Pakai Lirik Bahasa Madura, Lagu Polo Nyaba Jadi Eksplorasi Baru Iga Massardi & Badrus Zeman
05 January 2024 |
20:47 WIB
Iga Massardi, vokalis dan gitaris Barasuara berkolaborasi dengan Badrus Zeman, pendiri band Lorjhu, dalam menggarap lagu "Polo Nyaba". Menjadi bagian dari album Sonic/Panic, lagu ini diakui sebagai salah satu proyek musik yang menantang dan penuh eksplorasi.
"Polo Nyaba", yang menjadi judul besar lagu ini adalah istilah yang diambil dari bahasa Madura. Polo artinya pulau, sedangkan Nyaba artinya napas atau kehidupan. Sesuai judulnya, lagu ini mencoba menghadapkan para pendengarnya tentang persoalan polusi udara
Iga mengatakan membuat lagu dengan tema cukup serius selalu penuh tantangan. Sebab, dirinya tidak hanya harus menerjemahkan data-data sains menjadi sebuah rangkaian kata yang mudah dipahami, tetapi juga mesti relevan bagi pendengar.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Lagu dan Video Klip Indonesia Paling Populer Sepanjang Tahun
Untuk sampai pada tahapan itu, dirinya tak ingin menggunakan narasi yang terlalu abstrak. Bersama Badrus, keduanya meramu konsep lagu yang berbasis fakta. "Polo Nyaba" atau pulau napas bukanlah judul yang berisi bualan belaka.
“Pulau napas itu beneran ada. Ini adalah julukan buat Gili Iyang, salah satu wilayah kecil yang ada di daerah Sumenep, ujung timur pulau Madura,” ungkap Iga kepada Hypeabis.id.
Bagi Iga, Gili Iyang adalah salah satu wilayah ajaib di Indonesia. Sebab, kualitas udara dan tingkat oksigen di wilayah ini menjadi yang terbaik kedua secara global, setelah Laut Mati di Yordania. Menambah keunikannya, pulau ini juga memiliki populasi lansia berusia seratus tahun yang cukup banyak dibanding daerah lain di Indonesia.
Berangkat dari premis sederhana ini, Iga dan Badrus lalu meramu lagu "Polo Nyaba" dalam balutan cerita dongeng. Lagu ini mencoba bercerita tentang pulau terpencil dengan indeks oksigen terbaik yang mulai mendapat ancaman.
Pulau tersebut mesti menghadapi perang antara kebaikan dan keserakahan. Akan tetapi, hingga akhir lagu, tidak dijelaskan siapa yang jadi pemenangnya. Menurut Iga, para pendengarlah yang nantinya akan menentukan pemenang tersebut. Sebab, sampai hari ini, pertarungan ini masih terus terjadi.
"Polo Nyaba" hanya satu dari banyak hal serupa terjadi di Indonesia. Menurut Iga, persoalan polusi udara kian hari makin mengkhawatirkan. Padahal, oksigen merupakan kebutuhan dasar yang tak bisa tergantikan.
Di kota-kota lain, kejadiannya tak jauh berbeda. Di Jakarta misalnya, data dari Airnow.gov menunjukkan masyarakat hanya menikmati udara bersih dalam kategori baik selama 16 hari saja di Jakarta Pusat. Lalu, hanya 10 hari di Jakarta Selatan. Sisanya, didominasi udara kategori Sedang, dan Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif, dan Tidak Sehat.
Iga menjelaskan alasan pertama adalah karena musisi yang sedang berkolaborasi dengannya adalah orang Madura. Kedua, ada sesuatu yang terlihat lebih menarik ketika narasi yang dihadirkan muncul dalam bahasa ini.
Menurutnya, ini bisa jadi sesuatu yang baru, yakni orang mendengar lagu tentang isu lingkungan tetapi dengan bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Madura. Hal ini juga diharapkan bisa jadi faktor menarik perhatian pendengar.
Iga mengaku tak khawatir esensi lagu ini akan menjadi terhambat sampai ke pendengar karena pemilihan bahasa. Menurutnya, sebuah bahasa sudah seharusnya ditaruh dalam garis kesetaraan. Dalam artian, bahasa Madura juga mesti dianggap sebagai bahasa dunia.
“Kita sekarang enggak merasa asing dengan bahasa Inggris, bahasa Jepang, atau bahasa Korea. Padahal, sebelumnya juga kita mungkin merasa ‘wah bahasa apa ini’. Dengan bahasa yang masih tiga familiar, mungkin ini bisa jadi trigger untuk orang mau tahu dan pada akhirnya terbiasa seperti bahasa-bahasa lain,” imbuhnya.
Dalam hal bermusik, Iga juga menjajal sejumlah eksplorasi baru. Pada lagu ini, dirinya banyak menggunakan unsur musik progresif, baik dari Indonesia seperti God bless atau luar negeri semisal Eagles.
Lirik Lagu Polo Nyaba:
Caretana
Kaodi’en Polo Nyaba
E tenga saghere
Odi’ settong
Bhungkas asmana
Saebu taon odik omorrah
Polo
Nyaba
Bhungkassa anyaba
Nyaba
Manyettong alamah
Polo
Arabet ka odi’en
Nyaba
Anyabah mahlok sa essena
Ngaleser
Ngaleser anginna
Akoba’
Akoba’ daunah
Naong
Naong polona
Anyabah
Anyabah bumina
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Deteng Bha’bhuta se tama’ Mekol apoy ngobbhar hawanah Ancor takello’ bhungkasah Bha’bhuta aghellek ngalakkak
Ngaleser
Rabak!
Etambuh anginah
Akoba’
Rabak!
Takellok deunah
Caretana Polo Nyaba
Ancor rabak
Eontal Bha’bhuta
Polo Nyaba
Tak anyaba
Saebu taon
Polo Nyaba
Baca juga: 10 Lagu Paling Populer Versi Google Trends, Idol dari Yoasobi Paling Dicari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
"Polo Nyaba", yang menjadi judul besar lagu ini adalah istilah yang diambil dari bahasa Madura. Polo artinya pulau, sedangkan Nyaba artinya napas atau kehidupan. Sesuai judulnya, lagu ini mencoba menghadapkan para pendengarnya tentang persoalan polusi udara
Iga mengatakan membuat lagu dengan tema cukup serius selalu penuh tantangan. Sebab, dirinya tidak hanya harus menerjemahkan data-data sains menjadi sebuah rangkaian kata yang mudah dipahami, tetapi juga mesti relevan bagi pendengar.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Lagu dan Video Klip Indonesia Paling Populer Sepanjang Tahun
Untuk sampai pada tahapan itu, dirinya tak ingin menggunakan narasi yang terlalu abstrak. Bersama Badrus, keduanya meramu konsep lagu yang berbasis fakta. "Polo Nyaba" atau pulau napas bukanlah judul yang berisi bualan belaka.
“Pulau napas itu beneran ada. Ini adalah julukan buat Gili Iyang, salah satu wilayah kecil yang ada di daerah Sumenep, ujung timur pulau Madura,” ungkap Iga kepada Hypeabis.id.
Bagi Iga, Gili Iyang adalah salah satu wilayah ajaib di Indonesia. Sebab, kualitas udara dan tingkat oksigen di wilayah ini menjadi yang terbaik kedua secara global, setelah Laut Mati di Yordania. Menambah keunikannya, pulau ini juga memiliki populasi lansia berusia seratus tahun yang cukup banyak dibanding daerah lain di Indonesia.
Berangkat dari premis sederhana ini, Iga dan Badrus lalu meramu lagu "Polo Nyaba" dalam balutan cerita dongeng. Lagu ini mencoba bercerita tentang pulau terpencil dengan indeks oksigen terbaik yang mulai mendapat ancaman.
Pulau tersebut mesti menghadapi perang antara kebaikan dan keserakahan. Akan tetapi, hingga akhir lagu, tidak dijelaskan siapa yang jadi pemenangnya. Menurut Iga, para pendengarlah yang nantinya akan menentukan pemenang tersebut. Sebab, sampai hari ini, pertarungan ini masih terus terjadi.
"Polo Nyaba" hanya satu dari banyak hal serupa terjadi di Indonesia. Menurut Iga, persoalan polusi udara kian hari makin mengkhawatirkan. Padahal, oksigen merupakan kebutuhan dasar yang tak bisa tergantikan.
Di kota-kota lain, kejadiannya tak jauh berbeda. Di Jakarta misalnya, data dari Airnow.gov menunjukkan masyarakat hanya menikmati udara bersih dalam kategori baik selama 16 hari saja di Jakarta Pusat. Lalu, hanya 10 hari di Jakarta Selatan. Sisanya, didominasi udara kategori Sedang, dan Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif, dan Tidak Sehat.
Eksplorasi Musik dan Lirik
Di lagu ini, Iga dan Badrus melakukan eksplorasi menarik pada lagunya. Mereka bereksperimen dengan menulis seluruh liriknya dengan menggunakan bahasa Madura. Ada beberapa alasannya.Iga menjelaskan alasan pertama adalah karena musisi yang sedang berkolaborasi dengannya adalah orang Madura. Kedua, ada sesuatu yang terlihat lebih menarik ketika narasi yang dihadirkan muncul dalam bahasa ini.
Menurutnya, ini bisa jadi sesuatu yang baru, yakni orang mendengar lagu tentang isu lingkungan tetapi dengan bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Madura. Hal ini juga diharapkan bisa jadi faktor menarik perhatian pendengar.
Iga mengaku tak khawatir esensi lagu ini akan menjadi terhambat sampai ke pendengar karena pemilihan bahasa. Menurutnya, sebuah bahasa sudah seharusnya ditaruh dalam garis kesetaraan. Dalam artian, bahasa Madura juga mesti dianggap sebagai bahasa dunia.
“Kita sekarang enggak merasa asing dengan bahasa Inggris, bahasa Jepang, atau bahasa Korea. Padahal, sebelumnya juga kita mungkin merasa ‘wah bahasa apa ini’. Dengan bahasa yang masih tiga familiar, mungkin ini bisa jadi trigger untuk orang mau tahu dan pada akhirnya terbiasa seperti bahasa-bahasa lain,” imbuhnya.
Dalam hal bermusik, Iga juga menjajal sejumlah eksplorasi baru. Pada lagu ini, dirinya banyak menggunakan unsur musik progresif, baik dari Indonesia seperti God bless atau luar negeri semisal Eagles.
Lirik Lagu Polo Nyaba:
Caretana
Kaodi’en Polo Nyaba
E tenga saghere
Odi’ settong
Bhungkas asmana
Saebu taon odik omorrah
Polo
Nyaba
Bhungkassa anyaba
Nyaba
Manyettong alamah
Polo
Arabet ka odi’en
Nyaba
Anyabah mahlok sa essena
Ngaleser
Ngaleser anginna
Akoba’
Akoba’ daunah
Naong
Naong polona
Anyabah
Anyabah bumina
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Bha’ Bhutah
Deteng Bha’bhuta se tama’ Mekol apoy ngobbhar hawanah Ancor takello’ bhungkasah Bha’bhuta aghellek ngalakkak
Ngaleser
Rabak!
Etambuh anginah
Akoba’
Rabak!
Takellok deunah
Caretana Polo Nyaba
Ancor rabak
Eontal Bha’bhuta
Polo Nyaba
Tak anyaba
Saebu taon
Polo Nyaba
Baca juga: 10 Lagu Paling Populer Versi Google Trends, Idol dari Yoasobi Paling Dicari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.