Karya TuTu berjudul (dari kiri) Heroes Astro Babe, Heroes Gunmom, dan Heros Ultra Gals (mix media on canvas 120 x 160 cm, 2023) (Sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Mengungkai Retrospeksi Perupa TuTu dalam Pameran Future Wisdom di Cans Gallery

06 November 2023   |   19:05 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Sebuah instalasi berbentuk senjata laras panjang meneror mata pengunjung saat memasuki ruang pamer Can's Gallery Jakarta. Terbuat dari berbagai objek seperti bor dan pipa, karya itu selintas mirip dengan rifle gun dengan peluru yang siap ditembakkan ke arah target sasaran.

Didominasi warna biru dan hitam, karya berjudul Tango Down (2023) menjadi salah satu sorotan dalam pameran Future Wisdom dari perupa TuTu. Dibuat dengan presisi, instalasi berukuran 165 x 40 x 30 cm itu berdiri tegak dengan sandaran kokang dan kaki-kaki tripod.

Tango Down hanyalah satu dari belasan karya yang dibuat TuTu dalam sewindu terakhir. Namun, berbeda dengan pameran tunggal perdananya pada 2015 yang menonjolkan seni grafiti, kini perupa asal Jakarta itu lebih banyak mengeksplorasi tema-tema yang sifatnya lebih personal.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by CAN'S GALLERY (@cansgallery)



Bagi TuTu, rasa ingin tahu terhadap berbagai hal memang menjadi energinya dalam berkarya. Selain itu, kegemarannya sejak kecil terhadap sejarah hingga science fiction juga banyak mempengaruhinya dalam proses pengkaryaan, terutama di bidang visual dan seni rupa.

Hal itu pun mewujud dalam deretan lukisan-lukisannya yang kental dengan produk budaya populer dekade 1980-an seperti kartun dan animasi. Misalnya lewat karya bertajuk Heroes Astro Babe (Mix media on canvas 120 x 160 cm, 2023) yang menampilkan karakter animasi Astro Boy dengan pose yang lebih feminin.

Selain Astro Boy, karakter superhero lain juga mewujud dalam karya berjudul Heroes Ultra Gals dan Heroes Gunmom. Uniknya, kedua karya bertitimangsa 2023 itu juga dilukiskan sebagai sosok perempuan yang disebut sebagai sesuatu yang bercahaya, sebagaimana ditulis sang seniman terhadap representasi dari matahari, bulan dan bintang.

"Saya tertarik akan topik mengenai manusia dari pola pikir dan interaksinya [dengan orang lain]. Selain itu, rasa ingin tahu juga bisa memberikan dorongan untuk berbuat lebih dan menjadikan kita sebagai manusia yang progresif," kata perupa bernama asli A.A.G Airlangga itu.

Di samping menampilkan karakter-karakter kartun yang membangkitkan memori tentang masa lalu, karya-karya TuTu dalam pemeran ini pun didominasi oleh gambar figur manusia dengan beragam bentuk dan ekspresi. Uniknya figur tersebut tidak merujuk pada satu sosok tertentu, sehingga membuka ruang penafsiran yang luas bagi pengunjung.
 
Hal itu misalnya tampak pada karya berjudul What Are You Made Of? (Mix media on canvas 130 x 150 cm, 2023). Didominasi warna ungu, karya itu tampak menampilkan tiga figur wajah manusia dengan ekspresi yang berbeda-beda, mulai dari memejamkan mata, menyentuh pipi, hingga pose diam.

Eksplorasi Ragam Media

Karib dikenal sebagai seniman street art, TuTu memang ingin karyanya dapat dinikmati lebih detail dan pesannya bisa tersampaikan lebih mendalam. Dari sinilah dia mulai mengeksplorasi berbagai media dengan beragam konsep dan visual tanpa meninggalkan rekam jejaknya di dunia mural.

Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir TuTu mulai bekerja dengan menggunakan kanvas, mengubah bentuk spanram, hingga mengkolase benda-benda keseharian yang kerap diabaikan oleh publik. Misalnya tutup botol, koin logam, dadu mainan, pecahan lego, atau korek bekas.

Karya TuTu berjudul  Home, Friends & Foes (Spray paint and found objects on plywood 200 x 104 cm, 2023) (Sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Karya TuTu berjudul Home, Friends & Foes (Spray paint and found objects on plywood 200 x 104 cm, 2023) (Sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Hal itu misalnya mewujud dalam karya berjudul Home, Friends & Foes (Spray paint and found objects on plywood 200 x 104 cm, 2023). Selain menampilkan elemen graffiti, TuTu juga membuat kolase sosok karakter yang ditampilkan sedang bersaujana, alias menatap sesuatu jauh, entah itu masa depan atau sesuatu yang akan datang.

Medium lain yang digunakan TuTu adalah lempengan yang langsung mengingatkan audiens terhadap akar sejarah dari seniman terhadap dunia mural yang akrab dengan coretan dinding. Hal itu misalnya mewujud dalam karya Game On #1 dan #2 (Mix media on a stone, including steel bracket, 2021).

Kurator sekaligus Dosen Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, Bambang Witjaksono menilai, batu  dapat menyimbolkan masa lalu sekaligus sebuah cara untuk menelisik jejak kesenian TuTu. Menurutnya, batu juga dapat dimaknai sebagai reruntuhan sekaligus representasi dari unsur inti pembuatan tembok.

Dari karya yang menampilkan sosok dengan ragam ekspresi itu seolah menjadi penanda bahwa TuTu memang piawai melukis. Terutama selama dia bergelut dengan tembok sebagai bidang kanvas untuk membuat graffiti. Dengan artian sang seniman memang mengerti dan mendalami media tembok yang dia gunakan baik secara praktik dan filosofis.

Di samping itu, TuTu juga menggunakan medium buku-buku lawas sebagai kanvas dan wahana pengkaryaan sebagaimana tampak dalam karya berjudul Knowledge Comes, but Wisdom Lingers (2022). Lewat karya mixed media on text books, comes with acrylic box berukuran 142x132 cm itu seolah menjadi gong pemeran itu.

Menurut Bambang, karya tersebut memang bercerita tentang siklus, dimana pengetahuan dan nilai harus senantiasa selalu diolah dan dihayati. Pasalnya kelak hal tersebut akan menjadi sebuah kebijaksanaan bagi setiap orang yang akan berguna di masa yang depan.

Selain itu, penyusunan 15 buah buku yang terbuka halamannya, yang digambari dengan cat semprot dan cat akrilik hingga membentuk figur yang membawa lilin juga membawa pesan dan kesan tersendiri. Terlebih, selama ini media buku juga dianggap memiliki makna sebagai simbol dan jendela ilmu pengetahuan.

Baca juga: Pameran Indonesian Dream Digelar, Hadirkan Puluhan Karya Perupa Indonesia di Menara Astra

"Lewat karya ini, sang seniman tidak hanya menyimbolkan perlunya menjaga wawasan dan moralitas, tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita selalu memiliki kesadaran bahwa kita harus selalu bersikap bijaksana," katanya.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Band Legendaris Air Supply Siap Konser di Kota Solo, Cek Harga Tiketnya

BERIKUTNYA

Penelitian Ungkap Manfaat Wasabi, Bisa Tingkatkan Memori Para Lansia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: