Celine Dion Bakal Ungkap Perjuangannya Melawan Stiff Person Syndrome Lewat Film Dokumenter
02 February 2024 |
17:06 WIB
Celine Dion akan membagikan kisah perjuangannya dalam melawan penyakit Stiff Person Syndrome lewat sebuah film dokumenter. Diva pop asal Kanada itu akan mengungkap kisah hidupnya sejak dia menunda tur dunianya untuk fokus pada kesehatannya dalam film dokumenter bertajuk I Am: Céline Dion.
Film yang akan diproduksi oleh Amazon Prime Video itu disutradarai oleh pembuat film dokumenter nominasi Oscar, Irene Taylor. Sebelumnya, Taylor telah menyutradarai sejumlah film dokumenter terkenal seperti Beware the Slenderman dan Leave No Trace: A Hidden History of the Boy Scouts.
I Am: Céline Dion disebut akan menampilkan gambaran mendalam tentang karier Celine Dion dan kehidupan pribadinya, sejak sang diva didiagnosis mengidap penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) atau sindrom orang kaku.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Stiff Person Syndrome yang Diderita Celine Dion
Menukil laman People, film dokumenter tersebut akan mengungkap sejauh apa upaya yang telah dilakukan Dion untuk terus tampil demi para penggemar setianya di seluruh dunia. Diketahui, pelantun lagu "My Heart Will Go On" itu didiagnosis mengidap penyakit saraf langka yang sulit disembuhkan, sehingga menyebabkan kejang otot yang melemahkan tubuhnya.
Dalam sinopsis yang bagikan oleh Amazon Prime Video, I Am: Céline Dion akan menyajikan gambaran kehidupan pribadi seorang megabintang global Celine Dion yang belum pernah terungkap publik sebelumnya. "Dari mengunjungi lemari pakaian tur couture dan barang-barang pribadinya hingga menghabiskan waktu di studio rekaman," demikian tulis sinopsis tersebut.
Selain itu, film dokumenter tersebut juga akan menjadi semacam surat cinta yang emosional, energik, sekaligus puitis dari Dion untuk para penggemarnya, dengan kisah perjalanan yang lebih terbuka dan autentik dari sang solois.
"I Am: Céline Dion mengabadikan lebih dari satu tahun pembuatan film saat penyanyi legendaris tersebut menavigasi perjalanannya menuju kehidupan yang terbuka dan otentik di tengah penyakit," tulis Amazon Prime Video.
Celine Dion mengungkapkan sejak didiagnosis penyakit Stiff Person Syndrome pada akhir 2022 dan vakum dari kegiatan musiknya, dia memutuskan untuk mendokumentasikan kisah perjalanannya. Hal itu dilakukannya untuk mencoba meningkatkan kesadaran orang-orang akan penyakit langkanya itu, sekaligus membantu para penderita yang memiliki diagnosis yang sama.
Sang diva pun mengatakan film dokumenter ini adalah salah satu caranya untuk menyampaikan rasa rindunya yang besar kepada para penggemarnya.
"Beberapa tahun terakhir ini merupakan sebuah tantangan bagi saya. Perjalanan dari menemukan kondisi saya hingga belajar bagaimana menghadapi dan mengelolanya, namun tidak membiarkannya membatasi saya," kata penyanyi berusia 55 tahun itu.
Kabar pembuatan film I Am: Céline Dion ini muncul kurang dari dua tahun setelah Celine Dion mengungkapkan ke publik telah didiagnosis menderita penyakit tersebut. Dion pertama kali menceritakan apa yang dia alami dalam unggahan video di akun Instagramnya pada akhir 2022. Kala itu, pelantun lagu "I Surrender" itu mengatakan lantaran kondisinya itu, dia harus menunda tur dunianya.
Baca juga: Celine Dion Mengidap Penyakit Saraf Langka Stiff Person Syndrome, Ini Gejala Hingga Risikonya
Sebelumnya, pada akhir Desember 2023, diberitakan bahwa Celine Dion tidak lagi memiliki kontrol atas otot tubuhnya lantaran penyakit saraf langka yang diidapnya itu. Penyakit tersebut telah menyerang sel saraf sang diva, dan berdampak buruk pada mobilitasnya.
Kabar itu disampaikan oleh kakak perempuan Celine, Claudette Dion, kepada media Prancis Kanada Hour 7. Dia mengatakan bahwa Celine Dion masih sangat ingin kembali ke panggung dan melanjutkan karier profesionalnya, tapi penyakit Stiff Person Syndrome yang progresif menyerang sang diva memberikan dampak buruk terhadap tubuhnya.
"Dia [Celine] bekerja keras, tapi dia tidak memiliki kendali atas ototnya. Yang menghancurkan hati saya adalah dia selalu disiplin. Memang benar baik dalam mimpi kami maupun mimpinya, tujuannya adalah kembali ke panggung. Dalam kapasitas apa? Aku tidak tahu," katanya dikutip dari Daily Mail.
Claudette Dion juga mengatakan, meskipun bekerja sama dengan para peneliti terkemuka di bidangnya, kesehatan adik perempuannya itu tidak mengalami kemajuan signifikan lantaran tergolong sebagai penyakit saraf yang sangat langka. Bahkan, disebutkan bahwa mereka tidak dapat menemukan obat apa pun yang manjur untuk penyakit tersebut.
"Pita suara adalah otot dan jantung juga merupakan otot. Karena ini hanya 1 dari sejuta kasus, para ilmuwan belum melakukan banyak penelitian karena penyakit ini tidak dialami banyak orang," katanya
Sementara itu, penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) diketahui memang dapat mengubah penderitanya menjadi 'patung manusia', sehingga membuat mereka kesulitan berjalan atau berbicara. Penyakit yang diperkirakan hanya menyerang satu dari sejuta orang ini juga dapat menyebabkan kejang yang bisa menyebabkan patah tulang. Biasanya, pasien yang didiagnosis SPS berusia sekitar 30-50 tahun, dan sebagian besar adalah wanita.
Melansir laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke, SPS adalah kelainan neurologis autoimun yang langka. Penderita kondisi ini biasanya mengalami kekakuan otot pada bagian tengah tubuh salah satunya perut. Seiring waktu, penderitanya juga bisa mengalami kekakuan (rigidity) dan kejang pada kaki dan otot lainnya, hingga menyebabkan sulit berjalan serta lebih rentan terjatuh dan cedera
Baca juga: Netflix Hadirkan Nostalgia Gen-X Lewat Dokumenter The Greatest Night in Pop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Film yang akan diproduksi oleh Amazon Prime Video itu disutradarai oleh pembuat film dokumenter nominasi Oscar, Irene Taylor. Sebelumnya, Taylor telah menyutradarai sejumlah film dokumenter terkenal seperti Beware the Slenderman dan Leave No Trace: A Hidden History of the Boy Scouts.
I Am: Céline Dion disebut akan menampilkan gambaran mendalam tentang karier Celine Dion dan kehidupan pribadinya, sejak sang diva didiagnosis mengidap penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) atau sindrom orang kaku.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Stiff Person Syndrome yang Diderita Celine Dion
Menukil laman People, film dokumenter tersebut akan mengungkap sejauh apa upaya yang telah dilakukan Dion untuk terus tampil demi para penggemar setianya di seluruh dunia. Diketahui, pelantun lagu "My Heart Will Go On" itu didiagnosis mengidap penyakit saraf langka yang sulit disembuhkan, sehingga menyebabkan kejang otot yang melemahkan tubuhnya.
Dalam sinopsis yang bagikan oleh Amazon Prime Video, I Am: Céline Dion akan menyajikan gambaran kehidupan pribadi seorang megabintang global Celine Dion yang belum pernah terungkap publik sebelumnya. "Dari mengunjungi lemari pakaian tur couture dan barang-barang pribadinya hingga menghabiskan waktu di studio rekaman," demikian tulis sinopsis tersebut.
Selain itu, film dokumenter tersebut juga akan menjadi semacam surat cinta yang emosional, energik, sekaligus puitis dari Dion untuk para penggemarnya, dengan kisah perjalanan yang lebih terbuka dan autentik dari sang solois.
"I Am: Céline Dion mengabadikan lebih dari satu tahun pembuatan film saat penyanyi legendaris tersebut menavigasi perjalanannya menuju kehidupan yang terbuka dan otentik di tengah penyakit," tulis Amazon Prime Video.
Celine Dion mengungkapkan sejak didiagnosis penyakit Stiff Person Syndrome pada akhir 2022 dan vakum dari kegiatan musiknya, dia memutuskan untuk mendokumentasikan kisah perjalanannya. Hal itu dilakukannya untuk mencoba meningkatkan kesadaran orang-orang akan penyakit langkanya itu, sekaligus membantu para penderita yang memiliki diagnosis yang sama.
Sang diva pun mengatakan film dokumenter ini adalah salah satu caranya untuk menyampaikan rasa rindunya yang besar kepada para penggemarnya.
"Beberapa tahun terakhir ini merupakan sebuah tantangan bagi saya. Perjalanan dari menemukan kondisi saya hingga belajar bagaimana menghadapi dan mengelolanya, namun tidak membiarkannya membatasi saya," kata penyanyi berusia 55 tahun itu.
Kabar pembuatan film I Am: Céline Dion ini muncul kurang dari dua tahun setelah Celine Dion mengungkapkan ke publik telah didiagnosis menderita penyakit tersebut. Dion pertama kali menceritakan apa yang dia alami dalam unggahan video di akun Instagramnya pada akhir 2022. Kala itu, pelantun lagu "I Surrender" itu mengatakan lantaran kondisinya itu, dia harus menunda tur dunianya.
Baca juga: Celine Dion Mengidap Penyakit Saraf Langka Stiff Person Syndrome, Ini Gejala Hingga Risikonya
Sebelumnya, pada akhir Desember 2023, diberitakan bahwa Celine Dion tidak lagi memiliki kontrol atas otot tubuhnya lantaran penyakit saraf langka yang diidapnya itu. Penyakit tersebut telah menyerang sel saraf sang diva, dan berdampak buruk pada mobilitasnya.
Kabar itu disampaikan oleh kakak perempuan Celine, Claudette Dion, kepada media Prancis Kanada Hour 7. Dia mengatakan bahwa Celine Dion masih sangat ingin kembali ke panggung dan melanjutkan karier profesionalnya, tapi penyakit Stiff Person Syndrome yang progresif menyerang sang diva memberikan dampak buruk terhadap tubuhnya.
"Dia [Celine] bekerja keras, tapi dia tidak memiliki kendali atas ototnya. Yang menghancurkan hati saya adalah dia selalu disiplin. Memang benar baik dalam mimpi kami maupun mimpinya, tujuannya adalah kembali ke panggung. Dalam kapasitas apa? Aku tidak tahu," katanya dikutip dari Daily Mail.
Claudette Dion juga mengatakan, meskipun bekerja sama dengan para peneliti terkemuka di bidangnya, kesehatan adik perempuannya itu tidak mengalami kemajuan signifikan lantaran tergolong sebagai penyakit saraf yang sangat langka. Bahkan, disebutkan bahwa mereka tidak dapat menemukan obat apa pun yang manjur untuk penyakit tersebut.
"Pita suara adalah otot dan jantung juga merupakan otot. Karena ini hanya 1 dari sejuta kasus, para ilmuwan belum melakukan banyak penelitian karena penyakit ini tidak dialami banyak orang," katanya
Sementara itu, penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) diketahui memang dapat mengubah penderitanya menjadi 'patung manusia', sehingga membuat mereka kesulitan berjalan atau berbicara. Penyakit yang diperkirakan hanya menyerang satu dari sejuta orang ini juga dapat menyebabkan kejang yang bisa menyebabkan patah tulang. Biasanya, pasien yang didiagnosis SPS berusia sekitar 30-50 tahun, dan sebagian besar adalah wanita.
Melansir laman National Institute of Neurological Disorders and Stroke, SPS adalah kelainan neurologis autoimun yang langka. Penderita kondisi ini biasanya mengalami kekakuan otot pada bagian tengah tubuh salah satunya perut. Seiring waktu, penderitanya juga bisa mengalami kekakuan (rigidity) dan kejang pada kaki dan otot lainnya, hingga menyebabkan sulit berjalan serta lebih rentan terjatuh dan cedera
Baca juga: Netflix Hadirkan Nostalgia Gen-X Lewat Dokumenter The Greatest Night in Pop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.