6 Aturan Tidak Tertulis Saat Memanjat Gunung, Jangan Buka Jalur Sendiri
30 October 2023 |
20:00 WIB
Aktivitas mendaki gunung merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang. Selain memberikan tantangan, mencapai puncak juga dapat membuat pikiran menjadi segar lantaran dapat menikmati keindahan alam.
Namun, kegiatan ini perlu dilakukan dengan berhati-hati dengan menaati aturan yang tertulis atau tidak tertulis. Indonesia memiliki banyak gunung indah yang kerap menjadi tujuan bagi para pendaki untuk mencapai puncak. Setiap gunung memiliki berbagai keunikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Baca juga: Makin Populer, Cek Manfaat & Kiat Mendaki Gunung dengan Metode Ultralight
Keunikan itu menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki untuk dinikmati dan ditaklukan guna mencapai puncak serta pulang dengan selamat. Saat mendaki, seseorang biasanya melakukannya dengan berkelompok atau berdua.
Sebelum mendaki, biasanya sejumlah hal perlu diketahui oleh seseorang – termasuk aturan yang ditetapkan oleh petugas, seperti memperoleh izin, etika konservasi jika gunung yang didaki merupakan kawasan konservasi, dan sebagainya.
Selain aturan tertulis, sejumlah aturan tidak tertulis juga perlu menjadi perhatian pendaki ketika menaklukan sebuah gunung dirangkum dari berbagai sumber.
Aturan pertama yang tidak tertulis bagi individu yang akan mendaki sebuah gunung adalah jangan pernah meninggalkan teman sendirian. Hal ini penting lantaran gunung dan alam adalah medan yang tidak pernah dapat diprediksi oleh manusia.
Sebagai contoh, jika kalian meninggalkan teman sendirian, mereka rentan terhadap bahaya. Selain itu, jika mereka ditinggal sendiri, maka akan sulit untuk meminta bantuan, ketika ada persoalan. Perlu diingat bahwa mendaki gunung butuh kekompakan. Tiap-tiap pendaki saling membantu satu dan lainnya.
Banyak pendaki salah kaprah tentang menaklukan gunung. Tujuan mendaki sebuah gunung sebenarnya adalah pulang dengan selamat, bukan mencapai puncak. Jadi, jangan pernah memaksa ke puncak jika kondisi tidak memungkinkan seperti badai atau cuaca yang dapat membahayakan pendakian.
Selain tersesat, kondisi jalan yang terjal dan licin di pegunungan juga berpotensi membuat pendaki tergelincir dan tersesat. Tidak ada salahnya untuk beristirahat dan mendirikan tenda sambil menunggu cuaca kembali bersahabat atau turun ke pos terdekat dan menunda naik ke puncak.
Aturan tidak tertulis lainnya tentang mendaki gunung adalah jangan berisik malam-malam. Beberapa pendaki – terutama berkelompok – kerap bermain musik atau bernyanyi ketika malam tiba untuk mengisi malam. Namun, pastikan aktivitas itu jangan dilakukan sampai larut. Bukan tanpa sebab, berisik pada malam hari dapat mengganggu pendaki lain yang ingin beristirahat dan melanjutkan perjalanan pada esok hari. Istirahat yang tidak maksimal dapat membuat kondisi badan tidak sehat, sehingga kegiatan mendaki gunung menjadi sangat melelahkan.
Aturan tidak tertulis lainnya yang harus dipatuhi, adalah tidak membuat jalur sendiri. Langkah ini demi keamanan individu yang mendaki lantaran membuat jalur sendiri berpotensi membuat seseorang tersesat. Dengan kata lain, seseorang perlu mengikuti jalur yang sudah ada karena dapat lebih aman dan menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.
Peraturan tidak tertulis lainnya yang harus diikuti dan dipatuhi oleh para pendaki gunung adalah tidak bersikap jemawa. Biasanya, rasa angkuh kerap menghampiri para pendaki yang akan memulai menaklukan sebuah gunung. Rasa itu perlu dihindari agar pendaki tidak celaka dalam perjalanan mengingat perasaan jemawa berpotensi membuat seseorang menjadi tidak berhati-hati terhadap kondisi sekitar.
Baca juga: Bukan Dingin Biasa, Ini Gejala Awal Terkena Hipotermia Saat Mendaki Gunung
Editor: Dika Irawan
Namun, kegiatan ini perlu dilakukan dengan berhati-hati dengan menaati aturan yang tertulis atau tidak tertulis. Indonesia memiliki banyak gunung indah yang kerap menjadi tujuan bagi para pendaki untuk mencapai puncak. Setiap gunung memiliki berbagai keunikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Baca juga: Makin Populer, Cek Manfaat & Kiat Mendaki Gunung dengan Metode Ultralight
Keunikan itu menjadi tantangan tersendiri bagi para pendaki untuk dinikmati dan ditaklukan guna mencapai puncak serta pulang dengan selamat. Saat mendaki, seseorang biasanya melakukannya dengan berkelompok atau berdua.
Sebelum mendaki, biasanya sejumlah hal perlu diketahui oleh seseorang – termasuk aturan yang ditetapkan oleh petugas, seperti memperoleh izin, etika konservasi jika gunung yang didaki merupakan kawasan konservasi, dan sebagainya.
Selain aturan tertulis, sejumlah aturan tidak tertulis juga perlu menjadi perhatian pendaki ketika menaklukan sebuah gunung dirangkum dari berbagai sumber.
1. Jangan Tinggalkan Teman Sendirian
Aturan pertama yang tidak tertulis bagi individu yang akan mendaki sebuah gunung adalah jangan pernah meninggalkan teman sendirian. Hal ini penting lantaran gunung dan alam adalah medan yang tidak pernah dapat diprediksi oleh manusia.Sebagai contoh, jika kalian meninggalkan teman sendirian, mereka rentan terhadap bahaya. Selain itu, jika mereka ditinggal sendiri, maka akan sulit untuk meminta bantuan, ketika ada persoalan. Perlu diingat bahwa mendaki gunung butuh kekompakan. Tiap-tiap pendaki saling membantu satu dan lainnya.
2. Jangan Memaksa ke Puncak
Banyak pendaki salah kaprah tentang menaklukan gunung. Tujuan mendaki sebuah gunung sebenarnya adalah pulang dengan selamat, bukan mencapai puncak. Jadi, jangan pernah memaksa ke puncak jika kondisi tidak memungkinkan seperti badai atau cuaca yang dapat membahayakan pendakian.Selain tersesat, kondisi jalan yang terjal dan licin di pegunungan juga berpotensi membuat pendaki tergelincir dan tersesat. Tidak ada salahnya untuk beristirahat dan mendirikan tenda sambil menunggu cuaca kembali bersahabat atau turun ke pos terdekat dan menunda naik ke puncak.
3. Jangan Berisik pada Malam Hari
Aturan tidak tertulis lainnya tentang mendaki gunung adalah jangan berisik malam-malam. Beberapa pendaki – terutama berkelompok – kerap bermain musik atau bernyanyi ketika malam tiba untuk mengisi malam. Namun, pastikan aktivitas itu jangan dilakukan sampai larut. Bukan tanpa sebab, berisik pada malam hari dapat mengganggu pendaki lain yang ingin beristirahat dan melanjutkan perjalanan pada esok hari. Istirahat yang tidak maksimal dapat membuat kondisi badan tidak sehat, sehingga kegiatan mendaki gunung menjadi sangat melelahkan.
4. Jangan Bikin Jalur Sendiri
Aturan tidak tertulis lainnya yang harus dipatuhi, adalah tidak membuat jalur sendiri. Langkah ini demi keamanan individu yang mendaki lantaran membuat jalur sendiri berpotensi membuat seseorang tersesat. Dengan kata lain, seseorang perlu mengikuti jalur yang sudah ada karena dapat lebih aman dan menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.
5. Tidak Bersikap Jemawa
Peraturan tidak tertulis lainnya yang harus diikuti dan dipatuhi oleh para pendaki gunung adalah tidak bersikap jemawa. Biasanya, rasa angkuh kerap menghampiri para pendaki yang akan memulai menaklukan sebuah gunung. Rasa itu perlu dihindari agar pendaki tidak celaka dalam perjalanan mengingat perasaan jemawa berpotensi membuat seseorang menjadi tidak berhati-hati terhadap kondisi sekitar.6. Menyapa Sesama Pendaki
Gunung dan hutan adalah tempat yang penuh dengan misteri karena tidak bisa ditebak. Jadi, kegiatan menyapa sesama pendaki penting dilakukan oleh seseorang yang mendaki gunung. Pendaki akan menerima banyak manfaat saat menyapa sesama ketika bertemu atau berpapasan di jalan. Salah satu di antaranya adalah menambah teman, sehingga bisa saling membantu saat dalam kondisi sulit dan membutuhkan pertolongan.Baca juga: Bukan Dingin Biasa, Ini Gejala Awal Terkena Hipotermia Saat Mendaki Gunung
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.