Hari Gunung Internasional Tiap 11 Desember, Simak Sejarah & Tema Peringatannya
11 December 2023 |
19:26 WIB
Pegunungan menjadi bagian penting dalam kehidupan di planet Bumi. Menurut PBB, pegunungan menutupi sebesar 27?ratan Bumi, dan 15% populasi dunia tinggal di wilayah tersebut. Selain itu, pegunungan di seluruh dunia juga menjadi sumber air bersih bagi separuh penduduk dunia, termasuk menyediakan sumber pangan.
Sayangnya, perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan yang terjadi kini mengancam keberlangsungan pegunungan. Akibatnya, kehidupan semua makhluk di Bumi, khususnya yang tinggal di pegunungan pun terancam. Penduduk pegunungan termasuk yang termiskin di dunia, dan ancaman terhadap rumah mereka membuat semakin sulit untuk bertahan hidup.
Baca juga: 6 Aturan Tidak Tertulis Saat Memanjat Gunung, Jangan Buka Jalur Sendiri
Pegunungan tidak hanya menjadi sumber makanan dan kesejahteraan bagi 1,1 miliar penduduknya, tapi juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi miliaran orang yang tinggal di hilir.
Wilayah-wilayah ini sangat penting bagi masa depan Bumi, karena sumber daya air bersih, energi, dan pangan semakin langka. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi pegunungan, dan berupaya melestarikan serta memulihkannya.
Begitu pentingnya kesadaran untuk menjaga pegunungan, dibuatlah satu perayaan khusus yakni International Mountain Day atau Hari Gunung Internasional, yang diperingati pada 11 Desember tiap tahunnya. Peringatan ini digagas oleh PBB yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya pegunungan bagi kehidupan.
Hal itu tak terkecuali menyoroti peluang dan hambatan dalam pengembangan pegunungan, serta untuk membangun kemitraan yang akan membawa perubahan positif pada pegunungan dan dataran tinggi di dunia.
"Mulai dari pengaturan iklim dan layanan penyediaan air, hingga pemeliharaan dan konservasi tanah, pegunungan adalah kunci bagi kehidupan dan penghidupan kita," demikian bunyi pernyataan tertulis PBB dalam situs resminya.
Namun, keberlangsungan pegunungan kini mengalami sejumlah persoalan akibat dampak perubahan iklim dan pembangunan yang tidak berkelanjutan, sehingga meningkatkan risiko bagi manusia dan planet Bumi. Perubahan iklim mengancam aliran air, dan kenaikan suhu yang cepat sehingga memaksa spesies pegunungan dan masyarakat yang bergantung pada ekosistem tersebut untuk beradaptasi atau bermigrasi.
Banyaknya lereng yang curam pada pegunungan akibat dari pembukaan hutan untuk pertanian, pemukiman atau infrastruktur dapat menyebabkan erosi tanah serta hilangnya habitat. Erosi dan polusi pun akhirnya merusak kualitas air yang mengalir di hilir.
Menurut data dari PBB, sebesar 84% spesies pegunungan endemik berisiko punah, sementara populasi sejumlah spesies tumbuhan dan hewan pegunungan lainnya diperkirakan akan menurun dan menghadapi kepunahan.
Faktanya, lebih dari 311 juta masyarakat pedesaan pegunungan di negara-negara berkembang tinggal di daerah yang mengalami degradasi lahan secara progresif, dan 178 juta diantaranya menghadapi kerawanan pangan. Masalah ini tentunya berdampak pada keberlangsungan kehidupan di Bumi secara keseluruhan, dan sangat penting untuk mengurangi jejak karbon dan menjaga kekayaan alam.
Merespons hal tersebut, PBB telah membuat perjanjian keanekaragaman hayati pada Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB 2022, yang berjanji untuk melindungi 30?ratan, lautan, wilayah pesisir, dan perairan pedalaman bumi pada 2030. Termasuk, memberikan dorongan untuk menghidupkan kembali dan melindungi lanskap pegunungan.
Dekade ini dinilai menjadi kesempatan penting untuk menggalang dukungan politik, penelitian ilmiah, dan sumber daya keuangan untuk meningkatkan skala restorasi secara signifikan dan mencegah degradasi lebih lanjut pada ekosistem pegunungan.
Menurut PBB, Hari Gunung Internasional 2023 adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang relevansi ekosistem pegunungan dan ekosistem solusi berbasis alam, praktik terbaik, serta investasi yang membangun ketahanan, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kemampuan pegunungan untuk beradaptasi terhadap ancaman sehari-hari dan kejadian iklim ekstrem.
Majelis Umum PBB juga baru-baru ini mencanangkan program Aksi Lima Tahun untuk Pembangunan Kawasan Pegunungan tahun 2023–2027, dalam resolusi tiga tahunan mereka mengenai pembangunan pegunungan berkelanjutan.
Tujuannya adalah untuk menarik bantuan hibah dan investasi untuk pegunungan, mengembangkan ekonomi dan teknologi hijau, menciptakan mekanisme untuk memperkuat kerja sama antar negara pegunungan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan di bidang pembangunan pegunungan yang berkelanjutan.
Namun, pada 20 Desember 2002, PBB akhirnya menetapkan tiap 11 Desember sebagai Hari Gunung Internasional. Mereka mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan pembangunan pegunungan yang berkelanjutan.
Hari Gunung Internasional akhirnya pertama kali diperingati pada 11 Desember 2003. Setiap tahunnya, sebuah tema ditetapkan pada peringatan Hari Gunung Internasional yang berfokus pada berbagai isu, termasuk ketersediaan air bersih, perdamaian, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.
