Genhype Alami Kecemasan Berlebih Karena Gadget? Kenali Ciri Nomophobia
18 December 2023 |
16:38 WIB
Peningkatan ketergantungan pada teknologi mobile dan perangkat pintar terus menunjukkan dampaknya. Penggunaan teknologi ini juga tidak lagi terbatas untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk mengakses internet, media sosial, pekerjaan, hiburan, dan berbagai fungsi lainnya.
Penggunaan aktif media sosial, yang sering membuat orang merasa perlu untuk selalu terhubung dan terupdate dengan aktivitas teman-teman mereka. Ketidakmampuan untuk memeriksa atau berpartisipasi dalam aktivitas media sosial dapat menimbulkan kecemasan.
Baca juga: Kecanduan Smartphone Picu Nomophobia, Yuk Ketahui Gejala & Penyebabnya!
Pernahkah kalian merasakan perasaan gelisah saat gadget tidak ada di genggaman? Kondisi ketika kalian ketakutan atau cemas saat tidak dapat menggunakan atau mengakses ponsel disebut dengan Nomophobia (No Mobile Phone Phobia).
Asisten Profesor Kedokteran Komunitas Institut Ilmu Kedokteran Himalaya Dr Sudip Bhattacharya dalam jurnal yang dirilis pada 2019 menyebutkan kondisi ini terjadi karena bentuk dari ketergantungan atas fungsi dan kemudahan yang di dapatkan dari penggunaan gadget.
Pesatnya perkembangan teknologi digital pada zaman ini yang menggabungkan fitur handphone dan sistem komputer sehingga memungkinkan untuk berkomunikasi dan memiliki status online dalam satu perangkat yang menunjang perubahan gaya hidup masyarakat membuat tingkat penggunaan gadget meningkat pesat.
Berdasarkan jurnal Computers in Human Behavior Volume 49 yang terbit pada 2015, Caglar Yildirim dan Ana-Paula Correia menemukan bahwa 77 persen nomophobia terjadi pada rentang usia 18-24 tahun yang merupakan fase remaja akhir.
Hal ini dipicu karena faktor tuntutan kebutuhan untuk selalu stand by menggenggam gadget yang disebabkan oleh tingginya rasa takut akan tertinggal dalam lingkup sosial sehingga membuat seseorang terus menerus berinteraksi melalui media sosial dan jika hal tersebut tidak dilakukan akan timbul perasaan cemas pada dirinya.
Dengan data yang ada membuktikan bahwa fenomena ini adalah hal lumrah yang dapat terjadi dan melihat dari penyebabnya ini bisa terjadi tidak hanya pada remaja melainkan segala usia karena gadget memungkinkan untuk digunakan pada berbagai macam usia.
Selain tingginya tingkat kecemasan yang terjadi dalam diri penderita, nomophobia juga dapat menyebabkan gangguan fisik seperti keringat dingin, kejang-kejang, masalah pencernaan dan serangan panik. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bagi respon mental maupun fisik.
Langkah awal yang dapat diambil untuk meminimalisir efek dari fobia ini adalah dengan menetapkan disiplin diri terhadap waktu pemakaian gadget dalam kegiatan sehari-hari dengan bertahap secara konsisten dan menekuni hobi yang digemari sehingga dapat lebih menikmati waktu yang dimiliki dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Manusia sebagai makhluk sosial memang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi secara langsung dengan individu lain. Interaksi sosial juga merupakan salah satu upaya untuk menunjang seseorang agar dapat bertahan hidup dan belajar mengenai hubungan timbal-balik serta tidak akan membuat kita merasa kesepian.
Komunikasi yang terjadi dalam interaksi yang terjalin juga akan melatih kita untuk dapat lebih mengenali apa yang kita rasakan dan apa yang orang lain rasakan sehingga tidak akan terjadi kekosongan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menyadari eksistensi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan saat ini dan menghargai setiap kebersamaan yang ada serta memperbanyak interaksi dalam lingkungan dapat membantu kita untuk menghindari bergantung pada media sosial dan gadget.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Penggunaan aktif media sosial, yang sering membuat orang merasa perlu untuk selalu terhubung dan terupdate dengan aktivitas teman-teman mereka. Ketidakmampuan untuk memeriksa atau berpartisipasi dalam aktivitas media sosial dapat menimbulkan kecemasan.
Baca juga: Kecanduan Smartphone Picu Nomophobia, Yuk Ketahui Gejala & Penyebabnya!
Pernahkah kalian merasakan perasaan gelisah saat gadget tidak ada di genggaman? Kondisi ketika kalian ketakutan atau cemas saat tidak dapat menggunakan atau mengakses ponsel disebut dengan Nomophobia (No Mobile Phone Phobia).
Asisten Profesor Kedokteran Komunitas Institut Ilmu Kedokteran Himalaya Dr Sudip Bhattacharya dalam jurnal yang dirilis pada 2019 menyebutkan kondisi ini terjadi karena bentuk dari ketergantungan atas fungsi dan kemudahan yang di dapatkan dari penggunaan gadget.
Pesatnya perkembangan teknologi digital pada zaman ini yang menggabungkan fitur handphone dan sistem komputer sehingga memungkinkan untuk berkomunikasi dan memiliki status online dalam satu perangkat yang menunjang perubahan gaya hidup masyarakat membuat tingkat penggunaan gadget meningkat pesat.
Berdasarkan jurnal Computers in Human Behavior Volume 49 yang terbit pada 2015, Caglar Yildirim dan Ana-Paula Correia menemukan bahwa 77 persen nomophobia terjadi pada rentang usia 18-24 tahun yang merupakan fase remaja akhir.
Hal ini dipicu karena faktor tuntutan kebutuhan untuk selalu stand by menggenggam gadget yang disebabkan oleh tingginya rasa takut akan tertinggal dalam lingkup sosial sehingga membuat seseorang terus menerus berinteraksi melalui media sosial dan jika hal tersebut tidak dilakukan akan timbul perasaan cemas pada dirinya.
Dengan data yang ada membuktikan bahwa fenomena ini adalah hal lumrah yang dapat terjadi dan melihat dari penyebabnya ini bisa terjadi tidak hanya pada remaja melainkan segala usia karena gadget memungkinkan untuk digunakan pada berbagai macam usia.
Selain tingginya tingkat kecemasan yang terjadi dalam diri penderita, nomophobia juga dapat menyebabkan gangguan fisik seperti keringat dingin, kejang-kejang, masalah pencernaan dan serangan panik. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bagi respon mental maupun fisik.
Langkah awal yang dapat diambil untuk meminimalisir efek dari fobia ini adalah dengan menetapkan disiplin diri terhadap waktu pemakaian gadget dalam kegiatan sehari-hari dengan bertahap secara konsisten dan menekuni hobi yang digemari sehingga dapat lebih menikmati waktu yang dimiliki dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Manusia sebagai makhluk sosial memang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi secara langsung dengan individu lain. Interaksi sosial juga merupakan salah satu upaya untuk menunjang seseorang agar dapat bertahan hidup dan belajar mengenai hubungan timbal-balik serta tidak akan membuat kita merasa kesepian.
Komunikasi yang terjadi dalam interaksi yang terjalin juga akan melatih kita untuk dapat lebih mengenali apa yang kita rasakan dan apa yang orang lain rasakan sehingga tidak akan terjadi kekosongan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menyadari eksistensi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan saat ini dan menghargai setiap kebersamaan yang ada serta memperbanyak interaksi dalam lingkungan dapat membantu kita untuk menghindari bergantung pada media sosial dan gadget.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.