Studi Terbaru Ungkap 7 Risiko Penyakit Akibat Menjalani Diet Keto
10 August 2021 |
07:41 WIB
Genhype, hati-hati ya dalam memilih program diet. Sebab, ada jenis diet yang justru menyebabkan kondisi serius. Dari penelitian baru-baru ini, salah satu program diet yang dinilai berbahaya adalah diet keto—diet yang membatasi asupan karbohidrat tapi mendorong asupan lemak berkualitas tinggi dalam jumlah sedang.
Diet keto memaksa tubuh untuk bergantung pada jenis bahan bakar yang dihasilkan hati dari lemak yang disimpan, atau dikenal sebagai keton, daripada gula. Untuk mencapai ini, kamu harus membuat tubuh kelaparan karbohidrat dan mencapai keadaan ketosis.
Mengonsumsi makanan laut, sayuran tinggi lemak seperti alpukat dan asparagus, keju, mentega, serta daging adalah kunci diet keto.
Penelitian sebelumnya memang menunjukkan efektivitas diet, dengan efek positif untuk penurunan berat badan, diabetes, dan epilepsi serta beberapa mengklaim bermanfaat untuk jenis kanker tertentu, serta penyakit Alzheimer.
Namun, studi terbaru yang dipimpin oleh Lee Crosby, manajer program Physicians Committee for Responsible Medicine di Inggris menunjukkan bahwa diet keto hanya memberi pengaruh baik dalam perawatan epilepsi.
Selain itu, dari penelitian Crosby juga tercatat ada risiko tujuh penyakit yang mengancam jiwa apabila menjalani diet ini, antara lain penyakit jantung, diabetes, kanker, alzheimer, gagal ginjal, penyakit ginjal, hingga cacat tabung saraf pada bayi baru lahir.
Ahli diet klinis di University Hospitals Case Medical Center di Cleveland, Ohio, dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics Lisa Cimperman turut menentang diet keto.
“Begitu tubuh memasuki ketosis, individu mulai kehilangan otot, menjadi sangat lelah dan akhirnya memasuki mode kelaparan,” imbuhnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa setelah menjalani program diet keto, pada akhirnya sulit untuk menurunkan berat badan.
Sementara itu, Harvard Medical School mencatat pengikut diet ini berisiko mengalami masalah pada hati, ginjal, sembelit, hingga kekurangan nutrisi. Faktanya, diet tinggi lemak jenuh melebihi 7% asupan lemak jenuh harian.
Editor: Avicenna
Diet keto memaksa tubuh untuk bergantung pada jenis bahan bakar yang dihasilkan hati dari lemak yang disimpan, atau dikenal sebagai keton, daripada gula. Untuk mencapai ini, kamu harus membuat tubuh kelaparan karbohidrat dan mencapai keadaan ketosis.
Mengonsumsi makanan laut, sayuran tinggi lemak seperti alpukat dan asparagus, keju, mentega, serta daging adalah kunci diet keto.
Penelitian sebelumnya memang menunjukkan efektivitas diet, dengan efek positif untuk penurunan berat badan, diabetes, dan epilepsi serta beberapa mengklaim bermanfaat untuk jenis kanker tertentu, serta penyakit Alzheimer.
Namun, studi terbaru yang dipimpin oleh Lee Crosby, manajer program Physicians Committee for Responsible Medicine di Inggris menunjukkan bahwa diet keto hanya memberi pengaruh baik dalam perawatan epilepsi.
Selain itu, dari penelitian Crosby juga tercatat ada risiko tujuh penyakit yang mengancam jiwa apabila menjalani diet ini, antara lain penyakit jantung, diabetes, kanker, alzheimer, gagal ginjal, penyakit ginjal, hingga cacat tabung saraf pada bayi baru lahir.
Ahli diet klinis di University Hospitals Case Medical Center di Cleveland, Ohio, dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics Lisa Cimperman turut menentang diet keto.
“Begitu tubuh memasuki ketosis, individu mulai kehilangan otot, menjadi sangat lelah dan akhirnya memasuki mode kelaparan,” imbuhnya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa setelah menjalani program diet keto, pada akhirnya sulit untuk menurunkan berat badan.
Sementara itu, Harvard Medical School mencatat pengikut diet ini berisiko mengalami masalah pada hati, ginjal, sembelit, hingga kekurangan nutrisi. Faktanya, diet tinggi lemak jenuh melebihi 7% asupan lemak jenuh harian.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.