Jual Beli Anjing dan Kucing Ras Ternyata Tak Semudah yang Dibayangkan
13 August 2021 |
11:09 WIB
Bagi sebagian orang, memelihara hewan peliharaan, terutama anjing atau kucing ras, tidaklah semudah kelihatannya. Sebelum membawa mereka pulang, ada sejumlah prosedur yang harus dilalui, dan ini terbilang cukup rumit, mengingat banyaknya hal yang harus dipenuhi.
Anjing atau kucing ras yang kebanyakan berasal dari luar negeri mempunyai sertifikat silsilah yang dikeluarkan oleh organisasi tertentu untuk memastikan kemurnian rasnya. Baik anjing maupun kucing ras murni (purebred) yang mengantongi sertifikat harganya bisa dua sampai tiga kali lebih mahal dibandingkan dengan yang tidak mengantongi sertifikat.
Keberadaan sertifikat silsilah menjadi penting untuk memastikan apakah anjing atau kucing yang dibeli benar-benar dari ras yang disebutkan oleh pemilik sebelumnya atau penjual. Keuntungan dari memilih anjing atau kucing ras murni adalah bisa memprediksi karakteristiknya ketika sudah dewasa.
Sudah barang tentu, pemilik mencari anjing atau kucing yang karakteristiknya sesuai dengan diri mereka dan lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, anjing atau kucing ras murni juga berpeluang untuk ikut serta dalam berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh organisasi resmi, baik di dalam maupun luar negeri.
Lantas, apa yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli anjing atau kucing ras murni yang mengantongi sertifikat silsilah?
Menurut Sekretariat Indonesian Cat Association (ICA) Pusat Eddy Suyanto, khusus untuk kucing ras calon pembeli bisa terlebih dahulu memastikan apakah benar rumah pembiakannya (cattery) sudah terdaftar secara resmi sebagai pembiak (breeder) di ICA dan organisasi kucing dunia seperti Federatione Internationale Feline (FIFe), Cat Fanciers Association (CFA), atau The International Cat Association (TICA).
“Bisa datang ke sekretariat ICA yang ada di daerah masing-masing untuk melakukan cross-check ke ICA Pusat apakah benar cattery atau breeder resmi ICA. Karena ICA itu adalah pusat data dan informasi,” katanya.
Pria yang aktif menjadi pembiak kucing ras Sphynx itu menyebut pemilik kucing juga bisa datang ke kantor secretariat ICA terdekat untuk memastikan keaslian dari sertifikat silsilah (pedigree) ICA kucing mereka. Pasalnya, tak sedikit oknum pembiak yang melakukan pemalsuan pedigree untuk memperoleh keuntungan berlipat dari kucing-kucing yang mereka jual.
“Untuk mengecek pedigree asli atau tidak bisa langsung dibantu cek ke pusat. Karena dulu ada yang memalsukan pedigree ICA. Untuk memeriksanya bisa lewat nomor microchip dan warna dari kucing,” ungkapnya.
Kemudian untuk kucing-kucing yang belum mengantongi pedigree lantaran baru didatangkan dari luar negeri, saat ini pengurusan pedigree dapat dilakukan secara di masing-masing kantor sekretariat ICA. Prosesnya memakan waktu kurang lebih 14 hari kerja lantaran harus diproses oleh pihak sekretariat ICA.
“Beli kucing impor bisa diputihkan, bisa dibikin pedigree ICA. Bisa juga punya double pedigree [dari negara asalnya]. Pedigree ICA dibutuhkan untuk breeding atau kontes-kontes ICA. Biayanya berbeda-beda tergantung pedigree awalnya dari mana. Persyaratan sertakan pedigree minimal empat generasi sebelumnya, nama owner, sebisa mungkin nomor microchip,” paparnya.
Demikian halnya untuk kucing yang dipindahtangankan dari pemilik yang berada di Indonesia. Pemilik barunya diminta untuk melakukan proses balik nama.
Adapun, untuk kucing rumahan yang sama sekali belum mengantongi pedigree ICA bisa diajukan dengan syarat kucing tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Biaya yang dibutuhkan cukup Rp150 ribu termasuk biaya pemasangan microchip.
Hal yang sama juga berlaku pada anjing ras. Indonesia Kennel Klub (dulunya Persatuan Kinologi Indonesia/Perkin) menjadi organisasi satu-satunya yang berwenang memberikan sertifikasi silsilah untuk anjing ras (stamboom) di Indonesia.
Organisasi yang diketuai oleh Benny Kwok Wie Sioe ini menjadi tempat bagi pemilik anjing ras di Indonesia melakukan pendaftaran ganti nama pemilik atau balik nama, pencatatan kelahiran anak anjing ras, pencatatan nama panggilan dan nama kendang, pembuatan duplikat silsilah, dan registrasi ulang anjing impor.
Terdapat perbedaan metode pemberian identitas pada anjing ras. Identitas pada anjing ras diberikan oleh IKK lewat tattoo kecil, biasanya di bagian telinga anjing ras. Alih-alih menggunakan microchip yang ditanamkan di balik kulit anjing tersebut.
Organisasi yang menjadi anggota Federasi Kinologi Internasional (Federation Cynologique Internationale/FCI) itu juga menjadi organisasi yang menetapkan standar anjing ras Indonesia, yakni Anjing Kintamani asal Bali pada 2019 lalu. Demikan halnya dengan penyelenggaraan kontes anjing ras dan pembentukan klub resmi dari masing-masing ras anjing di Indonesia.
