Ilustrasi ikan pari. (Sumber gambar: Freepik)

6 Fakta Pari Jawa yang Punah, Pertama Kali Ditemukan di Pasar Ikan Jakarta

27 December 2023   |   18:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Perubahan iklim yang semakin nyata dan ulah manusia yang acapkali eksploitatif, membuat kelangsungan hidup hewan-hewan langka kian terancam bahkan punah. Terbaru, ikan Pari Jawa (Urolophus javanicus), salah satu spesies pari yang sangat langka di dunia, secara resmi dinyatakan punah.

Ikan yang memiliki nama Java Stingaree itu masuk ke dalam Red List of Threatened Species atau Daftar Merah Spesies Terancam Punah oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Pengumuman tersebut disampaikan pada acara KTT iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada awal Desember tahun ini, setelah penelitian panjang yang dilakukan sejak 2017. 

Baca juga: Sedih, Ikan Pari Jawa Resmi Punah Akibat Aktivitas Manusia
 
"Hilangnya salah satu spesies ikan pari menandai kepunahan pertama spesies ikan laut akibat aktivitas manusia," kata Craig Hilton-Taylor selaku Kepala Unit Daftar Merah IUCN dikutip dari laman Radio Free Asia.
 
Menurut Julia Constance, ketua peneliti sekaligus kandidat doktor di Universitas Charles Darwin Australia, penangkapan ikan secara intensif dan tidak diatur, ditambah dengan hilangnya dan degradasi habitat pesisir akibat industrialisasi, merupakan faktor utama yang menyebabkan kepunahan ikan Pari Jawa.
 
"Perubahan iklim merupakan ancaman terhadap keanekaragaman kehidupan di planet kita. Hari ini, kami membawa bukti dampak perubahan iklim terhadap perusakan alam terhadap spesies,” kata Gretel Aguilar, Direktur Jenderal IUCN. 
 
Kepunahan ikan Pari Jawa tentunya menjadi kabar menyedihkan. Pasalnya, ikan Pari Jawa merupakan salah satu spesies pari yang sangat langka di dunia, dan disebut hanya ditemukan di Indonesia. Berikut adalah sederet fakta tentang ikan Pari Jawa yang telah dirangkum oleh Hypeabis.id dari berbagai sumber.


1. Hanya Satu Spesimen

Saking langkanya, ikan Pari Jawa yang tercatat rupanya menjadi satu-satunya spesimen yang berhasil ditemukan oleh manusia, hingga kini dinyatakan punah. Ikan Pari Jawa ditemukan pada Juli 1862 oleh ahli zoologi Jerman, Eduard von Martens. Dia membeli satu-satunya spesimen ikan Pari Jawa di sebuah pasar ikan di Jakarta.

Martens mendeskripsikan ikan tersebut sebagai Trygonoptera javanica dalam jurnal ilmiah Monatsberichte der Akademie der Wissenschaft zu Berlin (Laporan Bulanan Akademi Ilmu Pengetahuan, Berlin) pada 1864. Setelah itu, barulah penulis-penulis selanjutnya mengkategorikan spesies ini ke dalam genus Urolophus.
 

2. Hidup di Perairan Pantai Jawa

Habitat ikan Pari Jawa diduga oleh para peneliti IUCN tidak jauh dari daratan alias dekat dengan perairan pantai. Hal tersebut didasarkan fakta tentang temuan spesimen ikan tersebut di sebuah pasar ikan di Jakarta, yang kemungkinan saat ini masuk wilayah Jakarta Utara.
 
Data satu-satunya yang berhasil dicatat itu menjelaskan bahwa ikan ditangkap oleh nelayan yang pada masa tersebut jangkauan perahunya masih sangat terbatas.
 
Pada 1860-an, nelayan umumnya tidak akan mencari ikan terlalu jauh dari daratan Jakarta, dengan tujuan untuk menjaga ikan tetap segar dan berkualitas saat dijual di pasar. Kendati demikian, berdasarkan spesies pari yang lain, memungkinkan juga Pari Jawa berasal dari lokasi lain di Laut Jawa.
 

3. Ciri-ciri Ikan Pari Jawa

Satu-satunya spesimen ikan Pari Jawa diketahui merupakan ikan betina sepanjang 33 cm (13 inci). Ciri ikan ini adalah memiliki cakram sirip dada berbentuk lonjong yang lebih panjang dari lebarnya, serta ekor dengan sirip punggung di depan tulang penyengat dan sirip ekornya. Sementara tubuh bagian atasnya berwarna cokelat dengan corak bintik-bintik yang lebih gelap dan lebih terang
 

4. Berkembang Biak Secara Ovovivipar

Riwayat alamiah ikan pari Jawa sangat sedikit yang diketahui. Beberapa peneliti menduga bahwa ikan ini masuk ke dalam kategori ovovivipar yang bereproduksi dengan jumlah anak yang sedikit, seperti pada ikan pari lainnya.
 
Ovovivipar adalah salah satu cara berkembang biak hewan dengan cara mengembangbiakan telur di dalam tubuh induknya, tetapi cadangan makanan yang diperoleh embrio berasal dari dalam telur tersebut bukan dari tubuh induknya. 
 
Nantinya, telur yang telah dibuahi akan menetas pada saluran telur (oviduk), sehingga hewan ovovivipar terlihat seperti melahirkan. Kesan melahirkan ini didapat karena ketika keluar dari badan induknya sudah berbentuk utuh seperti anak.
 

5. Ikan Paling Diburu

Ikan Pari Jawa juga adalah satu dari sekian banyak biota laut yang dieksplorasi secara berlebihan. Spesies tersebut menjadi salah satu buruan oleh nelayan di sekitar Pantai Utara Jawa sejak abad 19. IUCN menyebutkan untuk membuka informasi yang sangat terbatas, kegiatan riset perikanan dan kelautan mulai dilaksanakan sejak era 1960-an, bersamaan dengan perkembangan universitas yang memiliki fakultas perikanan dan ilmu kelautan.
 
Riset yang dilakukan sejak 60 tahun lalu itu membuka fakta bahwa pari Jawa adalah ikan yang diperkirakan habitatnya ada di sekitar pesisir teluk Jakarta. Analisis itu muncul, karena pada 1860-an, teknologi pembekuan melalui es belum ada, sehingga kapal perikanan umumnya menggunakan cara pengawetan lebih sederhana.
 

6. Dinyatakan punah

IUCN telah resmi menyatakan ikan Pari Jawa ke dalam kategori punah, karena keberadaannya belum pernah dilaporkan lagi sejak ditemukan lebih dari 150 tahun yang lalu. Faktor utama yang menyebabkan kepunahan tersebut ialah habitat Pari Jawa yang mengalami degradasi dan penangkapan ikan besar-besaran.
 
Berdasarkan kajian IUCN sebelumnya, Pari Jawa sudah masuk daftar merah spesies yang terancam punah. Melalui ketetapan itu, tim kemudian mengkaji informasi berdasarkan sejarah ekologi, semua upaya survei yang dilakukan, dan semua ancaman masif yang berdampak pada spesies selama 160 tahun terakhir. Adapun, kegiatan riset dilakukan dengan menggunakan model yang sudah dikembangkan sejak 2017.

Baca  juga: Punah di Perairan China, Intip 5 Fakta Menarik Dugong

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

7 Drama Korea Pilihan Tayang Januari 2024: Marry My Husband hingga Doctor Slump

BERIKUTNYA

Profil Hayao Miyazaki, Maestro Animasi di Balik Studio Ghibli

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: