Tahun Baru Islam Jadi Momentum Hijrah Kalahkan Pandemi
09 August 2021 |
14:26 WIB
Salah satu hari besar yang memiliki makna khusus bagi umat Islam di seluruh dunia adalah Tahun Baru Hijriah yang jatuh pada 1 Muharram. Pada tahun ini, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1443 Hijriah jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021. Muharram sendiri merupakan permulaan tahun dalam kalender Islam yang menandai pergantian tahun Hijriah.
Ditetapkan atas inisiatif Khalifah Umar bin Khattab, penyebutan dan penetapan kalender Hijriah merujuk pada proses hijrah Nabi Muhammad SAW yang memiliki sejarah panjang dan peristiwa penting dalam Islam.
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Muiz Ali mengatakan penamaan kalender Hijriah dikaitkan dengan momentum hijrahnya atau pindahnya Nabi Muhammad SAW secara fisik bersama para sahabatnya dari Mekah ke Madinah.
“Dalam perspektif yang lebih luas, hijrah juga dapat diartikan meninggalkan kebiasaan yang dilarang dan pindah atau menuju kepada yang diperintahkan Allah SWT,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia, Senin (9/8/2021).
Selain itu, Abdul juga mengatakan bahwa esensi hijrah Nabi Muhammad SAW sesungguhnya bukan sekadar berpindah dari satu tempat yang lain (hijrah al-Hissiyah), tetapi mengubah cara hidup (hijrah) dengan mengamalkan perintah agama menuju perubahan yang lebih baik dari kondisi dan situasi sebelumnya (hijrah al-Maknawiyah) yang merupakan makna hijrah yang hakiki.
“Dalam konteks pandemi Covid-19, pada saat wabah masih menjadi ancaman dan sudah banyak menelan korban, hijrah harus dimaknai sebagai upaya mengubah kondisi pandemi ini menjadi kondisi normal kembali,” ungkapnya.
Menurutnya, Islam mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, termasuk menjaga diri dari wabah yang mengancam nyawa atau kesehatan. Hal tersebut juga merujuk pada penjelasan di Alquran, hadits, maupun pendapat para ulama.
Untuk itu, Abdul menuturkan pergantian Tahun Baru Islam 1443 Hijriah bisa dijadikan momentum untuk hijrah, memperbarui kembali cara dan gaya hidup yang lebih baik. Menurut Abdul, pada konteks pandemi seperti sekarang ini, penting untuk memaknai arti hijrah dalam perspektif yang lebih luas.
“Hijrah di masa pandemi ini dapat diartikan dengan meningkatkan ikhtiar (usaha) secara lahir seperti menjaga kesehatan, mengonsumsi barang yang halal dan suci, memakai masker, serta meningkatkan ikhtiar secara batin seperti memperbanyak zikir, membaca doa, mengaji Alquran, mengamalkan puasa sunnah dan bersedekah,” ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Ditetapkan atas inisiatif Khalifah Umar bin Khattab, penyebutan dan penetapan kalender Hijriah merujuk pada proses hijrah Nabi Muhammad SAW yang memiliki sejarah panjang dan peristiwa penting dalam Islam.
Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Muiz Ali mengatakan penamaan kalender Hijriah dikaitkan dengan momentum hijrahnya atau pindahnya Nabi Muhammad SAW secara fisik bersama para sahabatnya dari Mekah ke Madinah.
“Dalam perspektif yang lebih luas, hijrah juga dapat diartikan meninggalkan kebiasaan yang dilarang dan pindah atau menuju kepada yang diperintahkan Allah SWT,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia, Senin (9/8/2021).
Membaca Al-Quran merupakan salah satu amalan yang bisa dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam- Rachid Oucharia (Dok. Unsplash)
“Dalam konteks pandemi Covid-19, pada saat wabah masih menjadi ancaman dan sudah banyak menelan korban, hijrah harus dimaknai sebagai upaya mengubah kondisi pandemi ini menjadi kondisi normal kembali,” ungkapnya.
Menurutnya, Islam mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, termasuk menjaga diri dari wabah yang mengancam nyawa atau kesehatan. Hal tersebut juga merujuk pada penjelasan di Alquran, hadits, maupun pendapat para ulama.
Untuk itu, Abdul menuturkan pergantian Tahun Baru Islam 1443 Hijriah bisa dijadikan momentum untuk hijrah, memperbarui kembali cara dan gaya hidup yang lebih baik. Menurut Abdul, pada konteks pandemi seperti sekarang ini, penting untuk memaknai arti hijrah dalam perspektif yang lebih luas.
“Hijrah di masa pandemi ini dapat diartikan dengan meningkatkan ikhtiar (usaha) secara lahir seperti menjaga kesehatan, mengonsumsi barang yang halal dan suci, memakai masker, serta meningkatkan ikhtiar secara batin seperti memperbanyak zikir, membaca doa, mengaji Alquran, mengamalkan puasa sunnah dan bersedekah,” ujarnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.