Keamanan Siber Bakal Lebih Menantang pada 2024 Gara-gara AI

Para pelaku usaha masih akan menghadapi situasi yang penuh tantangan terkait keamanan siber pada 2024. Bukan tanpa sebab, serangan siber dari pelaku kriminal makin canggih. Oleh sebab itu, pemanfaatan application security (AppSec) bakal lebih penting lagi pada masa mendatang. 

Kelvin Lim, Director Security Engineering, Synopsys Software Integrity Group, menilai pada tahun depan perusahaan yang akan berinvestasi di application security (AppSec) akan terus tumbuh. AppSec adalah proses menemukan, memperbaiki, dan mencegah kerentanan keamanan di tingkat aplikasi dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan proses pengambangan.

“Untuk mengamankan lanskap keamanan aplikasi mereka seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya praktik AppSec yang baik,” katanya. 

Baca juga: 7 Tren Ancaman Siber, Sektor Bisnis Wajib Waspada

Dia menuturkan, saat ini ada banyak laporan yang menyebutkan bahwa penjahat dunia maya telah menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan malware dan aplikasi berbahaya lainnya.

Kondisi tersebut membuat perusahaan yang menggunakan AI code generators untuk menghasilkan sebuah kode perlu berhati-hati. Meskipun dapat meningkatkan efisiensi, kode yang dihasilkan dengan bantuan AI kemungkinan tidak aman.

Di sisi lain, vendor AppSec juga telah menggunakan AI untuk mendeteksi masalah kepatuhan lisensi, serangan, dan mengidentifikasi kerentanan dalam aplikasi dengan akurasi dan kecepatan yang lebih tinggi.

Dia menambahkan,Application Security Posture Management (ASPM) adalah pendekatan komprehensif untuk AppSec dalam menyediakan single source of truth (SSOT) untuk mengidentifikasi, menghubungkan, dan memprioritaskan kerentanan keamanan dalam life cycle pengembangan software. “Mulai dari pengembangan sampai penerapan,” imbuhnya. 

Kevin Lim menuturkan bahwa pada tahun depan makin banyak organisasi yang mulai sadar tentang kompleksitas dan biaya operasional program AppSec yang dirancang untuk keamanan.

ASPM, lanjutnya, dapat mengatasi masalah itu dengan menyediakan lokasi terpusat bagi tim guna mengelola seluruh program. Pendekatan ini juga bisa menyelaraskan tim keamanan dan pengembangan lebih baik. Tak hanya itu, ASPM juga memberi gambaran tentang apa yang telah diuji, ditemukan, dan diperbaiki. 
 

Peningkatan Kesadaran Keamanan Siber

Untuk diketahui, sebelumnya, laporan berjudul The 2023 Software Vulnerability Snapshot yang dikeluarkan oleh Synopsys Inc. menunjukkan bahwa kerentanan perangkat lunak yang kerap menjadi target peretasan turun signifikan. Ini menandakan bahwa peninjauan kode, automated testing, dan continuous integration membantu mengurangi kesalahan pemrograman secara umum.

Hasil analisa dari Synopsys Cybersecurity Research Center (CyRC) itu menunjukkan bahwa kerentanan yang ditemukan terhadap aplikasi target menjadi 83 persen pada 2022, atau turun jika dibandingkan dengan 2020 yang mencapai 97 persen.

Jason Schmitt, General Manager Synopsys Software Integrity Group, mengatakan penurunan yang terjadi untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir itu memberikan harapan baru bahwa banyak organisasi telah memperhatikan keamanan siber dengan serius. 

“Kami juga melihat bahwa pengguna memprioritaskan pendekatan strategis dan holistik terhadap keamanan perangkat lunak agar dapat memberikan dampak jangka panjang,” katanya dalam laporan tersebut.

Dia menambahkan, pendekatan keamanan berlapis diperlukan lebih dari sebelumnya untuk mengidentifikasi letak risiko perangkat lunak berada dan melindungi bisnis agar tidak dieksploitasi seiring kian canggihnya para peretas. 

Baca juga: Marak Kejahatan Siber, Sektor Bisnis Ini yang Paling Diincar

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah