5 Mindset Penting Bagi Investor Muda Ala Theo Derick & Ellen May
02 December 2023 |
16:17 WIB
Tidak sedikit anak muda yang saat ini mulai sadar untuk berinvestasi. Jumlahnya tiap bulan bahkan terus bertumbuh. Menurut Laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KASEI), jumlah investor di pasar modal meningkat menjadi 11,88 juta per Oktober 2023.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 56,73 persen atau sekitar 6,74 juta investor merupakan anak muda dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2022, total investor muda di pasar modal dalam negeri meningkat 11,36 persen.
Pertumbuhan jumlah investor muda ini tentu jadi kabar menggembirakan. Namun, di satu sisi, penambahan jumlah investor baru tanpa disertai dengan ilmu yang cukup juga bisa berakibat sebaliknya.
Baca juga: Tren Investasi yang Disenangi Investor Muda, Apa Aja Ya?
Nyatanya, tidak sedikit investor muda yang hanya berbicara soal keuntungan ketika masuk ke ranah pasar modal. Padahal, aktivitas investasi cukup kompleks dan tidak serta merta bisa dipandang hanya sebagai bentuk menggandakan finansial semata.
Investor dan Founder EduFinTech App Ellen May dan Entrepreneur sekaligus Creator Theo Derick sepakat bahwa terjun ke dunia investasi memerlukan persiapan yang matang. Investor juga perlu memiliki mindset yang baik sehingga bisa lebih optimal dalam menjalankan strategi investasinya.
Sayangnya, beberapa investor muda kerap masih melakukan beberapa kesalahan. Dalam hal ini, Ellen dan Theo menyebut ada beberapa mindset yang keliru yang kerap masih diamini banyak orang, terutama para investor muda.
Dalam acara bertajuk Finance Flash: Most Common Mistakes in Personal Finance and How to Avoid Them, keduanya berbicara banyak mengenai hal-hal mendasar yang sebaiknya dihindari oleh investor muda. Apa saja? berikut ulasannya.
Masih ada sebagian orang yang menganggap investasi membutuhkan modal besar. Alasan ini kemudian membuat beberapa orang menunda berinvestasi. Padahal, tidak semua investasi harus punya modal yang besar terlebih dahulu.
Ellen May justru menyarankan investor pemula untuk memulai dengan modal kecil terlebih dahulu. Dengan modal kecil, investor bisa menimbang-nimbang dan belajar mengatur strategi investasinya.
Jika mengalami penurunan nilai, angka yang dikeluarkan pun masih belum terlalu besar. Dari hal-hal semacam ini, investor akan makin berkembang dan memiliki pengalaman untuk menentukan strategi investasinya ke depan.
“Mulailah investasi dengan nilai yang risikonya siap kamu terima. Jadi, tidak harus selalu harus punya modal besar,” ungkap Ellen dalam diskusi online yang diselenggarakan oleh Reku tersebut, Sabtu (12/12).
Menurut Theo Derick, ada beberapa anggapan yang keliru dari sebagian investor muda soal pasar modal. Sering kali, dirinya kerap ditanya oleh investor muda soal “Abis ini investasi ke mana ya, biar modal bertambah” atau “Saham mana ya yang bisa bikin saya kaya dua tahun lagi”.
Berinvestasi memang bisa menggandakan modal yang dikeluarkan. Namun, yang perlu diingat adalah investasi juga bisa membuat nilai modal turun. Tendensi selalu mencari keuntungan membuat investor muda kerap melupakan hal-hal mendasar.
Baca juga: Mewujudkan Pensiun Dini dengan Berinvestasi, Begini Caranya
Alih-alih hanya bertanya soal saran, lebih baik investor muda mulai menggali berbagai informasi tentang produk investasi mana yang akan dibeli. Dengan demikian, ujungnya adalah belajar, bukan hanya asal nunjuk dan menebak.
“Lalu, hal paling penting lainnya ialah invesasi juga harus memakai uang dingin. Belajar mengelola keuangan terlebih dahulu, setelah itu baru investasi,” imbuhnya.
Theo Derick mengatakan investasi bukanlah perlombaan. Lantaran tak sedikit yang selalu mengedepankan mindset keuntungan, para investor muda ini jadi menganggap investasi seperti lomba cepat-cepatan.
“Ada yang bilang ‘kapan ya aku bisa dapat Rp100 juta?’ atau 'kapan ya aku dapat Rp200 juta?’. Padahal, yang penting adalah bagaimana mencapai ke arah tujuan itu. Lalu, ketika sudah sampai, kita bisa enggak mengelolanya. Apakah nanti bisa bertambah banyak, atau justru sebaliknya?,” terang Theo
Ellen May sepakat bahwa investasi memang tidak bisa terburu-buru. Namun, investor tetap harus memiliki tujuan. Sebab, investasi tanpa tujuan bisa membuat tersesat lantaran tak tau ke mana muara yang dituju.
Ellen mengatakan berinvestasi tidak cukup hanya bertujuan untuk kaya. Menurutnya, investor muda perlu menjabarkan seperti apa definisi kaya. Misalnya, bisa punya rumah, punya mobil, membiayai pensiun orang tua, dan sebagainya.
Pentingnya memiliki tujuan adalah investor nantinya bisa membedah dan merencanakan keuangannya dengan lebih tertata. Dengan demikian, modal yang diperlukan, jenis investasi yang dipilih, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut pun bisa terkonsep.
Baca juga: Strategi Investasi dari Perencana Keuangan Biar Tetap Cuan Kala Rupiah Melemah
Ellen May mengatakan investor muda jangan pernah merasa cukup ilmu. Sebab, hal itu bisa membutakan dan membuat investasinya bisa tidak berjalan dengan baik. Dia menyarankan agar investor muda selalu belajar, baik melalui buku, kelas, maupun internet. Dengan terus belajar, pengalaman seseorang akan makin bertambah. Hal ini tentu akan berefek baik pada perjalanan investasi menuju tujuan keuangan masing-masing.
Editor: Fajar Sidik
Dari jumlah tersebut, sebanyak 56,73 persen atau sekitar 6,74 juta investor merupakan anak muda dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2022, total investor muda di pasar modal dalam negeri meningkat 11,36 persen.
Pertumbuhan jumlah investor muda ini tentu jadi kabar menggembirakan. Namun, di satu sisi, penambahan jumlah investor baru tanpa disertai dengan ilmu yang cukup juga bisa berakibat sebaliknya.
Baca juga: Tren Investasi yang Disenangi Investor Muda, Apa Aja Ya?
Nyatanya, tidak sedikit investor muda yang hanya berbicara soal keuntungan ketika masuk ke ranah pasar modal. Padahal, aktivitas investasi cukup kompleks dan tidak serta merta bisa dipandang hanya sebagai bentuk menggandakan finansial semata.
Investor dan Founder EduFinTech App Ellen May dan Entrepreneur sekaligus Creator Theo Derick sepakat bahwa terjun ke dunia investasi memerlukan persiapan yang matang. Investor juga perlu memiliki mindset yang baik sehingga bisa lebih optimal dalam menjalankan strategi investasinya.
Diskusi Finance Flash: Most Common Mistakes in Personal Finance and How to Avoid Them (Sumber: Tangkapan layar Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Sayangnya, beberapa investor muda kerap masih melakukan beberapa kesalahan. Dalam hal ini, Ellen dan Theo menyebut ada beberapa mindset yang keliru yang kerap masih diamini banyak orang, terutama para investor muda.
Dalam acara bertajuk Finance Flash: Most Common Mistakes in Personal Finance and How to Avoid Them, keduanya berbicara banyak mengenai hal-hal mendasar yang sebaiknya dihindari oleh investor muda. Apa saja? berikut ulasannya.
