Gunung Semeru (Dok. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)

Gunung Semeru Meletus, Cek Catatan Erupsi Puncak Tertinggi di Jawa Ini

05 December 2021   |   11:27 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami erupsi yang disertai guguran lava panas dan hujan abu vulkanik pada Sabtu (4/12/2021). Sampai artikel ini ditulis, berdasarkan data Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, 13 orang warga dilaporkan meninggal akibat erupsi tersebut.

Gunung Semeru memiliki ketinggian sekitar 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung ini adalah satu destinasi pendakian favorit yang cukup populer. Sejarah mencatat, gunung tertinggi di Pulau Jawa ini pertama kali meletus sekitar dua abad yang lalu yakni pada 1818.

Melansir dari situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, Minggu (5/12/2021), aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru. Umumnya, letusan abu yang terjadi bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3-4 kali setiap jam.

Pada letusan vulkanian, dicirikan dengan letusan eksplosif yang terkadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya, sedangkan letusan strombolian biasanya diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru. Pada saat terjadi letusan, biasanya diikuti oleh aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah.

Sama seperti gunung api lain di Indonesia, Semeru juga memiliki catatan panjang letusan seperti yang telah dirangkum Hypeabis.id berikut ini.
 

Letusan pertama

Letusan Semeru pertama kali  tercatat pada 8 November 1818. Lalu, letusan terjadi kembali pada 1829 dan berlanjut dalam rentang waktu 1829-1878.
 

Letusan pada 1900-an

Pada tahun 1900, Gunung Semeru kembali meletus secara berurutan dari tahun ke tahun hingga 1913. Kemudian kembali meletus pada rentang 1941-1950. Letusan kembali terjadi secara beruntun pada 1967-1969, di mana pada letusan 1968 banjir lahar membawa korban 3 orang penduduk Desa Sumber Wungkul.

Letusan beruntun terjadi juga pada rentang 1972-1990 yang disusul dengan letusan pada 1992 dan 1994. Pada 1994, tercatat letusan berlangsung selama 13 hari yakni pada 2-15 Februari 1994, di mana pada 13 Februari 1994 sebanyak 7 orang meninggal terlanda awan panas dan 2 orang hanyut oleh lahar.

Setelah itu, aktivitas Gunung Semeru berangsur menurun kembali menuju normal dengan aliran awan panas mencapai jarak 200-750m dari puncak.

(Baca juga: 5 Gunung Ini Cocok untuk Pendaki Pemula)
 

Letusan pada 2000-an

Pada awal 2002, status Gunung Semeru tercatat dinaikkan dari normal menjadi waspada dikarenakan adanya peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal maupun dalam mencapai masing-masing 10 dan 57 kali.

Sepanjang 2002, Semeru beberapa kali memuntahkan lava pijar dan mengeluarkan awan panas, sampai 30 Desember 2002 akhirnya sebagian warga diungsikan demi keamanan secara keseluruhan.

Berselang 2 tahun, tepatnya pada 2004, terjadi guguran awan panas pada Gunung Semeru. Hal itu berlanjut pada 2005, 2007, dan 2008. Guguran awan panas paling banyak terjadi pada periode 2008. Selanjutnya, sepanjang 2016-2020, Gunung Semeru tercatat sempat mengeluarkan lava pijar.

Saat ini, Gunung Semeru masih berada dalam status Level II Waspada. Penutupan untuk umum pun masih dilakukan hingga kondisi gunung tidak lagi membahayakan.
.
Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Ini Loh 6 Perbedaan Kimbab dan Sushi

BERIKUTNYA

3 Kawasan Wisata di Jakarta Ini Berlaku Ganjil-Genap

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: