Tren Aksesoris 2024 Bakal Diwarnai Aksentuasi Bros & Rona Kontras
05 December 2023 |
17:09 WIB
Pergantian tahun selalu diwarnai dengan tren dalam dunia fesyen. Kini, industri mode Indonesia pun terus berpacu dinamis mengikuti siklus perubahan tren. Data Kemenparekraf memperlihatkan perkembangan fesyen berjalan cukup baik bagi pasar domestik dan ekspor.
Menteri Pariwisata Ekonomi & Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mencatat nilai kontribusi hingga 61,6 persen khusus untuk pasar ekspor produk fesyen. Dalam urusan ekspor, angka ini menempati urutan pertama dalam subsektor ekonomi kreatif, membawahi produk kriya dan kuliner.
Baca juga: Pelaku Usaha Mulai Berkreasi Sambut Tren Mode 2024
Data Bappenas juga mencatat persentase tertinggi subsektor ekonomi kreatif pada subsektor fesyen mencapai 61,3 persen, dengan 38,23 persen untuk sepatu dan alas kaki, serta pakaian pria dengan persentase 20,21 persen. Seperti tiada matinya, tren busana yang terus silih berganti ini memantik kreativitas dan inovasi para desainer di balik karya-karyanya. Dunia fesyen kini menyentuh banyak aspek, termasuk tren aksesoris.
Aksesoris berkontribusi terhadap penunjang penampilan. Di antara beragamnya jenis aksesoris saat ini, fesyen penunjang seperti tas, aneka sepatu, dan perhiasaan juga masuk dalam deretan aksesoris yang menyemarakkan industri mode. Seperti tren busana, aksesoris juga memiliki tren yang silih berganti dari tahun ke tahun. Tahun ini, pasar aksesoris pun cukup beragam menyasar segmentasi yang berbeda-beda.
Pengamat dan kritikus mode Sonny Muchlison mengatakan, segmentasi pengguna pakaian muslim dan modest wear masih meramaikan pasar aksesoris tahun ini. Kebanyakan aksesoris memang diramaikan dengan model kalung, gelang, dan anting.
Namun, Sonny melihat tren bros juga tak kalah diminati dari pasar aksesoris. “Bros itu bagaikan aksentuasi yang menunjang penampilan, bisa dikenakan di kepala, leher, dada, dan lainnya. Pada dasarnya bros itu memang mempercantik penampilan,” ujarnya.
Namun makin ke sini, sisi fungsional aksesoris seperti bros justru makin dicari. Sonny menilai, bros juga kini makin diminati kalangan pengguna non-hijab.
“Jadi multifungsi dari bros ini justru makin diperhatikan oleh pengguna untuk menata pakaian secara fungsional dan secara estetika,” tambahnya.
Sementara untuk daya tarik tampilan, bros dengan embel-embel mutiara diminati untuk melengkapi material dan warna-warna emas dan perak yang mendominasi produk-produk bros. Sonny menilai, tahun depan jenis aksesoris bros masih akan marak digunakan penyuka fesyen, baik sebagai aksentuasi atau sebagai serangkaian setelan pakaian.
“Tren ini akan terus berlangsung untuk tahun depan. Karena sisi dwifungsi ini bisa membuat seseorang bisa merubah penampilannya dalam waktu cepat,” imbuhnya.
Untuk warna, tren aksesoris juga akan cukup terpengaruh oleh tren busana. Biasanya, tren aksesoris ini akan tampil kontras dengan warna tren busana. Misalnya untuk aksesoris seperti scarf biasanya untuk menonjolkan fungsi dari aksesorisnya, maka warna aksesoris sengaja dibuat kontras untuk memberi kesan tone warna yang berbeda. Maka warna-warna aksesoris seperti cerah biasanya akan lebih dipilih.
“Tahun depan, tren warna kita akan menandai euphoria optimisme lewat warna-warna cerah. Ada pengaruhnya juga dengan tren pemilu yang memang didominasi dengan warna ngejreng. Biasanya orang akan cari warna aksesoris yang kontras melawan warna-warna tersebut,” jelas Sonny.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menteri Pariwisata Ekonomi & Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mencatat nilai kontribusi hingga 61,6 persen khusus untuk pasar ekspor produk fesyen. Dalam urusan ekspor, angka ini menempati urutan pertama dalam subsektor ekonomi kreatif, membawahi produk kriya dan kuliner.
Baca juga: Pelaku Usaha Mulai Berkreasi Sambut Tren Mode 2024
Data Bappenas juga mencatat persentase tertinggi subsektor ekonomi kreatif pada subsektor fesyen mencapai 61,3 persen, dengan 38,23 persen untuk sepatu dan alas kaki, serta pakaian pria dengan persentase 20,21 persen. Seperti tiada matinya, tren busana yang terus silih berganti ini memantik kreativitas dan inovasi para desainer di balik karya-karyanya. Dunia fesyen kini menyentuh banyak aspek, termasuk tren aksesoris.
Aksesoris berkontribusi terhadap penunjang penampilan. Di antara beragamnya jenis aksesoris saat ini, fesyen penunjang seperti tas, aneka sepatu, dan perhiasaan juga masuk dalam deretan aksesoris yang menyemarakkan industri mode. Seperti tren busana, aksesoris juga memiliki tren yang silih berganti dari tahun ke tahun. Tahun ini, pasar aksesoris pun cukup beragam menyasar segmentasi yang berbeda-beda.
Pengamat dan kritikus mode Sonny Muchlison mengatakan, segmentasi pengguna pakaian muslim dan modest wear masih meramaikan pasar aksesoris tahun ini. Kebanyakan aksesoris memang diramaikan dengan model kalung, gelang, dan anting.
Namun, Sonny melihat tren bros juga tak kalah diminati dari pasar aksesoris. “Bros itu bagaikan aksentuasi yang menunjang penampilan, bisa dikenakan di kepala, leher, dada, dan lainnya. Pada dasarnya bros itu memang mempercantik penampilan,” ujarnya.
Namun makin ke sini, sisi fungsional aksesoris seperti bros justru makin dicari. Sonny menilai, bros juga kini makin diminati kalangan pengguna non-hijab.
“Jadi multifungsi dari bros ini justru makin diperhatikan oleh pengguna untuk menata pakaian secara fungsional dan secara estetika,” tambahnya.
Sementara untuk daya tarik tampilan, bros dengan embel-embel mutiara diminati untuk melengkapi material dan warna-warna emas dan perak yang mendominasi produk-produk bros. Sonny menilai, tahun depan jenis aksesoris bros masih akan marak digunakan penyuka fesyen, baik sebagai aksentuasi atau sebagai serangkaian setelan pakaian.
“Tren ini akan terus berlangsung untuk tahun depan. Karena sisi dwifungsi ini bisa membuat seseorang bisa merubah penampilannya dalam waktu cepat,” imbuhnya.
Untuk warna, tren aksesoris juga akan cukup terpengaruh oleh tren busana. Biasanya, tren aksesoris ini akan tampil kontras dengan warna tren busana. Misalnya untuk aksesoris seperti scarf biasanya untuk menonjolkan fungsi dari aksesorisnya, maka warna aksesoris sengaja dibuat kontras untuk memberi kesan tone warna yang berbeda. Maka warna-warna aksesoris seperti cerah biasanya akan lebih dipilih.
“Tahun depan, tren warna kita akan menandai euphoria optimisme lewat warna-warna cerah. Ada pengaruhnya juga dengan tren pemilu yang memang didominasi dengan warna ngejreng. Biasanya orang akan cari warna aksesoris yang kontras melawan warna-warna tersebut,” jelas Sonny.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.