Baca juga: Pendakian Gunung Kerinci, Menapaki Terjalnya Salah Satu Seven Summit Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sayangnya, perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan yang terjadi kini mengancam keberlangsungan pegunungan. Akibatnya, kehidupan semua makhluk di Bumi, khususnya yang tinggal di pegunungan pun terancam. Penduduk pegunungan termasuk yang termiskin di dunia, dan ancaman terhadap rumah mereka membuat semakin sulit untuk bertahan hidup.
Baca juga: 6 Aturan Tidak Tertulis Saat Memanjat Gunung, Jangan Buka Jalur Sendiri
Pegunungan tidak hanya menjadi sumber makanan dan kesejahteraan bagi 1,1 miliar penduduknya, tapi juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi miliaran orang yang tinggal di hilir.
Wilayah-wilayah ini sangat penting bagi masa depan Bumi, karena sumber daya air bersih, energi, dan pangan semakin langka. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi pegunungan, dan berupaya melestarikan serta memulihkannya.
Begitu pentingnya kesadaran untuk menjaga pegunungan, dibuatlah satu perayaan khusus yakni International Mountain Day atau Hari Gunung Internasional, yang diperingati pada 11 Desember tiap tahunnya. Peringatan ini digagas oleh PBB yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya pegunungan bagi kehidupan.
Hal itu tak terkecuali menyoroti peluang dan hambatan dalam pengembangan pegunungan, serta untuk membangun kemitraan yang akan membawa perubahan positif pada pegunungan dan dataran tinggi di dunia.
"Mulai dari pengaturan iklim dan layanan penyediaan air, hingga pemeliharaan dan konservasi tanah, pegunungan adalah kunci bagi kehidupan dan penghidupan kita," demikian bunyi pernyataan tertulis PBB dalam situs resminya.
Ilustrasi Gunung Bromo (Sumber gambar: Naufal Ardi Nugroho/Unsplash)
Banyaknya lereng yang curam pada pegunungan akibat dari pembukaan hutan untuk pertanian, pemukiman atau infrastruktur dapat menyebabkan erosi tanah serta hilangnya habitat. Erosi dan polusi pun akhirnya merusak kualitas air yang mengalir di hilir.
Menurut data dari PBB, sebesar 84% spesies pegunungan endemik berisiko punah, sementara populasi sejumlah spesies tumbuhan dan hewan pegunungan lainnya diperkirakan akan menurun dan menghadapi kepunahan.
Faktanya, lebih dari 311 juta masyarakat pedesaan pegunungan di negara-negara berkembang tinggal di daerah yang mengalami degradasi lahan secara progresif, dan 178 juta diantaranya menghadapi kerawanan pangan. Masalah ini tentunya berdampak pada keberlangsungan kehidupan di Bumi secara keseluruhan, dan sangat penting untuk mengurangi jejak karbon dan menjaga kekayaan alam.
Merespons hal tersebut, PBB telah membuat perjanjian keanekaragaman hayati pada Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB 2022, yang berjanji untuk melindungi 30?ratan, lautan, wilayah pesisir, dan perairan pedalaman bumi pada 2030. Termasuk, memberikan dorongan untuk menghidupkan kembali dan melindungi lanskap pegunungan.
Ilustrasi pegunungan (Sumber gambar: Chris Ried/Unsplash)
Tema Hari Gunung Internasional 2023
Oleh karena itu, peringatan Hari Gunung Internasional 2023 mengambil tema Memulihkan Ekosistem Pegunungan. Tema tersebut dipilih untuk menyertakan sepenuhnya terkait pegunungan ke dalam Dekade Restorasi Ekosistem PBB 2021-2030, yang dipimpin bersama oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB dan Program Lingkungan PBB.Dekade ini dinilai menjadi kesempatan penting untuk menggalang dukungan politik, penelitian ilmiah, dan sumber daya keuangan untuk meningkatkan skala restorasi secara signifikan dan mencegah degradasi lebih lanjut pada ekosistem pegunungan.
Menurut PBB, Hari Gunung Internasional 2023 adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang relevansi ekosistem pegunungan dan ekosistem solusi berbasis alam, praktik terbaik, serta investasi yang membangun ketahanan, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kemampuan pegunungan untuk beradaptasi terhadap ancaman sehari-hari dan kejadian iklim ekstrem.
Majelis Umum PBB juga baru-baru ini mencanangkan program Aksi Lima Tahun untuk Pembangunan Kawasan Pegunungan tahun 2023–2027, dalam resolusi tiga tahunan mereka mengenai pembangunan pegunungan berkelanjutan.
Tujuannya adalah untuk menarik bantuan hibah dan investasi untuk pegunungan, mengembangkan ekonomi dan teknologi hijau, menciptakan mekanisme untuk memperkuat kerja sama antar negara pegunungan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan di bidang pembangunan pegunungan yang berkelanjutan.
Sejarah Hari Gunung Internasional
Sebagian dari kalian mungkin bertanya-tanya, bagaimana peringatan Hari Gunung Internasional tercipta. Awalnya, PBB mencanangkan Tahun Pegunungan Internasional pada 11 Desember 2001. Akhirnya, pada 2002, Tahun Pegunungan Internasional diperingati dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memantik tindakan terhadap berbagai permasalahannya.Namun, pada 20 Desember 2002, PBB akhirnya menetapkan tiap 11 Desember sebagai Hari Gunung Internasional. Mereka mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan pembangunan pegunungan yang berkelanjutan.
Hari Gunung Internasional akhirnya pertama kali diperingati pada 11 Desember 2003. Setiap tahunnya, sebuah tema ditetapkan pada peringatan Hari Gunung Internasional yang berfokus pada berbagai isu, termasuk ketersediaan air bersih, perdamaian, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.
Baca juga: Pendakian Gunung Kerinci, Menapaki Terjalnya Salah Satu Seven Summit Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.