signifikan berkisar 10%- 15% permintaan dari sebelumnya. “Faktor permintaan yang terus meningkat ini juga seiring dengan kegiatan marketing di Venus Live telah diaktifkan, seperti membuat konten dan beriklan,” kata Lisa.
 
Di tengah maraknya perkembangan digital, Lisa menyebut jenis permintaan yang paling banyak diterima Venuslive.id saat ini masih didominasi oleh jasa menangani pemasaran digital. “Seperti pengelolaan media sosial dan key opinion leader (KOL) handling. Sementara jasa PR hanya menyumbang 30?ri revenue perusahaan,” kata Lisa.
  
Menghadirkan inovasi lain di luar pengupayaan penanganan manajemen krisis, dinilai Lisa, merupakan faktor kunci yang sangat diperlukan untuk membuat jasa konsultan terus berkembang. Selain menawarkan solusi di tengah tantangan tren pemasaran digital dan manajemen krisis, Lisa menyebut Venuslive.id ingin memberikan input lain melalui inovasi baru ke depannya.

“Salah satunya, kami tergerak untuk bisa menjadi penyedia riset yang berkualitas untuk setiap perusahaan yang bekerjasama,” ujar Lisa.

Baca juga: Memanfaatkan Sistem Sumber Daya Manusia Holistik Perusahaan Guna Naik Kelas

Agensi yang bergerak dalam jasa konsultan lainnya, O2 Consulting juga mencatat kenaikan permintaan yang signifikan mencapai 45% sejak Oktober 2023. Peningkatan yang cukup besar ini menandai bisnis bidang konsultansi masih terus bernapas dan menciptakan banyak peluang.

Chief Executive Officer (CEO) O2 Consulting Amalia Belmika mengatakan bahwa permintaan klien yang cukup banyak diterima saat ini berkaitan dengan komunikasi bersifat advokasi melalui media digital.
 
“Kami sering diminta memberikan layanan terkait rencana mitigasi dan persiapan klien dengan berbagai skenario krisis dalam kurun waktu tertentu,” katanya. 

O2 Consulting menerima banyak permintaan untuk mengurus advokasi kebijakan dan komunikasi strategis, mulai dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Mengurai benang kusut saat perusahaan menghadapi krisis bukanlah hal mudah. Amalia menemukan, kunci yang menjadi parameter penting dalam perencanaan dan implementasi adalah pemahaman teoritis, kreativitas, dan pengalaman.
 
Menariknya, Amalia menemui beberapa klien dari pihak swasta atau pemerintah yang membutuhkan representasi pesan komunikasi sebagai sains. “Artinya mereka mau bentuk programnya bisa terukur secara kuantitatif, dan mampu diinterpretasikan secara kualitatif sebagai landasan untuk memperbaiki program ke depan,” kata Amalia.
 

Tahap Penting Melewati Masa Krisis

Ilustrasi manajemen risiko (Sumber gambar: Jason Goodman/Unsplash)

Ilustrasi manajemen risiko (Sumber gambar: Jason Goodman/Unsplash)

Seperti Venuslive.id, O2 Consulting melihat kebutuhan klien yang meminta layanan riset dan manajemen event. Amalia mengatakan, dari sisi konsultan dianggap perlu menyesuaikan dengan kebutuhan riset ini. Ini juga menjadi upaya konsultan dalam mengawinkan objektif komunikasi dengan objektif bisnis.

Dengan begitu, memetakan isu saat menghadapi krisis dianggap penting untuk merespons situasi politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi yang berisiko berpengaruh terhadap pergerakan isu bisnis dan perusahaan.
 
Amalia mengatakan, pemetaan krisis akan terkait dengan peristiwa dan faktornya, serta siapa saja pemangku kepentingan yang terdampak secara langsung atau tidak langsung dalam melalui krisis. Tak kalah penting, konsultan harus membuat detail kronologis isu dalam bentuk log book untuk mencatat setiap peristiwa penting yang dihadapi perusahaan saat melalui krisis.
 
Menyoal tantangan, Amalia mengatakan jika misinformasi dan disinformasi di media sosial kerap membuat komunikasi saat melalui manajemen krisis terasa berat. Sebab, Amalia berandangan jika media sosial bersifat demokratis tetapi juga rentan disalahgunakan.

“Sayangnya, keinginan mencari solusi cepat kadang membuat situasi menjadi lebih sulit untuk meluruskan persoalan atau memberi edukasi terkait situasi kepada audiens,” katanya.
 
Sebagai jalan keluar, Amalia mengatakan bahwa mitigasi isu kembali menjadi poin penting dalam mengurai krisis, utamanya saat perusahaan berada pada kategori isu sensitif. Perusahaan harus merespons krisis yang terkait dengan  komunikasi digital melalui  format yang mudah dicerna masyarakat. 

Baca juga: 3 Cara Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja Agar Dilirik Perusahaan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

TVXQ Tambah Jadwal Tur Asia, Bakal Konser di Indonesia April 2024

BERIKUTNYA

Mencicipi Segarnya Smoothies Bowl dari Refresh by Re.juve 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: