Malam Suro sampai Ritual Tabuik, Ini 5 Tradisi Tahun Baru Islam di Tanah Air
09 August 2021 |
15:45 WIB
Tahun Baru Islam 1443 Hijriah atau 1 Muharram tahun ini akan jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Seperti hari-hari besar lainnya, umat muslim di Indonesia juga memiliki berbagai cara dan tradisi untuk merayakan momentum hijrahnya Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Mekah ke Madinah itu. Sebagian besar tradisi tersebut merupakan percampuran antara ritual keagamaan dan budaya masing-masing daerah di Tanah Air.
Keberagaman budaya, agama, dan keyakinan masyarakat Indonesia telah mewarnai berbagai tradisi dan ritual yang dilakukan masyarakat pada bulan Muharram. Berbagai tradisi itu antara lain membuat makanan berupa bubur merah-putih, membaca doa-doa, menyantuni anak yatim, sampai beberapa ritual budaya.
Nah, dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam, Hypeabis.id telah merangkum beberapa tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia dari berbagai sumber seperti berikut ini.
1. Malam 1 Suro-Yogyakarta
Salah satu tradisi tahun baru Hijriah di Jawa biasanya disambut dengan kemeriahan kembang api dan terompet seperti di beberapa tempat lainnya di Indonesia. Selain itu, dalam tradisi yang sering disebut malam 1 Suro (Muharram) itu, masyarakat Jawa biasanya melakukan ritual seperti lek-lekan atau tidak tidur semalaman dan ritual tuguran atau renungan diri sambil berdoa.
Pada bulan Suro ini, masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai ciptaan Tuhan, manusia harus selalu ingat tempatnya dan siapa dirinya serta menjauhi diri dari godaan yang bersifat menyesatkan.
2. Ritual Asan Usen-Aceh
Pada bulan Muharram atau Tahun Baru Islam, masyarakat Aceh memiliki tradisi ritual Asan Usen, yaitu memasak dan menyuguhkan makanan khas Kanji Acura. Makanan itu terdiri dari beras, santan kelapa, gula, kacang-kacangan, pepaya, delima, dan umbi-umbian.
Makanan itu nantinya akan disiapkan secara kolektif di meunasah atau bangunan umum untuk upacara keagamaan. Selain itu, masyarakat juga melaksanakan puasa selama tiga hari berturut-turut dengan berbuka puasa memakan kanji acura.
Keberagaman budaya, agama, dan keyakinan masyarakat Indonesia telah mewarnai berbagai tradisi dan ritual yang dilakukan masyarakat pada bulan Muharram. Berbagai tradisi itu antara lain membuat makanan berupa bubur merah-putih, membaca doa-doa, menyantuni anak yatim, sampai beberapa ritual budaya.
Nah, dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam, Hypeabis.id telah merangkum beberapa tradisi Tahun Baru Islam di Indonesia dari berbagai sumber seperti berikut ini.
1. Malam 1 Suro-Yogyakarta
Salah satu tradisi tahun baru Hijriah di Jawa biasanya disambut dengan kemeriahan kembang api dan terompet seperti di beberapa tempat lainnya di Indonesia. Selain itu, dalam tradisi yang sering disebut malam 1 Suro (Muharram) itu, masyarakat Jawa biasanya melakukan ritual seperti lek-lekan atau tidak tidur semalaman dan ritual tuguran atau renungan diri sambil berdoa.
Pada bulan Suro ini, masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai ciptaan Tuhan, manusia harus selalu ingat tempatnya dan siapa dirinya serta menjauhi diri dari godaan yang bersifat menyesatkan.
Tradisi malam satu suro di Yogyakarta (Dok. Indonesia Kaya)
Pada bulan Muharram atau Tahun Baru Islam, masyarakat Aceh memiliki tradisi ritual Asan Usen, yaitu memasak dan menyuguhkan makanan khas Kanji Acura. Makanan itu terdiri dari beras, santan kelapa, gula, kacang-kacangan, pepaya, delima, dan umbi-umbian.
Makanan itu nantinya akan disiapkan secara kolektif di meunasah atau bangunan umum untuk upacara keagamaan. Selain itu, masyarakat juga melaksanakan puasa selama tiga hari berturut-turut dengan berbuka puasa memakan kanji acura.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.