The Greatest Night in Pop. (Sumber foto: Netflix)

Netflix Hadirkan Nostalgia Gen-X Lewat Dokumenter The Greatest Night in Pop

31 January 2024   |   20:34 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Apakah ada Genhype di sini yang masuk ke kategori Generasi X? Sebagian dari kalian mungkin ingat atau setidaknya pernah mendengar sebuah lagu ikonik yang menjadi kenangan tersendiri untuk masa-masa di mana belantika musik Amerika Serikat diwarnai dengan diversitas vokal dan genre.

Jika kalian ingin mengenang masa kejayaan musik 40 tahun lalu, kalian wajib menonton dokumenter The Greatest Night in Pop. Tayang di Netflix, film dokumenter ini memperlihatkan kita proses di balik pembuatan lagu We Are the World. Tidak hanya itu, film tersebut juga menyimpan banyak anekdot yang penuh akan nostalgia.

Baca juga: 10 Film & Serial Tayang di Netflix Februari 2024, Ada Avatar The Last Airbender

Dari benih ide pertama hingga kekacauan kreatif yang menjejalkan lebih dari 40 selebritas ke dalam satu studio rekaman, The Greatest Night in Pop, film dokumenter baru dari sutradara Bao Nguyen (Be Water) menceritakan setiap rintangan dan kisah di balik layar yang menghasilkan lagu ikonik yang kita semua kenal dan sukai. 

Musisi Lionel Richie berperan sebagai pemandu untuk para pemirsa dalam perjalanan menyusuri jalan kenangan dan berjanji akan menjadikan hari atau setidaknya 90 menit dari hidup para penonton menjadi lebih baik.

Untuk Genhype yang tidak ingat atau belum pernah mendengar lagu ini sebelumnya, We Are the World adalah lagu yang dibuat sebagai kampanye untuk mengumpulkan jutaan dolar dana bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Afrika. Tidak seperti proyek kolaborasi pada umumnya, lagu ini dinyanyikan oleh hampir empat lusin musisi terkenal. Setelah dirilis pada 1985, lagu ini dengan cepat menjadi single pertama yang mendapatkan sertifikasi multiplatinum.

Dalam The Greatest Night in Pop, kisah bagaimana semuanya terjadi diceritakan oleh orang-orang yang mewujudkannya, termasuk kru kamera, insinyur, asisten, dan musisi seperti Richie sendiri, yang menjabat sebagai produser eksekutif film tersebut. 
 

Diproduksi oleh Quincy Jones yang legendaris, lagu ini ditulis bersama oleh Lionel Richie dan Michael Jackson di puncak ketenaran mereka, dan menampilkan solo Bob Dylan, Diana Ross, Cyndi Lauper, Stevie Wonder, dan Kenny Rogers, di antara banyak lagi superstar lainnya. Saat ini, We Are the World dianggap sebagai salah satu karya pop klasik.

Rekaman We Are the World dimulai tepat setelah Richie menjadi pembawa acara pada American Music Awards 1985 dan berlangsung sepanjang malam. Saat peserta yang kelelahan keluar dari studio, pengarah vokal Tom Bahler memperhatikan bahwa Diana Ross mulai menangis. 

“Quincy Jones berkata, 'Diana, kamu baik-baik saja?' dan dia berkata, 'Saya tidak ingin ini berakhir,'” kenangnya dalam dokumen tersebut. “Itu adalah hal termanis yang pernah saya dengar.” 

Meskipun berkumpulnya begitu banyak bintang dalam satu ruangan telah menciptakan suasana yang menyenangkan tapi terkadang terasa canggung, sensasi kolaborasi dan idealisme di balik proyek ini segera membuat banyak orang menjadi lebih akrab.

“Pada jam 07.00 pagi, kami menjadi satu keluarga,” kata Richie kepada Tudum. “Anda pasti mengira kita sudah bersama selama 100 tahun terakhir.”

Film ini juga menyisipkan banyak detail yang lucu, seperti Steve Wonder yang mengajak Ray Charles ke kamar mandi, nyanyian dadakan untuk aktivis dan aktor Harry Belafonte, dan Diana Ross yang meminta tanda tangan Daryl Hall, yang kemudian menciptakan efek domino di antara para musisi lainnya untuk mengeluarkan isi hati mereka sebagai penggemar yang bertemu idolanya dan berkeliaran di sekitar ruangan mengumpulkan tanda tangan.

Selain Richie dan Loggins, para musisi yang turut tampil dalam wawancara di film dokumenter ini dan mengenang memori dari proses rekaman We Are the World termasuk Cindi Lauper — yang menyebut pengalaman ini tidak ada duanya, Huey Lewis, Smokey Robinson, Bruce Springsteen, dan Dionne Warwick.

The Greatest Night in Pop tidak tertarik dengan skandal dan guncangan yang akan terjadi di kemudian hari dalam karier beberapa musisi tersebut. Tidak akan ada sensasi musik dramatis saat seseorang mengatakan sesuatu yang mencurigakan. Tidak ada narator manis yang akan melontarkan firasat atau memicu drama dari komentar yang tidak jelas.

Nguyen membuat ceritanya tetap fokus dan mudah ditonton pada topik yang ada, tanpa menyinggung masa depan. Hal ini memberi Richie ruang untuk bermain sebagai pendongeng dengan nyaman; dia menghibur kita dengan detail tentang betapa eksentriknya Jackson, mengungkap cerita tentang bagaimana hewan peliharaan sang Raja Pop sempat menciptakan distraksi yang tidak diinginkan selama fase penyusunan lagu ikonik itu.

Secara umum, wawancara dan anekdot yang disematkan melukiskan The Greatest Night in Pop sebagai momen ajaib di mana sekelompok bintang besar menahan ego mereka demi kebaikan dunia. Nuansa ceria film ini mengundang kita untuk ikut serta dalam pesta penuh cinta tersebut, meski ada gejolak drama yang mengancam akan menutupi spotlight untuk proyek kemanusiaan ini.

Genhype bisa menyimak ceritanya secara lebih lengkap di Netflix.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: M. Taufikull Basari

SEBELUMNYA

Regulasi Game Digodog Pemerintah, Promosi Konten Judi Online Hingga LGBTQ Bakal Dilarang

BERIKUTNYA

Promotor Ungkap Riders Unik Jonas Brothers Sebelum Manggung di Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: