Anjing Kintamani asal Bali (dok: Global Dog Breeds)

Kenalan dengan Anjing Kintamani, Anjing dari Bali yang Mirip Anjing Jindo Korea

12 August 2021   |   16:22 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Berbicara mengenai hewan peliharaan dan Pulau Dewata, tentu tak bisa dipisahkan dari keberadaan anjing kintamani yang terkenal lantaran dijadikan judul lagu oleh band ska asal Yogyakarta, Shaggy Dog pada 2003. Anjing tersebut merupakan anjing ras asli atau endemik dari kawasan Kintamani, kaki Gunung Batur, Bangli, Bali.

Anjing kintamani sejak 20 Februari 2019 diakui oleh Federasi Kinologi Internasional (Federation Cynologique Internationale/FCI) sebagai anjing ras dunia. Sementara oleh Indonesia Kennel Klub (d/h Persatuan Kinologi Indonesia/Perkin) anjing tersebut diakui sebagai anjing ras dalam negeri dan berhak mendapatkan sertifikat silisilah (stamboom) pada 2006.

Walaupun demikian, menurut Beatice Prihatna, Sekretaris Umum Himpunan Trah Anjing Kintamani Bali, masih banyak pencinta anjing yang memandang sebelah mata anjing yang fisiknya mirip dengan anjing jindo asal Korea Selatan itu.

Selain belum banyak pemain anjing profesional yang memelihara anjing tersebut, sebagian masyarakat masih banyak yang menganggapnya sama seperti anjing domestik atau anjing kampung. Padahal faktanya tidak demikian.

Beatrice yang juga dikenal sebagai salah satu pembiak (breeder) anjing kintamani mengungkapkan tak jarang anjing-anjing tersebut ditawar sangat murah dengan harga layaknya anjing kampung. Padahal, harga anakan anjing kintamani yang berkualitas dan memiliki stamboom berkisar Rp4-5 juta.

“Pernah ditawar Rp300 ribu [satu ekornya]. Kalau ditawar begitu nanti bagaimana seterusnya dirawatnya. Karena membeli anjing ini bukan sekadar beli di awal selesai, itu komitmen seumur hidup. Kalau ada yang begitu breeder yang menyayangi anjingnya ya tentunya ragu melepaskan,” ujarnya.

Kemudian untuk mengenali anjing kintamani, menurut Beatrice cukup sulit dilakukan ketika mereka masih sangat muda lantaran tak jauh berbeda dengan anjing kampung kebanyakan. Namun, ketika mereka sudah dewasa dapat dengan mudah dilihat perbedaannya lewat bentuk matanya, bentuk telinga, tekstur rambutnya, dan yang paling khas adalah ekornya yang menjulang membentuk sudut 45 derajat.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan stamboom dari IKK anjing kintamani harus menunggu sampai dengan usia 12 untuk warna putih dan tujuh bulan untuk warna selain putih. Tentunya untuk memastikan apakah benar anjing tersebut adalah murni ras anjing kintamani.

Anjing kintamani pada dasarnya adalah anjing pekerja atau anjing penjaga yang mana di habitat aslinya dirawat oleh masyarakat di kaki Gunung Batur untuk menjaga kebun atau ladangnya. Namun, bukan berarti anjing tersebut tak bersahabat dan tidak bisa dijadikan peliharaan di rumah.

“Anjing ini dekat dengan tuannya dan keluarganya di rumah. Anjing ini karakteristiknya waspada bukan menyerang begitu saja. Anjing ini pintar juga mudah dilatih,” tuturnya.

Terakhir, anjing kintamani juga dapat dengan mudah beradaptasi di berbagai iklim berbeda. Namun, anjing tersebut tentunya akan lebih nyaman apabila berada di wilayah dataran tinggi dengan udara yang sejuk.

“Untuk pakannya tidak sulit karena seperti anjing pada umumnya. Bisa diberikan dog food atau makanan yang gizinya seimbang. Di Kintamani anjing-anjing itu terkadang mengonsumsi jeruk dan telur ayam juga selain makanan yang diberikan oleh tuannya. Mengambil sendiri di kebun untuk memenuhi kebutuhan gizinya,” paparnya.


Editor: Indyah Sutriningrum
 

SEBELUMNYA

Ajang Kuliner Singapore Food Festival Kembali Digelar Tahun Ini, Simak Keseruannya!

BERIKUTNYA

Yuk Bikin Piza Sehat Bebas Gluten

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: