Tema Hari Gunung Internasional 2022, Angkat Peran Penting Perempuan
11 December 2022 |
18:03 WIB
Setiap tahun, 11 Desember diperingati sebagai Hari Gunung Internasional atau International Mountain Day (IMD). Peringatan tersebut dirayakan sebagai kampanye positif untuk menjaga dan melestarikan gunung-gunung yang ada di dunia. Pada perayaan tahun ini, tema yang diusung adalah 'Women Move Mountain'.
Dilansir dari laman resmi PBB, Hari Gunung Internasional 2022 disebut sebagai kesempatan untuk mempromosikan kesetaraan gender, dan diharapkan bisa berkontribusi terhadap peningkatan keadilan sosial, mata pencaharian, dan ketahanan. Perempuan punya peranan kunci dalam perlindungan lingkungan pegunungan serta pembangunan sosial dan ekonomi.
Kelompok perempuan seringkali menjadi pengelola utama sumber daya gunung “[Mereka menjadi] penjaga keanekaragaman hayati, penjaga pengetahuan tradisional, penjaga budaya lokal, dan ahli dalam pengobatan tradisional,” demikian tertulis dalam laman PBB.
Baca juga: Daftar 7 Gunung Tertinggi di Indonesia, Ada Semeru & Carstensz Pyramid
Perempuan megambil peran yang lebih banyak jika dibandingkan dengan laki-laki dalam konteks pengelolaan gunung. Kondisi ini terjadi lantaran adanya peningkatan variablitas iklim, ditambah pengurangan investasi di pertanian pegunungan dan pembangunan sering mendorong pria berpindah ke tempat lain mencari mata pencarian alternatif.
PBB menyebutka peran perempuan yang mengalami peningkatan itu seringkali tidak terlihat karena mereka tidak memiliki kekuatan dalam mengambil keptusan dan memiliki akses yang tidak setara ke sumber daya. Sebagai petani, penjual pasar, pengusaha wanita, pengrajin, pengusaha, dan tokoh masyarakat, perempuan dan anak perempuan gunung, khususnya di daerah pedesaan, memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan utama.
“Ketika perempuan pedesaan memiliki akses ke sumber daya, layanan, dan peluang, mereka menjadi kekuatan pendorong melawan kelaparan, kekurangan gizi, dan kemiskinan pedesaan dan aktif dalam pengembangan ekonomi pegunungan,” tulis PBB.
Dengan peranannya yang sangat vital itu, konservasi pegunungan adalah kunci untuk pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang, dan merupakan bagian dari sustainable development goals (SDGs).
“Sayangnya, gunung berada di bawah ancaman perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan. Ketika iklim global terus menghangat, orang-orang pegunungan — beberapa yang termiskin di dunia — menghadapi perjuangan yang lebih besar untuk bertahan hidup,” tulis PBB.
PBB menambahkan bahwa peningkatan suhu juga berarti gletser gunung akan mencair pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan memengaruhi pasokan air tawar yang beraada di hilir bagi jutaan orang. Masalah tersebut akan memengaruhi banyak hal. Jadi, semua pihak harus mengurangi jejak karbon dan menjaga kondisi pegunungan.
Untuk diketahu, Hari Gunung Internasional pertama kali dirayakan pada 2003. Namun, deklarasinya terjadi pada 2002. Dasar peringatan hari gunung berakar pada 1992 saat dokumen berjudul Managing Fragile Ecosystems: Sustainable Mountain Development atau yang kerap disebut Chapter 13
Dokumen tersebut lantas diadopsi sebagai bagian dari rencana aksi Agenda 21 konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan. PBB juga memproklamirkan 2022 adalah sebagai Tahun Internasional Pembangunan Gunung yang berkelanjutan.
Baca juga: Pendaki Pemula Wajib Tahu 4 Hal Ini sebelum Mendaki Gunung
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dilansir dari laman resmi PBB, Hari Gunung Internasional 2022 disebut sebagai kesempatan untuk mempromosikan kesetaraan gender, dan diharapkan bisa berkontribusi terhadap peningkatan keadilan sosial, mata pencaharian, dan ketahanan. Perempuan punya peranan kunci dalam perlindungan lingkungan pegunungan serta pembangunan sosial dan ekonomi.
Kelompok perempuan seringkali menjadi pengelola utama sumber daya gunung “[Mereka menjadi] penjaga keanekaragaman hayati, penjaga pengetahuan tradisional, penjaga budaya lokal, dan ahli dalam pengobatan tradisional,” demikian tertulis dalam laman PBB.
Baca juga: Daftar 7 Gunung Tertinggi di Indonesia, Ada Semeru & Carstensz Pyramid
Gunung Merapi (Sumber gambar: Unsplash/Frenky Harry)
PBB menyebutka peran perempuan yang mengalami peningkatan itu seringkali tidak terlihat karena mereka tidak memiliki kekuatan dalam mengambil keptusan dan memiliki akses yang tidak setara ke sumber daya. Sebagai petani, penjual pasar, pengusaha wanita, pengrajin, pengusaha, dan tokoh masyarakat, perempuan dan anak perempuan gunung, khususnya di daerah pedesaan, memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan utama.
“Ketika perempuan pedesaan memiliki akses ke sumber daya, layanan, dan peluang, mereka menjadi kekuatan pendorong melawan kelaparan, kekurangan gizi, dan kemiskinan pedesaan dan aktif dalam pengembangan ekonomi pegunungan,” tulis PBB.
Ancaman Pegunungan
PBB menambahkan bahwa pegunungan adalah rumah bagi 15 persen populasi dunia. Pegunungan menampung sekitar setengah dari hotspot keanekaragaman hayati dunia. Tempat ini juga menyediakan air tawar untuk kehidupan sehari-hari bagi separuh umat manusia.Dengan peranannya yang sangat vital itu, konservasi pegunungan adalah kunci untuk pembangunan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang, dan merupakan bagian dari sustainable development goals (SDGs).
“Sayangnya, gunung berada di bawah ancaman perubahan iklim dan eksploitasi berlebihan. Ketika iklim global terus menghangat, orang-orang pegunungan — beberapa yang termiskin di dunia — menghadapi perjuangan yang lebih besar untuk bertahan hidup,” tulis PBB.
PBB menambahkan bahwa peningkatan suhu juga berarti gletser gunung akan mencair pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan memengaruhi pasokan air tawar yang beraada di hilir bagi jutaan orang. Masalah tersebut akan memengaruhi banyak hal. Jadi, semua pihak harus mengurangi jejak karbon dan menjaga kondisi pegunungan.
Untuk diketahu, Hari Gunung Internasional pertama kali dirayakan pada 2003. Namun, deklarasinya terjadi pada 2002. Dasar peringatan hari gunung berakar pada 1992 saat dokumen berjudul Managing Fragile Ecosystems: Sustainable Mountain Development atau yang kerap disebut Chapter 13
Dokumen tersebut lantas diadopsi sebagai bagian dari rencana aksi Agenda 21 konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan. PBB juga memproklamirkan 2022 adalah sebagai Tahun Internasional Pembangunan Gunung yang berkelanjutan.
Baca juga: Pendaki Pemula Wajib Tahu 4 Hal Ini sebelum Mendaki Gunung
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.