Daftar Pemenang JAFF 2023, Film Monisme karya Riar Rizaldi Sabet Golden Hanoman Award
04 December 2023 |
12:00 WIB
Jogja-NETPAC Asian Film Festival atau JAFF rampung digelar. Pada perhelatannya yang ke-18, festival film berskala internasional itu sukses menayangkan 205 film dari 25 negara Asia Pasifik dalam program kompetisi dan nonkompetisi. Penyelenggara pun telah mengumumkan daftar pemenang kompetisi JAFF 2023.
Tahun ini, JAFF memberikan sebanyak 13 penghargaan kepada sederet film terbaik di Asia Pasifik. Monisme dari Indonesia didapuk menjadi film terbaik JAFF 2023 dan menyabet penghargaan Golden Hanoman. Sementara film Oasis of Now karya sutradara Chia Chee Sum, dan Dreaming & Dying karya sutradara Nelson Yeo masing-masing meraih Silver Hanoman dan Special Jury Mention.
Baca juga: Diputar Perdana di JAFF 2023, Cek Sinopsis Film Ali Topan Besutan Sutradara Sidharta Tata
Monisme adalah satu-satunya film Indonesia yang berkompetisi di program Kompetisi Utama. Film eksperimental yang disutradarai oleh Riar Rizaldi itu berkisah tentang beberapa aktor profesional dan non-aktor profesional yang menggambarkan dinamika hubungan manusia dan alam di salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Gunung Merapi. Sebelumnya, film ini tayang perdana di Festival International de Cinéma de Marseille 2023, dan menjadi Film Terbaik di Bucharest International Experimental Film Festival 2023.
Dalam catatan juri, film Monisme dianggap berani dalam bereksperimen dan melakukan gerakan dinamis antar genre dan footage yang berbeda. Film ini dinilai mampu menceritakan sebuah kisah yang kompleks, yang hanya dapat dituturkan melalui medium sinema. Termasuk, dapat menyuarakan gagasan sinematik yang sangat menarik dalam sinema kontemporer.
Sementara film Oasis of Now karya sutradara asal Malaysia Chia Chee Sum yang menyabet Silver Hanoman, dinilai berhasil menampilkan kepercayaan diri yang terkendali dalam penyutradaraannya. Film ini dinilai memiliki sinematografi yang indah dan mampu menangkap spektrum emosi yang sangat luas tanpa harus memberikan penjelasan. Film ini juga disebut sangat terampil memanfaatkan teknik sinematografi long take dengan efektif.
Adapun, film Dreaming & Dying karya sutradara Singapura Nelson Yeo yang menyabet Special Jury Mention, dinilai menghadirkan sinema yang ceria dan imajinatif. Menurut catatan juri, film ini mempersembahkan kesederhanaan yang menipu dalam memperlihatkan kehidupan pribadi para protagonisnya. "Para juri mengagumi pencapaian teknis film ini dan penyutradaraannya yang sempurna," tulis catatan tersebut.
Sementara itu, gelaran JAFF 2023 tercatat mendatangkan sebanyak 20.444 pengunjung. Jumlah itu meningkat dari gelarannya pada tahun lalu yang mencatatkan 16.000 pengunjung. Direktur JAFF Ifa Isfansyah mengatakan pencapaian ini sekaligus menjadi penanda bahwa industri film Asia terus memperlihatkan geliatnya selama setahun terakhir ini.
“Kedewasaan JAFF yang memasuki tahun ke-18 ikut terasa melalui antusiasme penonton dan semua pesertanya tahun ini. Semoga semangat yang ditunjukkan oleh semua yang hadir dan berpartisipasi ikut menjadi penggerak gairah perfilman kita di tahun ke depan," katanya.
Selama delapan hari jalannya festival, sebanyak lebih dari 3.000 peserta turut berpartisipasi dalam program-program nonpenayangan, baik itu public lecture, workshop, forum komunitas, maupun Film and Series Lab. "Partisipasi yang besar menandai minat publik terhadap perkembangan seni budaya yang tidak hanya melibatkan praktisi dan akademisi, tapi juga bakat-bakat baru dan publik secara umum," ujar Ifa.
Program-program baru seperti Nocturnal, penayangan film-film di jam menjelang tengah malam atau midnight show, dan Special Events, seperti Rimpang Dilayarkan dan Dirayakan, penayangan lima video musik dari album terbaru Efek Rumah Kaca, juga mendapatkan sambutan yang positif dari penonton JAFF tahun ini. Penyelenggaraan bioskop bisik yang dimulai pada tahun lalu pun kembali dihadirkan pada JAFF tahun ini dengan menayangkan film Petualangan Sherina 2.
Direktur Eksekutif JAFF Ajish Dibyo menuturkan setiap gelaran JAFF selalu berupaya menjaga inklusivitas festival dan tahun ini kami kembali menghadirkan Bioskop Bisik untuk teman-teman buta dan tuli. Di samping itu, acara spesial seperti penayangan video musik dan penampilan Efek Rumah Kaca, serta Rapsodi: Fragments of Happiness adalah salah satu upaya JAFF untuk selalu beririsan dengan bentuk seni lain di luar film.
"Respons positif yang kami dapatkan membuat kami semakin bersemangat. Semoga ke depannya dapat kami pertahankan dengan menghadirkan bentuk-bentuk baru yang semakin menyegarkan," ujarnya.
Hal lain yang menjadi catatan JAFF 2023 adalah mempertemukan para pemangku kepentingan industri film dalam sebuah Focused Group Discussion (FGD) untuk memperkuat rencana menyelenggarakan JAFF Market yang ditargetkan akan digelar pada tahun depan.
Presiden JAFF Budi Irawanto menyampaikan tahun depan akan menjadi tahun penting di mana pihaknya akan mulai menggelar JAFF Market. Itu akan menjadi wadah yang mempertemukan bakat, projek, dan cerita baru dengan para profesional dan seluruh ekosistem perfilman dengan lebih strategis dan terukur. "Semoga FGD ini memperkuat rencana tersebut agar menjadi kepentingan bersama,” ucapnya.
Daftar Pemenang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah daftar pemenang program kompetisi dalam ajang JAFF 2023.
Main Competition
Golden Hanoman
Monisme (Sutradara Riar Rizaldi)
Silver Hanoman
Oasis of Now (Chia Chee Sum)
Special Jury Mention
Dreaming & Dying (Nelson Yeo)
NETPAC Award
Which Colour? (Shahrukhkhan Chavada)
Blencong Award
HITO (Stephen Lopez)
Indonesian Screen Awards
Best Film: The Draft! (Yusron Fuadi)
Best Directing: SARA (Ismail Basbeth)
Best Storytelling: The Draft! (Anindita Suryarasmi & Yusron Fuadi)
Best Performance: Women From Rote Island (Irma Novita Rihi)
Best Editing: The Draft! (Ridwan A.B. & Yusron Fuadi)
Best Cinematography: Women From Rote Island (Joseph Christoforus Fofid)
Geber Award
The River That Never Ends (J.T. Trinidad)
Baca juga: JAFF 2023 Bakal Dibuka Film Auto Bio Pamphlet & Ditutup dengan 13 Bom di Jakarta
Editor: Dika Irawan
Tahun ini, JAFF memberikan sebanyak 13 penghargaan kepada sederet film terbaik di Asia Pasifik. Monisme dari Indonesia didapuk menjadi film terbaik JAFF 2023 dan menyabet penghargaan Golden Hanoman. Sementara film Oasis of Now karya sutradara Chia Chee Sum, dan Dreaming & Dying karya sutradara Nelson Yeo masing-masing meraih Silver Hanoman dan Special Jury Mention.
Baca juga: Diputar Perdana di JAFF 2023, Cek Sinopsis Film Ali Topan Besutan Sutradara Sidharta Tata
Monisme adalah satu-satunya film Indonesia yang berkompetisi di program Kompetisi Utama. Film eksperimental yang disutradarai oleh Riar Rizaldi itu berkisah tentang beberapa aktor profesional dan non-aktor profesional yang menggambarkan dinamika hubungan manusia dan alam di salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Gunung Merapi. Sebelumnya, film ini tayang perdana di Festival International de Cinéma de Marseille 2023, dan menjadi Film Terbaik di Bucharest International Experimental Film Festival 2023.
Dalam catatan juri, film Monisme dianggap berani dalam bereksperimen dan melakukan gerakan dinamis antar genre dan footage yang berbeda. Film ini dinilai mampu menceritakan sebuah kisah yang kompleks, yang hanya dapat dituturkan melalui medium sinema. Termasuk, dapat menyuarakan gagasan sinematik yang sangat menarik dalam sinema kontemporer.
Sementara film Oasis of Now karya sutradara asal Malaysia Chia Chee Sum yang menyabet Silver Hanoman, dinilai berhasil menampilkan kepercayaan diri yang terkendali dalam penyutradaraannya. Film ini dinilai memiliki sinematografi yang indah dan mampu menangkap spektrum emosi yang sangat luas tanpa harus memberikan penjelasan. Film ini juga disebut sangat terampil memanfaatkan teknik sinematografi long take dengan efektif.
Adapun, film Dreaming & Dying karya sutradara Singapura Nelson Yeo yang menyabet Special Jury Mention, dinilai menghadirkan sinema yang ceria dan imajinatif. Menurut catatan juri, film ini mempersembahkan kesederhanaan yang menipu dalam memperlihatkan kehidupan pribadi para protagonisnya. "Para juri mengagumi pencapaian teknis film ini dan penyutradaraannya yang sempurna," tulis catatan tersebut.
Sementara itu, gelaran JAFF 2023 tercatat mendatangkan sebanyak 20.444 pengunjung. Jumlah itu meningkat dari gelarannya pada tahun lalu yang mencatatkan 16.000 pengunjung. Direktur JAFF Ifa Isfansyah mengatakan pencapaian ini sekaligus menjadi penanda bahwa industri film Asia terus memperlihatkan geliatnya selama setahun terakhir ini.
“Kedewasaan JAFF yang memasuki tahun ke-18 ikut terasa melalui antusiasme penonton dan semua pesertanya tahun ini. Semoga semangat yang ditunjukkan oleh semua yang hadir dan berpartisipasi ikut menjadi penggerak gairah perfilman kita di tahun ke depan," katanya.
Selama delapan hari jalannya festival, sebanyak lebih dari 3.000 peserta turut berpartisipasi dalam program-program nonpenayangan, baik itu public lecture, workshop, forum komunitas, maupun Film and Series Lab. "Partisipasi yang besar menandai minat publik terhadap perkembangan seni budaya yang tidak hanya melibatkan praktisi dan akademisi, tapi juga bakat-bakat baru dan publik secara umum," ujar Ifa.
Program-program baru seperti Nocturnal, penayangan film-film di jam menjelang tengah malam atau midnight show, dan Special Events, seperti Rimpang Dilayarkan dan Dirayakan, penayangan lima video musik dari album terbaru Efek Rumah Kaca, juga mendapatkan sambutan yang positif dari penonton JAFF tahun ini. Penyelenggaraan bioskop bisik yang dimulai pada tahun lalu pun kembali dihadirkan pada JAFF tahun ini dengan menayangkan film Petualangan Sherina 2.
Direktur Eksekutif JAFF Ajish Dibyo menuturkan setiap gelaran JAFF selalu berupaya menjaga inklusivitas festival dan tahun ini kami kembali menghadirkan Bioskop Bisik untuk teman-teman buta dan tuli. Di samping itu, acara spesial seperti penayangan video musik dan penampilan Efek Rumah Kaca, serta Rapsodi: Fragments of Happiness adalah salah satu upaya JAFF untuk selalu beririsan dengan bentuk seni lain di luar film.
"Respons positif yang kami dapatkan membuat kami semakin bersemangat. Semoga ke depannya dapat kami pertahankan dengan menghadirkan bentuk-bentuk baru yang semakin menyegarkan," ujarnya.
Hal lain yang menjadi catatan JAFF 2023 adalah mempertemukan para pemangku kepentingan industri film dalam sebuah Focused Group Discussion (FGD) untuk memperkuat rencana menyelenggarakan JAFF Market yang ditargetkan akan digelar pada tahun depan.
Presiden JAFF Budi Irawanto menyampaikan tahun depan akan menjadi tahun penting di mana pihaknya akan mulai menggelar JAFF Market. Itu akan menjadi wadah yang mempertemukan bakat, projek, dan cerita baru dengan para profesional dan seluruh ekosistem perfilman dengan lebih strategis dan terukur. "Semoga FGD ini memperkuat rencana tersebut agar menjadi kepentingan bersama,” ucapnya.
Daftar Pemenang Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2023
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah daftar pemenang program kompetisi dalam ajang JAFF 2023.
Main Competition
Golden Hanoman
Monisme (Sutradara Riar Rizaldi)
Silver Hanoman
Oasis of Now (Chia Chee Sum)
Special Jury Mention
Dreaming & Dying (Nelson Yeo)
NETPAC Award
Which Colour? (Shahrukhkhan Chavada)
Blencong Award
HITO (Stephen Lopez)
Indonesian Screen Awards
Best Film: The Draft! (Yusron Fuadi)
Best Directing: SARA (Ismail Basbeth)
Best Storytelling: The Draft! (Anindita Suryarasmi & Yusron Fuadi)
Best Performance: Women From Rote Island (Irma Novita Rihi)
Best Editing: The Draft! (Ridwan A.B. & Yusron Fuadi)
Best Cinematography: Women From Rote Island (Joseph Christoforus Fofid)
Geber Award
The River That Never Ends (J.T. Trinidad)
Baca juga: JAFF 2023 Bakal Dibuka Film Auto Bio Pamphlet & Ditutup dengan 13 Bom di Jakarta
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.