Bunda, Begini Kiat Tepat Mengatur Screen Time agar Kesehatan Mata Anak Terjaga
08 January 2024 |
16:00 WIB
Selain menjadi perhatian orang tua, ahli medis di seluruh dunia tengah berupaya menekan kasus gangguan kesehatan mata akibat tingginya aktivitas layar (screen time). Pada era serba digital saat ini, adalah hal yang sangat sulit untuk menghindari layar gawai, yang dipenuhi informasi dan hiburan.
Tantangan ini kian nyata bagi generasi muda dan anak-anak yang hampir tiap hari berdampingan dengan gadget. Pada kasus anak, orang tua harus pandai menyiasati screen time agar tak membuatnya kecanduan dan menyebabkan masalah kesehatan pada mata.
Data Myopia Institute memperkirakan 30% penduduk dunia saat ini telah menderita rabun jauh. Pada anak-anak, degenerasi makula rabun menjadi masalah kesehatan serius yang bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Penelitian McCullogh dkk pada 2016 prevalensi miopia pada anak-anak kian mengkhawatirkan. Sekitar 4 negara yang tercatat memiliki prevalensi tinggi adalah Hong Kong (62%), China (47%), Singapura (53%), dan Amerika Serikat (42%).
Baca juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, menyebutkan bahwa melihat layar dengan jarak yang terlalu dekat bisa memicu otot mata berkontraksi dan menyebabkan bola mata memanjang dan cekung. Saat dalam aktivitas membaca atau screen time, mata manusia terus dipaksa kontraksi yang bisa menyebabkan kelelahan pada mata atau eye strain.
Fenomena ini ramai dijumpai orang tua saat anak menghabiskan masa screen time yang lebih lama. “Terkadang waktu screen time menjadi lebih panjang dari biasanya (saat liburan),” kata Ngabila.
Menurut Ngabila, orang tua perlu memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan mata, utamanya bagi anak-anak yang sedang dalam masa sekolah. Sebab kesehatan mata merupakan jendela dunia bagi anak yang sedang banyak beraktivitas di dunia akademik.
Dokter Spesialis Mata RSUD Tamansari Jakarta Faraby Martha menyampaikan hal yang senada. Peningkatan penggunaan gawai pada anak terjadi karena kurangnya aktivitas luar rumah. Menurutnya, ini biasanya terjadi saat masa liburan. Sayangnya, banyak anak yang terlambat mendapat penanganan karena kurangnya kesadaran orang tua tentang kesehatan mata anak.
Menurut Faraby, terkadang anak belum mampu mengekspresikan keluhannya dengan leluasa saat mengalami kondisi mata buram. Untuk itu, orang tua bisa mengetahui ciri-ciri gangguan mata dengan beberapa gejala, misalnya sering mengucek mata, memicingkan mata saat melihat objek jauh, hingga berusaha mendekatkan pemandangan dengan objek tertentu.
Idealnya, Faraby menyarankan orang tua melakukan skrining atau pemeriksaan dini terkait gangguan kesehatan mata saat berusia 6 tahun atau fase memasuki usia sekolah dasar (SD). Sebab, anak sudah mulai melakukan aktivitas melihat jarak jauh yang lebih banyak dalam kegiatan belajar dan kesehariannya.
Baca juga: Ini Solusi Mengatasi Mata Lelah Akibat Kelamaan Menatap Layar Komputer
Faraby mengiyakan jika rata-rata masalah kesehatan mata anak yang berkaitan dengan gawai bisa memicu miopia atau rabun jauh. Terkadang, rabun jauh ini baru terjadi saat anak menginjak dewasa. Risiko miopia tersebut bisa dipicu dari aktivitas screen time yang berlebihan saat masih berada pada fase pertumbuhan anak.
“Dalam kasus anak, memberi gadget pada usia kurang 2 tahun itu bisa merangsang anak memiliki penyakit miopia dan efeknya nanti saat dia dewasa,” kata Faraby.
Menurutnya, makin dekat jarak antara mata dengan layar gawai maka akan menyebabkan otot mata bekerja lebih keras. Sebaliknya, mata akan berada pada kondisi rileks saat melihat objek jarak jauh sekitar atau lebih dari 6 meter. Sementara penglihatan jarak sedang seperti aktivitas menonton televisi dengan jarak 80 cm hingga 2 meter, dinilai Faraby, tidak terlalu membahayakan apabila dibandingkan dengan screen time.
“Screen time dihubungkan dengan penglihatan jarak dekat. Ada komponen dalam mata yang lebih bekerja keras saat screen time dengan rata-rata jarak 30- 40 cm, biasanya aktivitas melihat layar gadget atau komputer,” katanya.
Untuk menyiasati kecanduan anak terhadap screen time, orang tua disarankan mengajak anak melakukan aktivitas non-screen time yang tak kalah menyenangkan seperti mengajak anak bermain sepeda, bermain bola, dan berinteraksi secara langsung di luar penggunaan gawai.
Selain itu, orang tua bisa membuat aturan tegas mengenai screen time pada anak meskipun di waktu libur. Misalnya, tidak boleh melihat layar gawai saat waktu makan dan sebelum tidur.
