5 Rekomendasi Film untuk Memperingati Kemerdekaan Indonesia

Tak terasa Hari Kemerdekaan Indonesia sebentar lagi akan tiba. Tentu, ada banyak yang bisa kita lakukan untuk merayakannya. Namun, mengingat masih pandemi, ada baiknya jika kita memperingati kemerdekaan Indonesia dari rumah saja. Salah satunya bisa dengan menonton film-film yang terkait dengan perjuangan Indonesia.

Untuk itu, di sini telah ada 5 rekomendasi film mengenai kemerdekaan yang menarik untuk ditonton. Rekomendasi ini dibuat seberagam mungkin. Mulai dari film yang relatif baru hingga yang sudah lama; dari yang animasi hingga yang dokumenter. Apa saja film-filmnya? Simak rekomendasi film kemerdekaan indonesia berikut ini!
 

Trilogi Merdeka

Trilogi Merdeka mungkin adalah film yang paling populer bagi generasi sekarang. Terdiri dari tiga film, Merah Putih (2009), Darah Garuda (2010), dan Hati Merdeka (2011), Trilogi Merdeka mendapat cukup banyak penonton di bioskop, dan kerap diputar di televisi nasional. 

Trilogi Merdeka mengangkat kisah para pejuang yang diperankan oleh aktor-aktor ternama, seperti Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Donny Alamsyah, dan Teuku Rifnu Wikana. Berlatarkan peristiwa Agresi Militer Belanda, trilogi ini dipenuhi oleh aksi ala film-film perang. Ditambah dengan kru-kru dari luar negeri, trilogi ini menjadi salah satu film termahal yang pernah diproduksi di Indonesia.

Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)

Seperti yang diketahui, perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya terjadi lewat perang. Jalur politik dan diplomasi juga memegang peran yang vital kala itu. Di antara para tokoh yang berjasa untuk hal ini, nama Sukarno tentu menjadi yang paling teratas.

Peran Sukarno sebagai Bapak Proklamator diangkat dalam film Soekarno karya Hanung Bramantyo. Dalam film ini kita bisa melihat dinamika politik pada masa itu, termasuk perbedaan pandangan Soekarno dengan para founding fathers lain seperti Bung Hatta dan Bung Sjahrir. Tak ketinggalan, sisi-sisi personal Bung Karno juga diangkat dalam film ini.

Battle of Surabaya (2015)

Tema perjuangan juga hadir dalam bentuk animasi, yakni dalam Battle of Surabaya. Disutradarai oleh Aryanto Yuniawan, Battle of Surabaya mengambil sudut pandang Musa, anak 13 tahun yang bertugas mengirim surat penting.

Lewat animasi, momen-momen pertempuran di Surabaya pada November 1945 dieksplorasi secara leluasa oleh pembuat film. Penonton juga dibuat tegang oleh berbagai kendala sepanjang perjalanan Musa. Pertanyaannya: berhasilkah Musa menjalankan misinya?

Doea Tanda Mata (1984)

Tidak seperti film-film sebelumnya, Doe Tanda Mata tidak mengangkat tokoh besar ataupun peperangan hebat. Film karya Teguh Karya ini menceritakan seorang musisi yang terlibat pergerakan pada 1930-an; Goenadi namanya. 

Diperankan oleh Alex Komang, Goenadi harus menghadapi agenda pribadi dan agenda politis yang berkelindan. Pada akhirnya, ia pun mengakui bahwa dirinya terlalu lemah untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Kepada istrinya, Goenadi menulis, “Bagaimana mungkin, mengatasi diri saja aku masih belum mampu….”
 

Indonesia Calling (1946)

Ketika Indonesia proklamasi, apa yang dilakukan oleh bangsa lain? Ini adalah pertanyaan menarik yang salah satunya terjawab dalam dokumenter karya Joris Ivens, Indonesia Calling. Film ini menceritakan bagaimana serikat pelaut dan pekerja di Sydney bersolidaritas menolak kapal-kapal Belanda yang akan membawa senjata ke Indonesia.

Dalam blognya, kritikus film Eric Sasono menyebut banyak alasan mengapa Indonesia Calling menjadi film yang penting. Salah satunya adalah karena lewat film tersebut, kita mengetahui bahwa bangsa Indonesia tidak sendirian mengupayakan kemerdekaan.

“Ini menggambarkan bahwa gerakan kemerdekaan Indonesia dalam beberapa tahun pertama sesudah 1945 ternyata bersifat transnasional, kalau tidak sepenuhnya kosmopolitan,” tulisnya. 



Editor: Dika Irawan