1. Harus Pakai Modal Besar
Masih ada sebagian orang yang menganggap investasi membutuhkan modal besar. Alasan ini kemudian membuat beberapa orang menunda berinvestasi. Padahal, tidak semua investasi harus punya modal yang besar terlebih dahulu.Ellen May justru menyarankan investor pemula untuk memulai dengan modal kecil terlebih dahulu. Dengan modal kecil, investor bisa menimbang-nimbang dan belajar mengatur strategi investasinya.
Jika mengalami penurunan nilai, angka yang dikeluarkan pun masih belum terlalu besar. Dari hal-hal semacam ini, investor akan makin berkembang dan memiliki pengalaman untuk menentukan strategi investasinya ke depan.
“Mulailah investasi dengan nilai yang risikonya siap kamu terima. Jadi, tidak harus selalu harus punya modal besar,” ungkap Ellen dalam diskusi online yang diselenggarakan oleh Reku tersebut, Sabtu (12/12).
2. Selalu Berpikir Untung Besar
Menurut Theo Derick, ada beberapa anggapan yang keliru dari sebagian investor muda soal pasar modal. Sering kali, dirinya kerap ditanya oleh investor muda soal “Abis ini investasi ke mana ya, biar modal bertambah” atau “Saham mana ya yang bisa bikin saya kaya dua tahun lagi”.Berinvestasi memang bisa menggandakan modal yang dikeluarkan. Namun, yang perlu diingat adalah investasi juga bisa membuat nilai modal turun. Tendensi selalu mencari keuntungan membuat investor muda kerap melupakan hal-hal mendasar.
Baca juga: Mewujudkan Pensiun Dini dengan Berinvestasi, Begini Caranya
Alih-alih hanya bertanya soal saran, lebih baik investor muda mulai menggali berbagai informasi tentang produk investasi mana yang akan dibeli. Dengan demikian, ujungnya adalah belajar, bukan hanya asal nunjuk dan menebak.
“Lalu, hal paling penting lainnya ialah invesasi juga harus memakai uang dingin. Belajar mengelola keuangan terlebih dahulu, setelah itu baru investasi,” imbuhnya.
3. Investasi Bukan Perlombaan
Theo Derick mengatakan investasi bukanlah perlombaan. Lantaran tak sedikit yang selalu mengedepankan mindset keuntungan, para investor muda ini jadi menganggap investasi seperti lomba cepat-cepatan.“Ada yang bilang ‘kapan ya aku bisa dapat Rp100 juta?’ atau 'kapan ya aku dapat Rp200 juta?’. Padahal, yang penting adalah bagaimana mencapai ke arah tujuan itu. Lalu, ketika sudah sampai, kita bisa enggak mengelolanya. Apakah nanti bisa bertambah banyak, atau justru sebaliknya?,” terang Theo
4. Investasi Perlu Tujuan
Ellen May sepakat bahwa investasi memang tidak bisa terburu-buru. Namun, investor tetap harus memiliki tujuan. Sebab, investasi tanpa tujuan bisa membuat tersesat lantaran tak tau ke mana muara yang dituju.Ellen mengatakan berinvestasi tidak cukup hanya bertujuan untuk kaya. Menurutnya, investor muda perlu menjabarkan seperti apa definisi kaya. Misalnya, bisa punya rumah, punya mobil, membiayai pensiun orang tua, dan sebagainya.
Pentingnya memiliki tujuan adalah investor nantinya bisa membedah dan merencanakan keuangannya dengan lebih tertata. Dengan demikian, modal yang diperlukan, jenis investasi yang dipilih, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut pun bisa terkonsep.
Baca juga: Strategi Investasi dari Perencana Keuangan Biar Tetap Cuan Kala Rupiah Melemah
5. Merasa Cukup Ilmu
Ellen May mengatakan investor muda jangan pernah merasa cukup ilmu. Sebab, hal itu bisa membutakan dan membuat investasinya bisa tidak berjalan dengan baik. Dia menyarankan agar investor muda selalu belajar, baik melalui buku, kelas, maupun internet. Dengan terus belajar, pengalaman seseorang akan makin bertambah. Hal ini tentu akan berefek baik pada perjalanan investasi menuju tujuan keuangan masing-masing. Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.