5 Kreasi Busana dengan Kain Wastra Karya Mahasiswa LaSsale College

Sebanyak 150 looks ditampilkan dalam peragaan busana bertema Equilibrium oleh mahasiswa program fashion design LaSalle College Jakarta, beberapa waktu lalu. Peragaan busana tersebut merupakan bagian dari creative show dalam rangka merayakan 26 tahun berdirinya LaSalle College.

Adapun LaSalle College sendiri merupakan Sekolah Tinggi Desain asal Kanada yang didirikan oleh Mr. Jean Paul Morin pada 1959. LaSalle College di Indonesia berdiri sejak 1997 menawarkan Program Diploma Lanjutan dan Program Sertifikat Internasional dengan jurusan Desain Media Digital, Fotografi, Desain Interior, Tata Rias Artistik, Desain Fashion, dan Bisnis Fashion.

Baca juga: LaSalle College Jakarta Creative Show 2023, Eksplorasi 150 Koleksi Busana Kekinian dari Kain Wastra

Dalam Creative Show 2023 ini, LaSalle College Jakarta memamerkan karya-karya terbaik mahasiswa-mahasiswi mereka, melalui peragaan busana dari jurusan fashion design, serta pameran portofolio dari jurusan fashion business, interior design, graphic design, photography, game art & design dan artistic make-up.

Shinta Djiwatampu, Program Director Fashion Design LaSalle College Indonesia memaparkan bahwa Creative Show telah menjadi acara tahunan mahasiswa untuk memamerkan karya-karya terbaiknya dan juga sebagai media pengumpulan tugas akhir.

Mahasiswa jurusan fashion design mempersembahkan koleksi busana dengan material kain wastra yang dibuat dari pewarna alami. Setiap tahunnya ajang ini memang selalu mengangkat kain wastra nusantara untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Tema creative show kali ini diambil dari kain wastra dari berbagai daerah di Indonesia, kami meng-highlight penggunaan songket dan batik yang diadaptasi menjadi busana kekinian," kata Shinta.

Sejumlah kain wastra nusantara yang digunakan mulai dari Batik Jambi, Tenun Ikat Dayak, Tenun Sumba Gradasi, Tenun Gedog Tuban dan lainnya. Semuanya dirancang dengan beragam siluet, motif, dan palet warna modern.

"Keseluruhan koleksi busananya ada 150 yang akan ditampilkan dalam 6 sequence, mulai dari couture dress, menswear, ready to wear deluxe, mini collection, menswear dan womenswear," katanya.

Selain peragaan busana di catwalk, dipamerkan juga sejumlah busana dari kain Endek Bali dan kain Tenun Gedog Tuban. Warna-warnanya didominasi dengan penggunaan palet pastel yang sesuai dengan tema Spring Summer. Nah Genhype, yuk simak beberapa koleksi busana kreatif karya mahasiswa LaSalle College.
 

1. Couture Dress

Sequence pertama dan kedua adalah couture dress. Potongannya lebih formal terdiri dari gaun-gaun dengan bahan mengkilap, serta penggunaan aksesori yang menciptakan kesan mewah. Kain wastra yang digunakan adalah songket Palembang.
 

2. Ready to Wear Deluxe 

Selanjutnya pada sequence ketiga, yakni ready to wear deluxe bahan yang digunakan adalah wastra batik jambi, tenun Sumba, tenun ikat dayak Iban. Potongannya lebih santai untuk dikenakan sehari-hari seperti atasan blouse dan bawahan midi skirt dengan detail renda, serta outer lengan pendek dan panjang.
 

3. Menswear

Selanjutnya sequence empat ada menswear yang menggunakan kain tenun sumba polos dengan palet warna gelap seperti hitam dan navy. Siluetnya beragam seperti outer berupa jaket dan hoodie, tak ketinggalan ada juga kemeja dan celana panjang.
 

4. Mini Collection

Dilanjutkan dengan sequence lima yakni mini collection karya para mahasiswa yang dibebaskan untuk membuat koleksinya sendiri. Satu mahasiswa menampilkan koleksi yang terdiri dari 3-4 look, benang merahnya tetap mengangkat unsur wastra yang menjadi kearifan lokal.
 

5. Ready to Wear Deluxe Menswear dan Womenswear 

Terakhir ditutup dengan sequence 6, yakni busana ready to wear deluxe menswear dan womenswear yang bahannya dibuat dari batik jambi. Menariknya koleksi ini juga memadukan unsur budaya lokal dan mancanegara. "Misalnya untuk ready to wear deluxe menswear dan womenswear ini menggunakan siluet dan aksesori di kepala khas India," ujar Shinta.

Baca juga: 4 Karya Inspiratif Mahasiswa ESMOD Jakarta, dari Busana sampai Parfum

Editor: Dika Irawan