Begini Cara Virus Corona Menyerang Saraf Penderitanya
15 August 2021 |
13:15 WIB
Infeksi virus corona ternyata tidak hanya menyerang saluran pernapasan, tetapi juga dapat berdampak negatif terhadap saraf dan otak. Sebuah penelitian di Meksiko menunjukkan, dari 370 pasien yang dirawat, sekitar 20 persen mengalami gejala neurologis seperti sakit kepala, anosmia, ageusia dan gangguan neurologis lainnya.
Selain itu, penelitian dari Oxford menunjukkan dari 236.379 pasien yang didiagnosis Covid-19, sebanyak 33,62 persen nya mengalami gangguan neurologis dan psikiatris dalam 6 bulan setelahnya.
Spesialis Saraf dari RSUI dr. Ramdinal Aviesena Zairinal menjelaskan bahwa terdapat dua cara virus mengenai saraf, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Untuk secara langsung, virus berada pada ujung-ujung saraf, misalnya saraf pada hidung, lidah, paru-paru, usus, lalu ke otak.
“Pada jalur yang tidak langsung, saraf bisa terkena akibat respon tubuh melawan virus, virus di dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh dan bisa masuk ke otak,” jelasnya.
Penelitian terkait gangguan saraf pada penderita Covid-19 di RSUI dan RSCM yang dilakukan Sena dan timnya, menunjukkan bahwa dari 227 pasien, 59 di antaranya mengalami penurunan kesadaran, 58 kasus stroke, 46 kasus pingsan, 28 kasus kejang, 22 kasus sakit kepala, 16 kasus infeksi otak, serta 8 kasus gangguan penciuman atau pengecapan.
Selain itu tercatat angka kematian selama perawatan di rumah sakit sebesar 48,5 persen atau 110 dari 227 kasus. Di rumah sakit karena didominasi oleh pasien yang bergejala berat, maka kebanyakan juga memiliki gangguan saraf yang berat.
Sena menyebut pada kondisi awal, gangguan saraf bisa berupa sakit kepala, gangguan penciuman dan pengecapan. Sementara pada kondisi lanjut, gangguan saraf bisa berupa stroke, penurunan kesadaran, dan kejang. Oleh karena itu penting sekali untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Editor: Dika Irawan
Selain itu, penelitian dari Oxford menunjukkan dari 236.379 pasien yang didiagnosis Covid-19, sebanyak 33,62 persen nya mengalami gangguan neurologis dan psikiatris dalam 6 bulan setelahnya.
Spesialis Saraf dari RSUI dr. Ramdinal Aviesena Zairinal menjelaskan bahwa terdapat dua cara virus mengenai saraf, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Untuk secara langsung, virus berada pada ujung-ujung saraf, misalnya saraf pada hidung, lidah, paru-paru, usus, lalu ke otak.
“Pada jalur yang tidak langsung, saraf bisa terkena akibat respon tubuh melawan virus, virus di dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh dan bisa masuk ke otak,” jelasnya.
Penelitian terkait gangguan saraf pada penderita Covid-19 di RSUI dan RSCM yang dilakukan Sena dan timnya, menunjukkan bahwa dari 227 pasien, 59 di antaranya mengalami penurunan kesadaran, 58 kasus stroke, 46 kasus pingsan, 28 kasus kejang, 22 kasus sakit kepala, 16 kasus infeksi otak, serta 8 kasus gangguan penciuman atau pengecapan.
Selain itu tercatat angka kematian selama perawatan di rumah sakit sebesar 48,5 persen atau 110 dari 227 kasus. Di rumah sakit karena didominasi oleh pasien yang bergejala berat, maka kebanyakan juga memiliki gangguan saraf yang berat.
Sena menyebut pada kondisi awal, gangguan saraf bisa berupa sakit kepala, gangguan penciuman dan pengecapan. Sementara pada kondisi lanjut, gangguan saraf bisa berupa stroke, penurunan kesadaran, dan kejang. Oleh karena itu penting sekali untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.