Malam Suro sampai Ritual Tabuik, Ini 5 Tradisi Tahun Baru Islam di Tanah Air
09 August 2021 |
15:45 WIB
3. Upacara Tabot-Bengkulu
Tabot merupakan tradisi di Bengkulu dalam menyambut tahun baru Islam untuk mengenang kepahlawanan dan kematian Husein bin Ali Abu Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Mirip dengan upacara Karbala di Iran, Tabot pertama kali dibawa oleh penyebar agama Islam di Punjab, India, ke Indonesia pada saat masa penjajahan Inggris.
Dalam pelaksanaannya, Tabot memiliki aspek ritual yang hanya boleh dilakukan oleh keluarga yang berketurunan tertentu, sedangkan cara yang non ritual boleh diikuti dan dilakukan oleh siapa saja. Masyarakat Bengkulu percaya bahwa jika mereka tidak melakukan tradisi ini maka akan tertimpa musibah dan bencana.
4. Kirab Kebo Bule-Surakarta
Bagi masyarakat Surakarta, tahun baru Islam dirayakan dengan mengadakan Kirab Kebo Bule, yakni beberapa ekor kerbau berwarna putih atau ‘kebo bule’ diarak mengelilingi kota. Hal itu disebabkan masyarakat Surakarta percaya bahwa kerbau merupakan keturunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.
Kerbau-kerbau itu dianggap sebagai Cucuking Lampah atau pemandu kirab yang diikuti oleh keluarga keraton yang membawa pusaka dan barisan masyarakat Surakarta di belakangnya.
5. Ritual Tabuik-Sumatra Barat
Dimulai sejak tahun 1982, perayaan Tabuik telah dijadikan bagian dari kalender pariwisata Kabupaten Padang Pariaman. Rangkaian tradisi ini terdiri dari tujuh tahapan, yaitu mengambil tanah pada 1 Muharram, menebang batang pisang pada hari ke-5 Muharram, ritual Mataam pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mengarak jari-jari pada malam harinya, dan mangarak saroban pada keesokan harinya.
Puncaknya tradisi di hari ke-10 Muharram, dilakukan ritual tabuik naik pangkek kemudian hoyak tabuik. Sebagai ritual penutup, menjelang maghrib, tabuik akan diarak menuju pantai dan dilarung ke laut.
Editor: Fajar Sidik
Tabot merupakan tradisi di Bengkulu dalam menyambut tahun baru Islam untuk mengenang kepahlawanan dan kematian Husein bin Ali Abu Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Mirip dengan upacara Karbala di Iran, Tabot pertama kali dibawa oleh penyebar agama Islam di Punjab, India, ke Indonesia pada saat masa penjajahan Inggris.
Dalam pelaksanaannya, Tabot memiliki aspek ritual yang hanya boleh dilakukan oleh keluarga yang berketurunan tertentu, sedangkan cara yang non ritual boleh diikuti dan dilakukan oleh siapa saja. Masyarakat Bengkulu percaya bahwa jika mereka tidak melakukan tradisi ini maka akan tertimpa musibah dan bencana.
4. Kirab Kebo Bule-Surakarta
Bagi masyarakat Surakarta, tahun baru Islam dirayakan dengan mengadakan Kirab Kebo Bule, yakni beberapa ekor kerbau berwarna putih atau ‘kebo bule’ diarak mengelilingi kota. Hal itu disebabkan masyarakat Surakarta percaya bahwa kerbau merupakan keturunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.
Kerbau-kerbau itu dianggap sebagai Cucuking Lampah atau pemandu kirab yang diikuti oleh keluarga keraton yang membawa pusaka dan barisan masyarakat Surakarta di belakangnya.
5. Ritual Tabuik-Sumatra Barat
Dimulai sejak tahun 1982, perayaan Tabuik telah dijadikan bagian dari kalender pariwisata Kabupaten Padang Pariaman. Rangkaian tradisi ini terdiri dari tujuh tahapan, yaitu mengambil tanah pada 1 Muharram, menebang batang pisang pada hari ke-5 Muharram, ritual Mataam pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mengarak jari-jari pada malam harinya, dan mangarak saroban pada keesokan harinya.
Puncaknya tradisi di hari ke-10 Muharram, dilakukan ritual tabuik naik pangkek kemudian hoyak tabuik. Sebagai ritual penutup, menjelang maghrib, tabuik akan diarak menuju pantai dan dilarung ke laut.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.