Simak 3 Pelajaran Penting dari Peristiwa Isra Miraj

Hari ini, Senin (28/2/2022) menjadi momen peringatan Isra Miraj bagi umat Islam, atau dalam kalender Hijriyah diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Isra Miraj atau yang dikenal dengan Al-Isra wal Miraj merupakan peristiwa yang melekat dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW.

Ustadz Fakhrurozi menjelaskan bahwa Isra Miraj adalah peristiwa yang terjadi di luar akal manusia yang harus diimani oleh umat Islam. Pasalnya, pada peristiwa itu, Nabi Muhammad SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk berjalan pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Dalam perjalanan tersebut, papar Ustadz Fakhrurozi, Nabi Muhammad SAW juga dimi'rajkan (dinaikkan) hingga ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha dengan jiwa raganya, mengendarai buraq yang didampingi malaikat Jibril. Di sana, Nabi Muhammad SAW menerima risalah Allah, di mana di dalamnya ada kewajiban salat lima waktu.

“Sangat mudah bagi Allah dengan kekuasaan-Nya melakukan hal yang di luar nalar manusia,” katanya dalam satu kesempatan pengajian secara daring.

Peristiwa Isra Mira punj diabadikan dalam Alquran Surah Al-Isra yang berbunyi:

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Allah telah memberkahi sekelilingnya supaya Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kekuasaannya-Nya, Allah sungguh Maha Mendengar dan Maha Melihat”. (Al-Isra:1)
  Untuk semakin memahami makna peringatan Isra Miraj, berikut adalah beberapa nilai yang bisa dipelajari dari peristiwa tersebut.
 

1. Meningkatkan keimanan

Kala itu, sahabat Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq, adalah orang yang pertama kali mempercayai Nabi menjalankan Isra dan Miraj. Sebab, bagi Kaum Quraisy, peristiwa itu tidak bisa mereka pahami bahkan Nabi Muhammad dianggap berbohong.

Mereka tidak percaya dalam satu malam Nabi bisa berjalan dari Mekkah ke Baitul Maqdis, kemudian juga Mi’raj sampai ke Sidratul Muntaha. Mereka menganggap Nabi Muhammad mengada-ada, tetapi Abu Bakar Ash-Shiddiq mempercayai sebagai bentuk dari keimanan.

(Baca juga: 4 Nilai & Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi Umat Islam)
 

2. Wujud mukjizat Allah 

Isra dan Miraj merupakan wujud dari mukjizat dan anugerah Allah untuk Nabi Muhammad dalam mengemban risalah-Nya. Ketika menjalankan Isra dan Miraj, saat itu Rasulullah mengalami Amul-huzn (tahun kesedihan). Beliau ditinggal oleh Siti Khadijah RA istri tercinta yang begitu lama mendukung dan berada disamping Nabi serta orang yang paling dicintai dan paling membela perjuangan Nabi.

Nabi juga ditinggal oleh pamannya, Abu Thalib, yang selalu membela bahkan disaat Nabi terancam dan diancam jiwanya oleh Kaum Quraisy. Setelah keduanya wafat, Nabi merasa sedih dan disaat seperti itulah Allah meng-Isra’kan Nabi dan Me-Mi’rajkan Nabi sebagai bentuk perjalanan rohani yang terdalam dan melampaui akal pikiran manusia.

Dengan kesabaran dan kesungguhan Nabi, maka Isra’ dan Mi’raj pun merupakan tonggak bagi Nabi untuk terus berjuang membawa risalah Islam.
 

3. Menjalankan perintah salat

Isra Miraj merupakan hari jadi perintah salat, karena pada saat itulah Nabi Muhammad pertama kali menerima perintah salat dari Allah SWT. Oleh karena itu, salah satu hikmah memperingati Isra Miraj yakni anjuran menjalankan nilai-nilai ibadah salat dalam kehidupan sehari-hari.

Ibadah salat sendiri menempati posisi yang sangat utama dalam ajaran Islam. Salat diibaratkan sebagai tiang agama yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, termasuk mendidik setiap muslim menjadi pribadi bersih, jujur, sabar dan disiplin. 

Editor: Fajar Sidik