Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti . (Sumber gambar : Freepik/Jcomp)

Cukup Pakai Ember Kecil, Begini Pola Penyebaran Nyamuk Wolbachia

24 November 2023   |   21:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Penyebaran nyamuk berwolbachia diklaim efektif menurunkan angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) dan kasus rawat inap di rumah sakit akibat penyakit ini. Selain biayanya yang terbilang murah, penyebarannya pun cukup unik dan terbilang sederhana. 

Peneliti Nyamuk Berwolbachia dari Universitas Gadjah Mada Prof Adi Utarini menerangkan wolbachia merupakan bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Sifat alami bakteri ini tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya. 

Baca juga: Intip Cara Budi Daya Jentik Nyamuk, Bisa Panen Tiap Hari

Wolbachia ditemukan di dalam tubuh nyamuk aedes albopictus secara alami. Sebanyak 60 persen serangga memiliki bakteri ini di dalam tubuhnya. Uniknya, wolbachia tidak memiliki sifat sebagai simbion atau tidak berdampak negatif pada inangnya. “Wolbachia bakteri alami, aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan,” tuturnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/11/2023).

Teknologi ini pada prinsipnya memanfaatkan bakteri alami wolbachia yang dimasukkan ke dalam nyamuk aedes aegypti. Di Yogyakarta, pola penyebaran wolbachia dilakukan dengan meletakkan telur aedes aegypti yang sudah dimasukkan bakteri tersebut pada sebuah ember kecil berisi air dan pakan. 

Ember yang diletakkan pada rumah warga tersebut sudah diberi lubang sehingga dalam 1-2 minggu berkembang menjadi nyamuk dewasa. Setiap 2 minggu sekali, ember ini diganti telur, pakan, dan airnya. Adapun penggunaan ember menyesuaikan dengan budaya masyarakat setempat.

Nyamuk berwolbachia yang sudah dewasa nantinya akan kawin dengan nyamuk pembawa virus aedes aegypti. Anak dari hasil perkawinan nyamuk ini akan mengandung bakteri wolbachia. Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia. Adapun dari tampilan, nyamuk ini tidak berbeda dengan nyamuk pembawa demam berdarah. 

Nah, wolbachia berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya nyamuk yang mengandung wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue. 

Mengingat bahwa wolbachia terdapat dalam telur nyamuk, maka bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya. Akibatnya, dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan dengue bersifat berkelanjutan.

“Yang jadi penyebab DBD itu virusnya yang dibawa nyamuk. Wolbachia targetnya virus, bukan hanya nyamuknya, sehingga kita melepaskan nyamuk baik, tujuannya melawan virusnya,” jelas Uut.

Dia menyebut tidak setiap rumah dititipi ember berisi nyamuk ber-wolbachia. Setidaknya antara rumah satu dengan rumah lainnya memiliki radius 75 meter. “Sampai lebih kurang 6 bulan ketika 60 persen nyamuk aedes aegypti sudah berwolbachia, maka kita hentikan,” jelasnya.

Kendati demikian, Uut menyampaikan bahwa pola penyebaran wolbachia tidak bisa serta merta diterapkan di seluruh daerah. Dari sisi pembiayaan, metode ini paling efektif dilakukan pada wilayah yang memiliki kasus DBD tinggi dan populasi penduduk padat. Metode ini tidak cocok untuk wilayah yang kasus DBD rendah dan penduduk jarang. 

Baca juga: Menilik Pemanfaatan & Efektivitas Wolbachia untuk Penanggulangan DBD di Indonesia 

Editor: Dika Irawan 

SEBELUMNYA

Pilihan Atap Kanopi untuk Rumah, Beragam Jenis dan Keunggulannya

BERIKUTNYA

Eko Londo Meninggal Dunia, Pelawak Legendaris yang Getol Ingin Masuk Srimulat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: