Marak Kejahatan Siber, Sektor Bisnis Ini yang Paling Diincar
01 August 2023 |
08:00 WIB
Kehadiran artificial intelligence (AI) membantu semua pekerjaan manusia menjadi lebih mudah. Tidak terkecuali dalam menangkal malware yang menyebabkan kerusakan pada perangkat elektronik hingga kerugian finansial mulai dari skala bisnis hingga individu.
Aktivitas serangan siber ini semakin gencar di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Terlihat dari data perusahaan pembuat perangkat antivirus Kaspersky yang mendeteksi dan memblokir 505.879.385 serangan dari sumber online secara global pada 2022. Web antivirus perusahaan ini juga memblokir 109.183.489 objek berbahaya yang unik, meningkat 69 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Kejahatan Siber Makin Marak, Ini yang Harus Dilakukan saat Akun E-Wallet Dibajak
Di kawasan Asia Tenggara, Kaspersky berhasil mendeteksi 207.506 percobaan mobile malware, 126.906 diantaranya dari Indonesia. Selain itu, Kaspersky juga mendeteksi 108 trojan mobile banking, 4.931.367 upaya phishing, dan 24.642 upaya phishing kripto pada 2022. Semuanya berhasil diblokir, tentu melalui AI.
Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik Adrian Hia mengatakan malware semakin menyebar melalui saluran yang sah. Dari skala industri, perusahaan jasa pengiriman atau logistik menjadi sasaran empuk kejahatan siber, diikuti toko online, sistem pembayaran, dan bank. Semuanya biasa diakses masyarakat melalui smartphone.
Adrian menyebut 70 persen orang di Asia Tenggara percaya bahwa solusi keamanan menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk memproteksi serangan siber. Namun, hanya 26 persen yang memiliki solusi keamanan di device mereka. Padahal adanya kemajuan teknologi melalui penerapan kecerdasan buatan atau AI, keamanan dan perlindungan bisa lebih ditingkatkan.
“Perlu kesadaran cyber security. Hidup di dunia digital harus memiliki jaringan yang aman,” tegasnya dalam Kaspersky B2C Launch beberapa waktu lalu.
Territory Channel Manager Kaspersky untuk Indonesia Dony Koesmandarin menyampaikan, sektor bisnis tetap menjadi sasaran empuk serangan siber berupa malware dan trojan walaupun beberapa waktu terakhir banyak aduan malware seperti phishing terjadi di masyarakat. Hal ini karena para hacker di masa sekarang bertujuan mendapatkan uang ketimbang menjadi terkenal seperti beberapa tahun ke belakang.
Soal sektor logistik yang paling banyak diserang kejahatan siber daripada bank, Dony mengatakan para hacker tentu mencari pekerjaan yang lebih mudah.
“Mungkin tahun ini mereka melihat logistik ini adalah satu yang mudah celahnya dihajar. Mereka cari yang gampang, mudah di attack. Kalau sulit, mereka harus kerja banyak,” tuturnya.
Oleh karena itu, proteksi data dan sistem perusahaan maupun individu penting dilakukan untuk menggagalkan serangan siber. Menurut Dony, saat ini solusi keamanan bukan hanya solusi antivirus PC, tetapi ekosistem yang komprehensif untuk platform dan perangkat apa pun.
Kaspersky pun telah menata ulang perlindungan konsumennya. Perusahaan antivirus ini memperluas bisnis ke konsumen (B2C) dengan menghadirkan lini produk baru untuk perlindungan di perangkat elektronik pribadi baik itu di Windows, Mac, iOS, dan Android.
Menawarkan tiga alternatif perlindungan melalui Kaspersky Standar, Kaspersky Plus, dan Kaspersky Premium, benefit yang didapat tentu berbeda-beda. Namun secara keseluruhan, teknologi ini menawarkan deteksi dari ragam kejahatan siber dan memblokirnya.
Dony menyampaikan di masa mendatang, Kaspersky berencana untuk mengembangkan lebih lanjut ekosistemnya dan memperluas daftar kemitraan serta integrasinya. Dengan teknologi kecerdasan buatan, aplikasi dibuat lebih sederhana serta lebih mudah untuk pengguna.
Dari sisi pencegahan, semua ancaman berbahaya diblokir secara otomatis dan pengguna akan diberikan notifikasi. Dalam pemantauan, pengguna diberi tahu tentang potensi ancaman atau tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan. Pengguna juga memiliki kesempatan untuk memilih pengaturan atau tindakan agar tidak mengganggu pengalaman digital mereka.
Baca juga: Marak Kejahatan Siber, Simak 5 Tips Melindungi Data Pribadi Internet
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Aktivitas serangan siber ini semakin gencar di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Terlihat dari data perusahaan pembuat perangkat antivirus Kaspersky yang mendeteksi dan memblokir 505.879.385 serangan dari sumber online secara global pada 2022. Web antivirus perusahaan ini juga memblokir 109.183.489 objek berbahaya yang unik, meningkat 69 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Kejahatan Siber Makin Marak, Ini yang Harus Dilakukan saat Akun E-Wallet Dibajak
Di kawasan Asia Tenggara, Kaspersky berhasil mendeteksi 207.506 percobaan mobile malware, 126.906 diantaranya dari Indonesia. Selain itu, Kaspersky juga mendeteksi 108 trojan mobile banking, 4.931.367 upaya phishing, dan 24.642 upaya phishing kripto pada 2022. Semuanya berhasil diblokir, tentu melalui AI.
Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik Adrian Hia mengatakan malware semakin menyebar melalui saluran yang sah. Dari skala industri, perusahaan jasa pengiriman atau logistik menjadi sasaran empuk kejahatan siber, diikuti toko online, sistem pembayaran, dan bank. Semuanya biasa diakses masyarakat melalui smartphone.
Adrian menyebut 70 persen orang di Asia Tenggara percaya bahwa solusi keamanan menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk memproteksi serangan siber. Namun, hanya 26 persen yang memiliki solusi keamanan di device mereka. Padahal adanya kemajuan teknologi melalui penerapan kecerdasan buatan atau AI, keamanan dan perlindungan bisa lebih ditingkatkan.
“Perlu kesadaran cyber security. Hidup di dunia digital harus memiliki jaringan yang aman,” tegasnya dalam Kaspersky B2C Launch beberapa waktu lalu.
#Voicedeepfakes are already being used in multi-million dollar #scams can you trust your own ears anymore
— Kaspersky (@kaspersky) July 18, 2023
Here's how these uncanny vocal replicas are made, and ways to spot them ?? https://t.co/58NbyX5sOu#AI #technology #deepfakes #fraud #cybersecurity pic.twitter.com/12cOLBlIhd
Territory Channel Manager Kaspersky untuk Indonesia Dony Koesmandarin menyampaikan, sektor bisnis tetap menjadi sasaran empuk serangan siber berupa malware dan trojan walaupun beberapa waktu terakhir banyak aduan malware seperti phishing terjadi di masyarakat. Hal ini karena para hacker di masa sekarang bertujuan mendapatkan uang ketimbang menjadi terkenal seperti beberapa tahun ke belakang.
Soal sektor logistik yang paling banyak diserang kejahatan siber daripada bank, Dony mengatakan para hacker tentu mencari pekerjaan yang lebih mudah.
“Mungkin tahun ini mereka melihat logistik ini adalah satu yang mudah celahnya dihajar. Mereka cari yang gampang, mudah di attack. Kalau sulit, mereka harus kerja banyak,” tuturnya.
Oleh karena itu, proteksi data dan sistem perusahaan maupun individu penting dilakukan untuk menggagalkan serangan siber. Menurut Dony, saat ini solusi keamanan bukan hanya solusi antivirus PC, tetapi ekosistem yang komprehensif untuk platform dan perangkat apa pun.
Kaspersky pun telah menata ulang perlindungan konsumennya. Perusahaan antivirus ini memperluas bisnis ke konsumen (B2C) dengan menghadirkan lini produk baru untuk perlindungan di perangkat elektronik pribadi baik itu di Windows, Mac, iOS, dan Android.
Menawarkan tiga alternatif perlindungan melalui Kaspersky Standar, Kaspersky Plus, dan Kaspersky Premium, benefit yang didapat tentu berbeda-beda. Namun secara keseluruhan, teknologi ini menawarkan deteksi dari ragam kejahatan siber dan memblokirnya.
Dony menyampaikan di masa mendatang, Kaspersky berencana untuk mengembangkan lebih lanjut ekosistemnya dan memperluas daftar kemitraan serta integrasinya. Dengan teknologi kecerdasan buatan, aplikasi dibuat lebih sederhana serta lebih mudah untuk pengguna.
Dari sisi pencegahan, semua ancaman berbahaya diblokir secara otomatis dan pengguna akan diberikan notifikasi. Dalam pemantauan, pengguna diberi tahu tentang potensi ancaman atau tindakan yang dapat menyebabkan kerusakan. Pengguna juga memiliki kesempatan untuk memilih pengaturan atau tindakan agar tidak mengganggu pengalaman digital mereka.
Baca juga: Marak Kejahatan Siber, Simak 5 Tips Melindungi Data Pribadi Internet
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.