“Pastikan anak tidak berkontak dengan gadget minimal 1 jam sebelum waktu tidurnya. Karena jika aktif menggunakan gadget jelang tidur, aktivitas otak anak masih tinggi dan bisa membuat kualitas tidur anak buruk atau bahkan sulit tidur,” kata Faraby.
Baca juga: 7 Langkah Mudah Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Tantangan ini kian nyata bagi generasi muda dan anak-anak yang hampir tiap hari berdampingan dengan gadget. Pada kasus anak, orang tua harus pandai menyiasati screen time agar tak membuatnya kecanduan dan menyebabkan masalah kesehatan pada mata.
Data Myopia Institute memperkirakan 30% penduduk dunia saat ini telah menderita rabun jauh. Pada anak-anak, degenerasi makula rabun menjadi masalah kesehatan serius yang bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Penelitian McCullogh dkk pada 2016 prevalensi miopia pada anak-anak kian mengkhawatirkan. Sekitar 4 negara yang tercatat memiliki prevalensi tinggi adalah Hong Kong (62%), China (47%), Singapura (53%), dan Amerika Serikat (42%).
Baca juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama, menyebutkan bahwa melihat layar dengan jarak yang terlalu dekat bisa memicu otot mata berkontraksi dan menyebabkan bola mata memanjang dan cekung. Saat dalam aktivitas membaca atau screen time, mata manusia terus dipaksa kontraksi yang bisa menyebabkan kelelahan pada mata atau eye strain.
Fenomena ini ramai dijumpai orang tua saat anak menghabiskan masa screen time yang lebih lama. “Terkadang waktu screen time menjadi lebih panjang dari biasanya (saat liburan),” kata Ngabila.
Menurut Ngabila, orang tua perlu memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan mata, utamanya bagi anak-anak yang sedang dalam masa sekolah. Sebab kesehatan mata merupakan jendela dunia bagi anak yang sedang banyak beraktivitas di dunia akademik.
Ilustrasi anak bermain gadget (Sumber foto: Unsplash/Patricia Prudente)
Menurut Faraby, terkadang anak belum mampu mengekspresikan keluhannya dengan leluasa saat mengalami kondisi mata buram. Untuk itu, orang tua bisa mengetahui ciri-ciri gangguan mata dengan beberapa gejala, misalnya sering mengucek mata, memicingkan mata saat melihat objek jauh, hingga berusaha mendekatkan pemandangan dengan objek tertentu.
Idealnya, Faraby menyarankan orang tua melakukan skrining atau pemeriksaan dini terkait gangguan kesehatan mata saat berusia 6 tahun atau fase memasuki usia sekolah dasar (SD). Sebab, anak sudah mulai melakukan aktivitas melihat jarak jauh yang lebih banyak dalam kegiatan belajar dan kesehariannya.
Baca juga: Ini Solusi Mengatasi Mata Lelah Akibat Kelamaan Menatap Layar Komputer
Faraby mengiyakan jika rata-rata masalah kesehatan mata anak yang berkaitan dengan gawai bisa memicu miopia atau rabun jauh. Terkadang, rabun jauh ini baru terjadi saat anak menginjak dewasa. Risiko miopia tersebut bisa dipicu dari aktivitas screen time yang berlebihan saat masih berada pada fase pertumbuhan anak.
“Dalam kasus anak, memberi gadget pada usia kurang 2 tahun itu bisa merangsang anak memiliki penyakit miopia dan efeknya nanti saat dia dewasa,” kata Faraby.
Menurutnya, makin dekat jarak antara mata dengan layar gawai maka akan menyebabkan otot mata bekerja lebih keras. Sebaliknya, mata akan berada pada kondisi rileks saat melihat objek jarak jauh sekitar atau lebih dari 6 meter. Sementara penglihatan jarak sedang seperti aktivitas menonton televisi dengan jarak 80 cm hingga 2 meter, dinilai Faraby, tidak terlalu membahayakan apabila dibandingkan dengan screen time.
“Screen time dihubungkan dengan penglihatan jarak dekat. Ada komponen dalam mata yang lebih bekerja keras saat screen time dengan rata-rata jarak 30- 40 cm, biasanya aktivitas melihat layar gadget atau komputer,” katanya.
Untuk menyiasati kecanduan anak terhadap screen time, orang tua disarankan mengajak anak melakukan aktivitas non-screen time yang tak kalah menyenangkan seperti mengajak anak bermain sepeda, bermain bola, dan berinteraksi secara langsung di luar penggunaan gawai.
Selain itu, orang tua bisa membuat aturan tegas mengenai screen time pada anak meskipun di waktu libur. Misalnya, tidak boleh melihat layar gawai saat waktu makan dan sebelum tidur.
“Pastikan anak tidak berkontak dengan gadget minimal 1 jam sebelum waktu tidurnya. Karena jika aktif menggunakan gadget jelang tidur, aktivitas otak anak masih tinggi dan bisa membuat kualitas tidur anak buruk atau bahkan sulit tidur,” kata Faraby.
Baca juga: 7 Langkah Mudah Cara Menjaga Kesehatan Mata Anak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.