Film Dokumenter Kontroversial Assassins Akhirnya Dapatkan Kategori Film Seni
30 June 2021 |
23:08 WIB
Ingat dengan kejadian pembunuhan berencana yang dilakukan terhadap mendiang Kim Jong-nam di Malaysia pada 2017? Kasus yang kemudian dijadikan sebagai film dokumenter berjudul Assassins ini akhirnya mendapatkan status atau kategori film seni setelah berbagai kontroversi yang melingkupinya.
Persetujuan status sebagai film ini akhirnya didapatkan setelah Dewan Film Korea (Korean Film Council atau KOFIC) mengevaluasi ulang film dokumenter tersebut.
"Kami masih belum tahu mengapa otoritas film menolak untuk menyetujuinya sebagai film seni sejak awal, dan bagaimana itu dievaluasi ulang dan melalui kriteria apa saja. Akan tetapi, kami menghargai keputusan para dewan sesuai apa yang sudah keluar. Kami berharap ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan peraturan tentang klasifikasi film-film independen," tutur perwakilan distributor film Assassins.
Disutradarai oleh Ryan White, Assassins merupakan film yang berpusat ada dua perempuan Asia Tenggara yang diduga membunuh putra dari mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-il dengan senjata kimia bernama VX di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada Februari 2017.
Berdasarkan keterangan perwakilan distributor sebagaimana dilaporkan The Korea Times dan Korea JoongAng Daily, film ini tidak memiliki unsur politis dan berfokus pada testimoni kedua tertuduh beserta dengan wawancara dengan pengacara mereka untuk menyajikan kisah tentang hak asasi manusia yang diabaikan.
Film ini juga mendalami bagaimana para individu, komunitas, dan negara berhadapan dengan Korea Utara dan ingin berkontribusi dalam kebebasan berpikir dan keragaman budaya.
Assassins tayang perdana pada Festival Film Sundance 2020 dan sempat mengajukan izin di Korea Selatan pada Mei 2021, tetapi pengajuan tersebut ditolak. Tiga distributor lokal film tersebut, The Coup, Watcha, dan kth, kemudian meminta KOFIC untuk mengevaluasi ulang film tersebut sebelum rilis resmi di bioskop Korea Selatan.
Di Korea Selatan, mendapatkan status atau kategori sebagai film seni penting untuk para pembuat film yang memproduksi film independen untuk mendapatkan slot tayang di bioskop fisik mengingat sulitnya film independen untuk tayang di bioskop multipleks dibandingkan dengan film-film komersil.
Film produksi distributor Greenwich Entertainment ini direncanakan akan tayang di bioskop Korea Selatan pada Agustus 2021.
Ingin tahu seperti apa cuplikan film dokumenter ini? Simak trailernya di bawah ini!
Editor: M R Purboyo
Persetujuan status sebagai film ini akhirnya didapatkan setelah Dewan Film Korea (Korean Film Council atau KOFIC) mengevaluasi ulang film dokumenter tersebut.
"Kami masih belum tahu mengapa otoritas film menolak untuk menyetujuinya sebagai film seni sejak awal, dan bagaimana itu dievaluasi ulang dan melalui kriteria apa saja. Akan tetapi, kami menghargai keputusan para dewan sesuai apa yang sudah keluar. Kami berharap ini bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan peraturan tentang klasifikasi film-film independen," tutur perwakilan distributor film Assassins.
Disutradarai oleh Ryan White, Assassins merupakan film yang berpusat ada dua perempuan Asia Tenggara yang diduga membunuh putra dari mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-il dengan senjata kimia bernama VX di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada Februari 2017.
Berdasarkan keterangan perwakilan distributor sebagaimana dilaporkan The Korea Times dan Korea JoongAng Daily, film ini tidak memiliki unsur politis dan berfokus pada testimoni kedua tertuduh beserta dengan wawancara dengan pengacara mereka untuk menyajikan kisah tentang hak asasi manusia yang diabaikan.
Film ini juga mendalami bagaimana para individu, komunitas, dan negara berhadapan dengan Korea Utara dan ingin berkontribusi dalam kebebasan berpikir dan keragaman budaya.
Assassins tayang perdana pada Festival Film Sundance 2020 dan sempat mengajukan izin di Korea Selatan pada Mei 2021, tetapi pengajuan tersebut ditolak. Tiga distributor lokal film tersebut, The Coup, Watcha, dan kth, kemudian meminta KOFIC untuk mengevaluasi ulang film tersebut sebelum rilis resmi di bioskop Korea Selatan.
Di Korea Selatan, mendapatkan status atau kategori sebagai film seni penting untuk para pembuat film yang memproduksi film independen untuk mendapatkan slot tayang di bioskop fisik mengingat sulitnya film independen untuk tayang di bioskop multipleks dibandingkan dengan film-film komersil.
Film produksi distributor Greenwich Entertainment ini direncanakan akan tayang di bioskop Korea Selatan pada Agustus 2021.
Ingin tahu seperti apa cuplikan film dokumenter ini? Simak trailernya di bawah ini!
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.