Women From Rote Island Tayang di Bioskop 22 Februari, Ini Harapan Sutradara Jeremias Nyangoen
30 January 2024 |
05:00 WIB
Film Women from Rote Island telah lebih dulu menyita perhatian audiens dari layar festival. Jelang penayangannya di layar lebar Indonesia mulai 22 Februari 2024, sutradara Jeremias Nyangoen berharap film ini dapat membuka mata dan hati penonton terhadap realitas kekerasan dan diskriminasi yang masih dialami oleh perempuan.
Women From Rote Island bercerita tentang perjalanan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Martha yang pulang ke Pulau Rote untuk menghadiri pemakaman sang ayah. Namun, di balik kesedihannya, Martha harus berjuang menghadapi trauma yang diderita.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Women from Rote Island, Film Terbaik FFI 2023 Tayang 22 Februari 2024 di Bioskop
Karakter Martha diceritakan sebagai korban kekerasan seksual ketika berada di negeri orang. Sejalan dengan itu, sang ibu yang bernama Orpa juga harus berjuang menghadapi kehidupan yang keras dan kenyataan tentang kekerasan serta diskriminasi.
Sutradara Jeremias Nyangoen berharap bahwa Women from Rote Island dapat membuka mata dan hati penonton terhadap realitas kekerasan dan diskriminasi yang masih dihadapi oleh para perempuan di banyak tempat.
“Semoga kita bisa bersama-sama merespons isu ini dengan cara yang positif dan mendukung perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan setara,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa Women from Rote Island bukan hanya sebuah film. Namun, sebuah perjuangan untuk menyuarakan realitas kehidupan yang mungkin terabaikan. Selain meraih penghargaan atau apresiasi, sang sutradara juga menginginkan karya ini membuka ruang diskusi dan perubahan tentang pandangan terhadap isu sosial yang dihadapi di NTT dan seluruh Indonesia.
Dengan kisah yang dekat dengan keseharian dan relatable, Women from Rote Island berusaha membangunkan kesadaran masyarakat terhadap ketidasetaraan yang masih terjadi di berbagai lapisan.
Women from Rote Island menjadi film yang tidak boleh dilewatkan oleh Genhype ketika tayang di bioskop. Karya ini tercatat telah meraih banyak penghargaan meskipun belum diputar di bioskop dalam negeri.
Di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2023, Women from Rote Island meraih kategori Penulis Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik oleh Jeremias Nyangoen, Pengarah Sinematografi Terbaik oleh Joseph Christoforus Fofid, dan Film Cerita Panjang Terbaik.
Karya yang premier di A Window On Asian Cinema Busan International Film Festival pada 7 Oktober 2023 itu juga membawa pulang Direction Award di Jakarta Film Week 2023.
Film Women from Rote Island secara keseluruhan memakan waktu hingga 4 tahun. 20 bulan di antaranya atau satu tahun 8 bulan dikhususkan oleh Jeremias untuk penulisan naskah yang mendalam dan berdaya.
Dia juga kerap melakukan perjalanan antara Jakarta dan Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur guna mencari sudut pandang yang autentik guna menggambarkan cerita ini. Tidak hanya itu, dia juga memilih para pemain yang belum pernah berakting untuk memberikan sentuhan asli yang lebih dalam.
"Kami berusaha menciptakan sesuatu yang tidak hanya memukau secara sinematik, tetapi juga menyentuh hati penonton. Selama perjalanan ini, kami tidak hanya menggarap film, tetapi juga berusaha menyuarakan isu-isu yang mungkin terlupakan oleh masyarakat luas,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Women From Rote Island bercerita tentang perjalanan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Martha yang pulang ke Pulau Rote untuk menghadiri pemakaman sang ayah. Namun, di balik kesedihannya, Martha harus berjuang menghadapi trauma yang diderita.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Women from Rote Island, Film Terbaik FFI 2023 Tayang 22 Februari 2024 di Bioskop
Karakter Martha diceritakan sebagai korban kekerasan seksual ketika berada di negeri orang. Sejalan dengan itu, sang ibu yang bernama Orpa juga harus berjuang menghadapi kehidupan yang keras dan kenyataan tentang kekerasan serta diskriminasi.
Sutradara Jeremias Nyangoen berharap bahwa Women from Rote Island dapat membuka mata dan hati penonton terhadap realitas kekerasan dan diskriminasi yang masih dihadapi oleh para perempuan di banyak tempat.
“Semoga kita bisa bersama-sama merespons isu ini dengan cara yang positif dan mendukung perubahan menuju masyarakat yang lebih adil dan setara,” katanya dalam rilis yang diterima Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa Women from Rote Island bukan hanya sebuah film. Namun, sebuah perjuangan untuk menyuarakan realitas kehidupan yang mungkin terabaikan. Selain meraih penghargaan atau apresiasi, sang sutradara juga menginginkan karya ini membuka ruang diskusi dan perubahan tentang pandangan terhadap isu sosial yang dihadapi di NTT dan seluruh Indonesia.
Dengan kisah yang dekat dengan keseharian dan relatable, Women from Rote Island berusaha membangunkan kesadaran masyarakat terhadap ketidasetaraan yang masih terjadi di berbagai lapisan.
Raih Banyak Penghargaan Sebelum Masuk Bioskop
Women from Rote Island menjadi film yang tidak boleh dilewatkan oleh Genhype ketika tayang di bioskop. Karya ini tercatat telah meraih banyak penghargaan meskipun belum diputar di bioskop dalam negeri.Di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2023, Women from Rote Island meraih kategori Penulis Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik oleh Jeremias Nyangoen, Pengarah Sinematografi Terbaik oleh Joseph Christoforus Fofid, dan Film Cerita Panjang Terbaik.
Karya yang premier di A Window On Asian Cinema Busan International Film Festival pada 7 Oktober 2023 itu juga membawa pulang Direction Award di Jakarta Film Week 2023.
Film Women from Rote Island secara keseluruhan memakan waktu hingga 4 tahun. 20 bulan di antaranya atau satu tahun 8 bulan dikhususkan oleh Jeremias untuk penulisan naskah yang mendalam dan berdaya.
Dia juga kerap melakukan perjalanan antara Jakarta dan Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur guna mencari sudut pandang yang autentik guna menggambarkan cerita ini. Tidak hanya itu, dia juga memilih para pemain yang belum pernah berakting untuk memberikan sentuhan asli yang lebih dalam.
"Kami berusaha menciptakan sesuatu yang tidak hanya memukau secara sinematik, tetapi juga menyentuh hati penonton. Selama perjalanan ini, kami tidak hanya menggarap film, tetapi juga berusaha menyuarakan isu-isu yang mungkin terlupakan oleh masyarakat luas,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.