Menilik Sejarah di Balik Nama-nama Penghargaan Khusus di Festival Film Indonesia 2023
14 November 2023 |
07:32 WIB
Dalam 3 tahun terakhir perayaan Festival Film Indonesia (FFI), kategori Pilihan Penonton dan Kritik Film menjadi yang cukup dinanti-nanti. Dua kategori ini kerap jadi sorotan karena terbilang baru diadakan lagi dalam gelaran FFI periode 2021-2023 ini. Hal itu membuat kehadiran kategori tersebut cukup mendapat antusias yang baik.
Kategori Pilihan Penonton berfungsi menjadi ruang partisipasi masyarakat, khususnya pencinta film, untuk ikut berkontribusi dalam memilih film atau pelaku film favorit mereka. Adapun, kategori Kritik Film berperan penting menjembatani film dan penontonnya, kemudian juga berkontribusi memberi masukan dan evaluasi bagi pembuat film yang karyanya dikritik.
Dua kategori ini juga memiliki nama penghargaan khusus dengan mengambil nama-nama tokoh dari perfilman Indonesia. Untuk kategori Kritik Film, sejak tiga tahun terakhir memiliki penghargaan khusus dengan nama Penghargaan Tanete Pong Masak. Tanete Pong Masak dipilih karena beliau adalah satu dari sedikit cendekiawan film yang bergelar doktor di Indonesia.
Baca juga: Yuk Ikutan Voting Aktor, Aktris, dan Film Favorit Kalian di Ajang FFI 2023
Adapun nama tokoh yang diambil sebagai nama penghargaan pemenang di Kategori Pilihan Penonton umumnya selalu berganti-ganti setiap tahunnya. Nama-nama tersebut dipilih sebagai bentuk apresiasi dan upaya mengenalkan mereka yang telah berjasa pada industri sinema di Indonesia.
Lantas, siapa saja nama-nama bersejarah yang tahun ini menjadi wajah pemenang penghargaan film kategori Pilihan Penonton, berikut ulasannya.
Pada FFI 2023, nama khusus bagi pemenang kategori Film Pilihan Penonton adalah Penghargaan Lilik Sudjio. Tokoh bersejarah bagi sinema Indonesia ini adalah sutradara dari Tarmina, sebuah film legendaris yang mendapat penghargaan Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada FFI perdana pada 1955.
Lilik Sudjio mengawali kariernya di dunia film sejak masih remaja. Dirinya dan ayahnya bergabung dengan Bintang Timoer yang dipimpin Djamaluddin Malik. Debut pertamanya adalah film Saputangan lewat peran-peran kecil yang dilakukannya kala itu.
Sutradara film Gundala Putra Petir ini pernah memilih hiatus dalam beberapa waktu untuk memperdalam ilmu film di University of California, Los Angeles pada 1960-1962. Lilik Sudjio tutup usia pada 9 Desember 2014 dan mewariskan puluhan karya fenomenal, dari Si Buta Dari Goa Hantu (1970), Tarmina (1955), hingga Ratu Ilmu Hitam (1981).
Penghargaan khusus Aktris Pilihan Penonton pada FFI 2023 diberi nama Penghargaan Dhalia. Tokoh ini dikenal sebagai aktris kelahiran 10 Februari 1925 yang populer pada era 1950-an. Nama Dhalia melejit berkat film Lewat Djam Malam (1954), yang juga membuatnya meraih penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik pada FFI 1955.
Perempuan kelahiran Medan ini pernah bergabung dengan rombongan sandiwara sebelum terjun ke dunia film sejak 1940-an. Dia juga pernah membintangi Pantjawarna (1940) yang menjadi film pertamanya dan kerap disebut sebagai film musikal pertama di Indonesia.
Sebagai aktris, namanya kerap masuk daftar FFI untuk kategori pemeran utama maupun pemeran pendukung. Film terakhirnya adalah Ketika Dia Pergi (1990) yang dirilis setahun sebelum dirinya tutup usia.
Tahun ini, FFI 2023 memberi nama Penghargaan Khusus A.N Alcaff untuk kategori Aktor Pilihan Penonton. Memiliki nama asli Achmad Nungcik Alcaff, dia dikenal sebagai salah satu aktor legendaris film Indonesia yang populer era 1950-an.
Menempuh pendidikan di Neutrale Schakel School, karier dunia aktingnya dimulai lewat panggung sandiwara. Kemudian, mulai beralih ke dunia film dan membintangi Dosa Tak Berampun (1951). Selain menjadi aktor, A.N Alcaff juga pernah menyutradarai film, misalnya Intan Perawan Kubu (1971 dan Sunan Kalijaga (1983).
Baca juga: Reza Rahadian Bicara Indikator Penentu Masuk Nominasi FFI 2023
Salah satu yang cukup fenomenal tentu aktingnya untuk film Lewat Djam Malam (1954) yang juga membuatnya membawa pulang penghargaan Aktor Terbaik pada FFI 1955. Film tersebut juga meraih penghargaan Film Terbaik.
Editor: Fajar Sidik
Kategori Pilihan Penonton berfungsi menjadi ruang partisipasi masyarakat, khususnya pencinta film, untuk ikut berkontribusi dalam memilih film atau pelaku film favorit mereka. Adapun, kategori Kritik Film berperan penting menjembatani film dan penontonnya, kemudian juga berkontribusi memberi masukan dan evaluasi bagi pembuat film yang karyanya dikritik.
Dua kategori ini juga memiliki nama penghargaan khusus dengan mengambil nama-nama tokoh dari perfilman Indonesia. Untuk kategori Kritik Film, sejak tiga tahun terakhir memiliki penghargaan khusus dengan nama Penghargaan Tanete Pong Masak. Tanete Pong Masak dipilih karena beliau adalah satu dari sedikit cendekiawan film yang bergelar doktor di Indonesia.
Baca juga: Yuk Ikutan Voting Aktor, Aktris, dan Film Favorit Kalian di Ajang FFI 2023
Adapun nama tokoh yang diambil sebagai nama penghargaan pemenang di Kategori Pilihan Penonton umumnya selalu berganti-ganti setiap tahunnya. Nama-nama tersebut dipilih sebagai bentuk apresiasi dan upaya mengenalkan mereka yang telah berjasa pada industri sinema di Indonesia.
Lantas, siapa saja nama-nama bersejarah yang tahun ini menjadi wajah pemenang penghargaan film kategori Pilihan Penonton, berikut ulasannya.
Penghargaan Khusus Film Pilihan Penonton
Pada FFI 2023, nama khusus bagi pemenang kategori Film Pilihan Penonton adalah Penghargaan Lilik Sudjio. Tokoh bersejarah bagi sinema Indonesia ini adalah sutradara dari Tarmina, sebuah film legendaris yang mendapat penghargaan Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada FFI perdana pada 1955.Lilik Sudjio mengawali kariernya di dunia film sejak masih remaja. Dirinya dan ayahnya bergabung dengan Bintang Timoer yang dipimpin Djamaluddin Malik. Debut pertamanya adalah film Saputangan lewat peran-peran kecil yang dilakukannya kala itu.
Sutradara film Gundala Putra Petir ini pernah memilih hiatus dalam beberapa waktu untuk memperdalam ilmu film di University of California, Los Angeles pada 1960-1962. Lilik Sudjio tutup usia pada 9 Desember 2014 dan mewariskan puluhan karya fenomenal, dari Si Buta Dari Goa Hantu (1970), Tarmina (1955), hingga Ratu Ilmu Hitam (1981).
Penghargaan Khusus Aktris Pilihan Penonton
Penghargaan khusus Aktris Pilihan Penonton pada FFI 2023 diberi nama Penghargaan Dhalia. Tokoh ini dikenal sebagai aktris kelahiran 10 Februari 1925 yang populer pada era 1950-an. Nama Dhalia melejit berkat film Lewat Djam Malam (1954), yang juga membuatnya meraih penghargaan Pemeran Utama Perempuan Terbaik pada FFI 1955.Perempuan kelahiran Medan ini pernah bergabung dengan rombongan sandiwara sebelum terjun ke dunia film sejak 1940-an. Dia juga pernah membintangi Pantjawarna (1940) yang menjadi film pertamanya dan kerap disebut sebagai film musikal pertama di Indonesia.
Sebagai aktris, namanya kerap masuk daftar FFI untuk kategori pemeran utama maupun pemeran pendukung. Film terakhirnya adalah Ketika Dia Pergi (1990) yang dirilis setahun sebelum dirinya tutup usia.
Penghargaan Khusus Aktor Pilihan Penonton
Tahun ini, FFI 2023 memberi nama Penghargaan Khusus A.N Alcaff untuk kategori Aktor Pilihan Penonton. Memiliki nama asli Achmad Nungcik Alcaff, dia dikenal sebagai salah satu aktor legendaris film Indonesia yang populer era 1950-an.Menempuh pendidikan di Neutrale Schakel School, karier dunia aktingnya dimulai lewat panggung sandiwara. Kemudian, mulai beralih ke dunia film dan membintangi Dosa Tak Berampun (1951). Selain menjadi aktor, A.N Alcaff juga pernah menyutradarai film, misalnya Intan Perawan Kubu (1971 dan Sunan Kalijaga (1983).
Baca juga: Reza Rahadian Bicara Indikator Penentu Masuk Nominasi FFI 2023
Salah satu yang cukup fenomenal tentu aktingnya untuk film Lewat Djam Malam (1954) yang juga membuatnya membawa pulang penghargaan Aktor Terbaik pada FFI 1955. Film tersebut juga meraih penghargaan Film Terbaik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.