Sinopsis La Luna, Film Komedi Kampung dengan Unsur Satir
06 December 2023 |
08:25 WIB
Film asal negeri jiran Malaysia berjudul La Luna tayang di bioskop CGV mulai hari ini, Rabu, (6/12/2023). sebelumnya, sinema bergenre komedigarapan sutradara M. Raihan Halim yang telah lebih dulu tayang di Tokyo International Film Festival dan meraih sejumlah penghargaan.
Dikutip dari laman CGV dan berbagai sumber, La Luna bercerita tentang sebuah kampung Bras Basah dan orang-orang yang berada di dalamnya. Suasana di kampung itu begitu tenang, masyarakat yang tinggal patuh terhadap aturan, taat beribadah, dan bersahaja.
Baca juga: Kisah Kembalinya Arsip Film Dokumenter Langka Pandit Nehru Visits Indonesia dari Australia ke Tanah Air
Pada suatu waktu, para penghuni kampung tiba-tiba gempar lantaran toko lingerie atau pakaian dalam wanita buka di Bras Basah, sehingga menjadi pusat perhatian. Warga menolak kehadiran toko tersebut.
Seiring berjalan waktu, masyarakat mulai menerima kehadiran toko dan pemiliknya, sehingga La Luna dapat berkembang. Namun, tidak dengan kepala desa yang kolot dan konservatif. Pemimpin kampung dengan gaya otoriter itu sangat berusaha menghalangi La Luna. Kondisi ini membuat Bras Basah menjadi berwarna.
Pemilik toko itu bernama Hanie Abdullah, yakni seorang wanita enterpreneur yang memiliki passion terhadap fesyen. Langkahnya membuka toko pakaian dalam perempuan bermula dari pengamatannya terhadap kampung yang sepi dan tidak ada pengunjung.
Toko pakaian dalam itu menjadi harapan warga yang tinggal di dalamnya terhadap perubahan. Mereka selama ini tidak nyaman dengan aturan yang dibuat oleh kepala desa. Aturan yang ketat di tempat itu membuat segala sesuatu yang menunjukkan aurat langsung mendapatkan sensor.
Lantas bagaimana nasib kampung Bras Basah dan toko pakaian dalam wanita tersebut?
Selain menampilkan komedi dan drama yang dijamin menyegarkan, film ini juga akan menyajikan kisah romansa antara Hanie dengan seorang karakter bernama Salihin Arshad yang memiliki profesi sebagai polisi.
Film ini menjanjikan keseruan lantaran sejumlah aktor dan aktris ternama asal negeri jiran, seperti Hisyam Hamid, Shaheizy Sam, Sharifah Amani, Wan Hanfi, dan sebagainya berada di dalam film ini. Tidak hanya itu, karya dengan rating 13+ juga mendapatkan arahan dari sutradara M. Raihan Halim.
Sang sutradara tercatat telah mendapatkan sejumlah penghargaan. Karier M. Raihan Halim di dunia ini bermula setelah memenangkan dua Golden Pen Awards di MDA: National Scriptwriting Competition pada 2005 dan 2007.
Dia tercatat telah menulis dan mengarahkan banyak karya. Tidak hanya itu, sang pria juga terkenal dengan drama televisinya, seperti Yazid Wears Diapers, Munah dan Hirzi (2012), dan Firasat (2014). Karyanya berjudul Big Time In Little Street juga tercatat masuk nominasi di Asian Television Awards 2010.
Debut film layar lebar sang sutradara adalah pada 2014 dengan judul Banting dan meraih tanggapan positif dari para pencinta film. Selain itu, karyanya juga diputar di Festival Film Internasional Hawaii ke-34. Sementara itu, pada 2018, dia berhasil memenangkan penghargaan Naskah Asli Terbaik di Asian Academy Creative Awards pertama untuk naskah percontohan SR115.
Dikutip dari laman CGV dan berbagai sumber, La Luna bercerita tentang sebuah kampung Bras Basah dan orang-orang yang berada di dalamnya. Suasana di kampung itu begitu tenang, masyarakat yang tinggal patuh terhadap aturan, taat beribadah, dan bersahaja.
Baca juga: Kisah Kembalinya Arsip Film Dokumenter Langka Pandit Nehru Visits Indonesia dari Australia ke Tanah Air
Pada suatu waktu, para penghuni kampung tiba-tiba gempar lantaran toko lingerie atau pakaian dalam wanita buka di Bras Basah, sehingga menjadi pusat perhatian. Warga menolak kehadiran toko tersebut.
Seiring berjalan waktu, masyarakat mulai menerima kehadiran toko dan pemiliknya, sehingga La Luna dapat berkembang. Namun, tidak dengan kepala desa yang kolot dan konservatif. Pemimpin kampung dengan gaya otoriter itu sangat berusaha menghalangi La Luna. Kondisi ini membuat Bras Basah menjadi berwarna.
Film La Luna (Sumber gambar: Laman Jakarta Film Week)
Pemilik toko itu bernama Hanie Abdullah, yakni seorang wanita enterpreneur yang memiliki passion terhadap fesyen. Langkahnya membuka toko pakaian dalam perempuan bermula dari pengamatannya terhadap kampung yang sepi dan tidak ada pengunjung.
Toko pakaian dalam itu menjadi harapan warga yang tinggal di dalamnya terhadap perubahan. Mereka selama ini tidak nyaman dengan aturan yang dibuat oleh kepala desa. Aturan yang ketat di tempat itu membuat segala sesuatu yang menunjukkan aurat langsung mendapatkan sensor.
Lantas bagaimana nasib kampung Bras Basah dan toko pakaian dalam wanita tersebut?
Selain menampilkan komedi dan drama yang dijamin menyegarkan, film ini juga akan menyajikan kisah romansa antara Hanie dengan seorang karakter bernama Salihin Arshad yang memiliki profesi sebagai polisi.
Film La Luna (Sumber gambar: Laman Jakarta Film Week)
Sang sutradara tercatat telah mendapatkan sejumlah penghargaan. Karier M. Raihan Halim di dunia ini bermula setelah memenangkan dua Golden Pen Awards di MDA: National Scriptwriting Competition pada 2005 dan 2007.
Dia tercatat telah menulis dan mengarahkan banyak karya. Tidak hanya itu, sang pria juga terkenal dengan drama televisinya, seperti Yazid Wears Diapers, Munah dan Hirzi (2012), dan Firasat (2014). Karyanya berjudul Big Time In Little Street juga tercatat masuk nominasi di Asian Television Awards 2010.
Debut film layar lebar sang sutradara adalah pada 2014 dengan judul Banting dan meraih tanggapan positif dari para pencinta film. Selain itu, karyanya juga diputar di Festival Film Internasional Hawaii ke-34. Sementara itu, pada 2018, dia berhasil memenangkan penghargaan Naskah Asli Terbaik di Asian Academy Creative Awards pertama untuk naskah percontohan SR115.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.