Editor: Avicenna
Anjing atau kucing ras yang kebanyakan berasal dari luar negeri mempunyai sertifikat silsilah yang dikeluarkan oleh organisasi tertentu untuk memastikan kemurnian rasnya. Baik anjing maupun kucing ras murni (purebred) yang mengantongi sertifikat harganya bisa dua sampai tiga kali lebih mahal dibandingkan dengan yang tidak mengantongi sertifikat.
Keberadaan sertifikat silsilah menjadi penting untuk memastikan apakah anjing atau kucing yang dibeli benar-benar dari ras yang disebutkan oleh pemilik sebelumnya atau penjual. Keuntungan dari memilih anjing atau kucing ras murni adalah bisa memprediksi karakteristiknya ketika sudah dewasa.
Sudah barang tentu, pemilik mencari anjing atau kucing yang karakteristiknya sesuai dengan diri mereka dan lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, anjing atau kucing ras murni juga berpeluang untuk ikut serta dalam berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh organisasi resmi, baik di dalam maupun luar negeri.
Lantas, apa yang harus dilakukan sebelum memutuskan untuk membeli anjing atau kucing ras murni yang mengantongi sertifikat silsilah?
Menurut Sekretariat Indonesian Cat Association (ICA) Pusat Eddy Suyanto, khusus untuk kucing ras calon pembeli bisa terlebih dahulu memastikan apakah benar rumah pembiakannya (cattery) sudah terdaftar secara resmi sebagai pembiak (breeder) di ICA dan organisasi kucing dunia seperti Federatione Internationale Feline (FIFe), Cat Fanciers Association (CFA), atau The International Cat Association (TICA).
“Bisa datang ke sekretariat ICA yang ada di daerah masing-masing untuk melakukan cross-check ke ICA Pusat apakah benar cattery atau breeder resmi ICA. Karena ICA itu adalah pusat data dan informasi,” katanya.
Pria yang aktif menjadi pembiak kucing ras Sphynx itu menyebut pemilik kucing juga bisa datang ke kantor secretariat ICA terdekat untuk memastikan keaslian dari sertifikat silsilah (pedigree) ICA kucing mereka. Pasalnya, tak sedikit oknum pembiak yang melakukan pemalsuan pedigree untuk memperoleh keuntungan berlipat dari kucing-kucing yang mereka jual.
“Untuk mengecek pedigree asli atau tidak bisa langsung dibantu cek ke pusat. Karena dulu ada yang memalsukan pedigree ICA. Untuk memeriksanya bisa lewat nomor microchip dan warna dari kucing,” ungkapnya.
Kemudian untuk kucing-kucing yang belum mengantongi pedigree lantaran baru didatangkan dari luar negeri, saat ini pengurusan pedigree dapat dilakukan secara di masing-masing kantor sekretariat ICA. Prosesnya memakan waktu kurang lebih 14 hari kerja lantaran harus diproses oleh pihak sekretariat ICA.
“Beli kucing impor bisa diputihkan, bisa dibikin pedigree ICA. Bisa juga punya double pedigree [dari negara asalnya]. Pedigree ICA dibutuhkan untuk breeding atau kontes-kontes ICA. Biayanya berbeda-beda tergantung pedigree awalnya dari mana. Persyaratan sertakan pedigree minimal empat generasi sebelumnya, nama owner, sebisa mungkin nomor microchip,” paparnya.
Demikian halnya untuk kucing yang dipindahtangankan dari pemilik yang berada di Indonesia. Pemilik barunya diminta untuk melakukan proses balik nama.
Adapun, untuk kucing rumahan yang sama sekali belum mengantongi pedigree ICA bisa diajukan dengan syarat kucing tersebut harus disterilkan terlebih dahulu. Biaya yang dibutuhkan cukup Rp150 ribu termasuk biaya pemasangan microchip.
Hal yang sama juga berlaku pada anjing ras. Indonesia Kennel Klub (dulunya Persatuan Kinologi Indonesia/Perkin) menjadi organisasi satu-satunya yang berwenang memberikan sertifikasi silsilah untuk anjing ras (stamboom) di Indonesia.
Organisasi yang diketuai oleh Benny Kwok Wie Sioe ini menjadi tempat bagi pemilik anjing ras di Indonesia melakukan pendaftaran ganti nama pemilik atau balik nama, pencatatan kelahiran anak anjing ras, pencatatan nama panggilan dan nama kendang, pembuatan duplikat silsilah, dan registrasi ulang anjing impor.
Terdapat perbedaan metode pemberian identitas pada anjing ras. Identitas pada anjing ras diberikan oleh IKK lewat tattoo kecil, biasanya di bagian telinga anjing ras. Alih-alih menggunakan microchip yang ditanamkan di balik kulit anjing tersebut.
Organisasi yang menjadi anggota Federasi Kinologi Internasional (Federation Cynologique Internationale/FCI) itu juga menjadi organisasi yang menetapkan standar anjing ras Indonesia, yakni Anjing Kintamani asal Bali pada 2019 lalu. Demikan halnya dengan penyelenggaraan kontes anjing ras dan pembentukan klub resmi dari masing-masing ras anjing di Indonesia.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.