7 Fakta Menarik Women from Rote Island, Film Terbaik FFI 2023 Tayang 22 Februari 2024 di Bioskop
24 January 2024 |
17:00 WIB
Film Women from Rote Island menarik perhatian publik sejak menyabet penghargaan Piala Citra sebagai Film Cerita Panjang Terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Kini, setelah publik dibuat penasaran, film besutan sutradara Jeremias Nyangoen itu akan tayang di bioskop Indonesia pada 22 Februari 2024.
Kabar perilisan ini tentunya menjadi angin segar bagi penikmat film di dalam negeri. Pasalnya, sejak diumumkan masuk ke dalam nominasi FFI 2023 hingga menyabet penghargaan utama di ajang bergengsi itu, Women from Rote Island memang belum tayang di bioskop. Tak ayal, jika banyak orang yang penasaran dengan karya yang didapuk sebagai film terbaik tahun lalu itu.
Baca juga: Film Terbaik FFI 2023 Women from Rote Island Tayang di Bioskop 22 Februari
Menariknya, Bintang Cahaya Sinema juga menyatakan bahwa pihaknya akan menyumbangkan 2,5 persen hasil penjualan tiket bioskop untuk para korban kekerasan seksual dan perdagangan orang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penyampaian pesan sekaligus perlawanan penting tentang kekerasan seksual dan perdagangan manusia yang dinilai paling menghancurkan hidup orang lain.
"Dengan niat awal yang baik saat membuat film ini, kami sangat yakin bahwa film ini memiliki rezekinya sendiri dan cahaya-Nya sendiri," tulis rumah produksi itu.
Sebelum menonton filmnya di bioskop, yuk simak beberapa fakta menarik film Women from Rote Island seperti yang telah dirangkum oleh Hypeabis.id berikut ini.
Dari segi cerita, film Women from Rote Island berkisah tentang Orpha (diperankan Linda Adoe) yang suaminya baru meninggal dunia. Hal itu membuatnya kini tinggal bersama tiga anak perempuannya.
Orpha juga harus berhadapan dengan diskriminasi dan tradisi turun temurun yang membuat perempuan selalu menjadi gender kedua, di bawah laki-laki, dan menjadi korban kekerasan. Orpha pun berjuang untuk mendapatkan keadilan dari kekerasan yang dia dan kedua anaknya alami.
Seperti judulnya, film Women from Rote Island mengambil latar di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan menampilkan kerasnya kehidupan di sana yang begitu kontras dengan keindahan alam dan sumber dayanya.
Cerita film Women from Rote Island kental dengan perlawanan terhadap tindakan kekerasan seksual khususnya yang masih marak terjadi di NTT. Sepanjang 2022, LBH APIK NTT mencatat ada 118 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dimana 38 persennya mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Berbagai dampak jangka panjang yang dialami para korban kekerasan bisa berakibat fatal yang mempengaruhi kondisi psikologis, fisik dan sosialnya. Kasus kekerasan pun kini makin variatif dan sangat kompleks, bahkan modusnya pun semakin canggih dan beragam. Akibatnya, kondisi ini sangat dipandang perlu ada edukasi seksual sejak dini.
"Keresahan para korban kekerasan seksual yang tak kunjung usai, mengharuskan kita harus lebih tegas dan berani bersuara untuk melawan kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan maupun laki-laki," tulis Bintang Cahaya Sinema.
Film Women from Rote Island menjadi debut bagi Jeremias Nyangoen sebagai sutradara, yang langsung mengantarkannya menyabet Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik di FFI 2023. Sebelumnya, pria kelahiran Pontianak itu terlibat sebagai penulis skenario dalam beberapa proyek film yakni Rumah Merah Putih (2019), Sedadu Kumbang (2011), Sang Dewi (2007), dan Denias, Senandung di Atas Awan (2006).
Sebelum menjadi penulis skenario, Jeremias lebih dulu dikenal karena perannya sebagai tokoh kanibal Indonesia, Sumanto, dalam film Kanibal-Sumanto pada 2004. Selain itu, dia juga pernah membintangi film Ketika (2004), Beth (2002), dan Kuldesak (1998).
Kabar perilisan ini tentunya menjadi angin segar bagi penikmat film di dalam negeri. Pasalnya, sejak diumumkan masuk ke dalam nominasi FFI 2023 hingga menyabet penghargaan utama di ajang bergengsi itu, Women from Rote Island memang belum tayang di bioskop. Tak ayal, jika banyak orang yang penasaran dengan karya yang didapuk sebagai film terbaik tahun lalu itu.
Baca juga: Film Terbaik FFI 2023 Women from Rote Island Tayang di Bioskop 22 Februari
Menariknya, Bintang Cahaya Sinema juga menyatakan bahwa pihaknya akan menyumbangkan 2,5 persen hasil penjualan tiket bioskop untuk para korban kekerasan seksual dan perdagangan orang. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penyampaian pesan sekaligus perlawanan penting tentang kekerasan seksual dan perdagangan manusia yang dinilai paling menghancurkan hidup orang lain.
"Dengan niat awal yang baik saat membuat film ini, kami sangat yakin bahwa film ini memiliki rezekinya sendiri dan cahaya-Nya sendiri," tulis rumah produksi itu.
Sebelum menonton filmnya di bioskop, yuk simak beberapa fakta menarik film Women from Rote Island seperti yang telah dirangkum oleh Hypeabis.id berikut ini.
1. Sinopsis film Women from Rote Island
Dari segi cerita, film Women from Rote Island berkisah tentang Orpha (diperankan Linda Adoe) yang suaminya baru meninggal dunia. Hal itu membuatnya kini tinggal bersama tiga anak perempuannya.Orpha juga harus berhadapan dengan diskriminasi dan tradisi turun temurun yang membuat perempuan selalu menjadi gender kedua, di bawah laki-laki, dan menjadi korban kekerasan. Orpha pun berjuang untuk mendapatkan keadilan dari kekerasan yang dia dan kedua anaknya alami.
Seperti judulnya, film Women from Rote Island mengambil latar di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan menampilkan kerasnya kehidupan di sana yang begitu kontras dengan keindahan alam dan sumber dayanya.
2. Perlawanan untuk kekerasan seksual di NTT
Cerita film Women from Rote Island kental dengan perlawanan terhadap tindakan kekerasan seksual khususnya yang masih marak terjadi di NTT. Sepanjang 2022, LBH APIK NTT mencatat ada 118 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dimana 38 persennya mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Berbagai dampak jangka panjang yang dialami para korban kekerasan bisa berakibat fatal yang mempengaruhi kondisi psikologis, fisik dan sosialnya. Kasus kekerasan pun kini makin variatif dan sangat kompleks, bahkan modusnya pun semakin canggih dan beragam. Akibatnya, kondisi ini sangat dipandang perlu ada edukasi seksual sejak dini.
"Keresahan para korban kekerasan seksual yang tak kunjung usai, mengharuskan kita harus lebih tegas dan berani bersuara untuk melawan kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan maupun laki-laki," tulis Bintang Cahaya Sinema.
3. Debut Jeremias Nyangoen sebagai sutradara
Film Women from Rote Island menjadi debut bagi Jeremias Nyangoen sebagai sutradara, yang langsung mengantarkannya menyabet Piala Citra sebagai Sutradara Terbaik di FFI 2023. Sebelumnya, pria kelahiran Pontianak itu terlibat sebagai penulis skenario dalam beberapa proyek film yakni Rumah Merah Putih (2019), Sedadu Kumbang (2011), Sang Dewi (2007), dan Denias, Senandung di Atas Awan (2006).Sebelum menjadi penulis skenario, Jeremias lebih dulu dikenal karena perannya sebagai tokoh kanibal Indonesia, Sumanto, dalam film Kanibal-Sumanto pada 2004. Selain itu, dia juga pernah membintangi film Ketika (2004), Beth (2002), dan Kuldesak (1998).
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.