Sutradara dan pemain film Women From Rote Island. (Sumber foto: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)

Sutradara Jeremias Nyangoen Ungkap Ide Cerita Film Women From Rote Island

21 February 2024   |   11:02 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Film Women From Rote Island menjadi film yang menarik perhatian para pencinta karya layar lebar. Selain karena telah memenangkan penghargaan sebagai film panjang terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2023, karya yang mendapatkan arahan dari sutradara Jeremias Nyangoen ini juga telah malang melintang di berbagai festival di luar negeri.

Terbaru, film ini tayang di Plaza Indonesia Film Festival yang berlangsung di Jakarta. Film yang bercerita tentang pelecehan dan kekerasan seksual ini menyita banyak perhatian pencinta film di dalam negeri.

Banyak orang ingin mengetahui jalan cerita film tersebut. Kondisi ini pun membuat pemesanan tiket pada hari pertama Plaza Indonesia Film Festival langsung ludes. 

Baca juga: Film Women from Rote Island Tayang di Bioskop 6 Negara

Cerita film Women From Rote Island yang mendapatkan perhatian dari banyak masyarakat tidak datang begitu saja. Sang sutradara dan juga penulis film ini melewati proses yang cukup panjang sebelum karya tersebut selesai dan dapat dinikmati oleh masyarakat.

Sutradara Jeremias Nyangoen menceritakan inspirasi film Women From Rote Island berawal dari seorang wanita di depan komplek perumahannya di Bekasi, Jawa Barat, yang dianggap banyak masyarakat sekitar memiliki kelainan jiwa.

Jeremias yang mengetahui kondisi sang wanita mengetahuinya dari remaja sampai dewasa, dari berpakaian rapi sampai berdiri di pinggir jalan – termasuk sampai tidak berpakaian dan akhirnya mengandung.

Kondisi wanita itu membuatnya berpikir bahwa ada orang yang tega menghamili sang wanita yang dianggap oleh masyarakat memiliki kelainan jiwa. Seperti banyak penulis, realita yang dilihatnya itu tidak langsung ditulis.

Cerita itu mengendap cukup lama di dalam kepalanya dan kerap mengganggu. Suatu saat, ketika diajak menulis cerita Women From Rote Island, dia melakukan observasi. Berbulan-bulan melihat apa yang terjadi di lapangan.

Saat di Rote, Nusa Tenggara Timur, Jeremias berbincang dengan banyak masyarakat selama berbulan-bulan. Saat melakukan observasi, dia mendapati bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu eksportir tenaga kerja yang tinggi di Indonesia.

Banyak para pekerja dari Rote yang merupakan bagian NTT mengalami pelecehan seksual dan pemerkosaan. Tidak hanya itu, dia juga menemukan terdapat tenaga kerja Indonesia yang mengalami pemerkosaan di perkebunan sawit di Sabah, Malaysia. Kepulangannya dari negeri jiran membuat sang wanita kian terpuruk karena lingkungan yang tidak bagus.

“Data yang saya dapat, terdapat 100 – 150 orang meninggal dunia dari NTT di Malaysia. Terpikir di kepala saya, berapa orang yang mengalami depresi berat kalau yang meninggal saja sebanyak itu,” ujarnya.

Dari hasil observasi dan pengamatan yang dimilikinya, dia pun mendapatkan tema untuk membuat cerita tentang pelecehan dan kekerasan seksual.

Women From Rote Island juga menjadi film yang dipersembahkan oleh sang sutradara untuk sang ibu dan para perempuan di mana saja. Baginya, perempuan adalah individu yang lebih kuat jika dibandingkan dengan para pria.

Jeremias berharap bahwa film Women From Rote Island dapat mengingatkan semua pihak bahwa pelecehan dan kekerasan seksual tidak melihat gender, usia, dan tempat, sehingga bisa terjadi di mana saja.

Film Women from Rote Island bercerita tentang kehidupan karakter bernama Martha, yakni seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru saja pulang ke Pulau Rote untuk menghadiri pemakaman sang ayah.

Di balik kesedihan akibat ditinggal meninggal sang ayah, Martha diam-diam menyimpan trauma mendalam akibat kekerasan seksual yang dialami ketika merantau ke negeri jiran.

Warga yang mengetahui kondisi Martha memberikan perlakuan secara tidak menyenangkan. Trauma yang mengendap dalam dirinya perlahan memunculkan berbagai masalah lain yang sangat pelik dalam kehidupannya. 

Baca juga: Ungkap Realitas Kehidupan Perempuan, Women from Rote Island Siap Getarkan Bioskop

Di sisi lain, Orpa, ibunda Martha (Linda Adoe) juga terus mengalami diskriminasi dari tradisi yang masih dianut di kampungnya. Orpa dan para anak perempuan ini terus berusaha menghadapi berbagai kondisi yang tak berpihak pada mereka.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Jadwal Lengkap MPL ID S13 dari Pekan 1 hingga 9

BERIKUTNYA

12 Drakor yang Bakal Tayang di Disney+ Hotstar Sepanjang 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: