Kenali 5 Jenis Penyakit Alat Reproduksi Manusia, Ada Sindrom Ovarium Polikistik hingga Sistitis Interstisial
03 November 2023 |
14:48 WIB
Genhype, alat reproduksi manusia juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada beberapa kasus yang menyebabkan kematian, gangguan kesehatan pada alat reproduksi yang terjadi adalah akibat perkembangan virus dan bakteri.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, jenis kanker ketiga yang banyak merenggut nyawa seorang wanita ialah kanker ovarium (Indung telur). Pada 2020, kasus kanker indung telur telah mencapai 14.896 kasus dan data kasus kematiannya mencapai 9.581 kasus.
Selain kanker ovarium, terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan alat reproduksi lainnya yang perlu mendapat perhatian. Anastasia Kila, dokter internship di RSUD Mgr. Gabriel Manek, Atambua menjelaskan beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang alat reproduksi yang hingga saat ini masih jarang diketahui masyarakat.
“Masalah kesehatan alat reproduksi ini memiliki banyak jenisnya, namun yang lebih banyak diketahui masyarakat itu palingan hanya HIV/AIDS. Ada penyakit kista, gangguan di Kantong kemih, penyakit menular seksual itu juga termasuk gangguan reproduksi yang bahaya,” tutur Asti sapaan dari dokter Anastasia Kila, Kepada Hypeabis.id, melalui Whatsapp Jumat (3/11/2023).
Berikut sejumlah penyakit pada alat reproduksi yang perlu dipahami masyarakat:
Namun, pada kondisi seperti pembengkakan pada perut, seseorang bisa merasa kenyang lebih cepat pada saat makan, tetapi malah mengalami penurunan berat badan. Bila ini terjadi, Genhype dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengingat hal ini dapat menjadi gejala awal setelah sel berkembang secara signifikan.
Penyakit ini dapat menular pada siapa saja, baik seorang pria maupun wanita. Jenis penyakit ini, kata Asti, juga dapat berdampak buruk, jika dialami oleh wanita yang tengah mengandung. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan janin.
Biasanya seseorang yang mengalami sindrom ovarium polikistik akan mengalami beberapa gejala seperti nyeri pinggul, adanya bercak pada kulit berwarna cokelat tua atau hitam yang dominan tebal.
Baca juga: Bahaya Terlalu Sering Memakai Celana Jeans Bagi Kesehatan Reproduksi
Asti menjelaskan, seseorang yang mengidap HIV tidak dapat disembuhkan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal tubuh yang tidak memiliki sistem kekebalan yang baik dan belum ditemukannya obat HIV hingga saat ini. Tahapan terakhir seseorang yang terinfeksi HIV ialah, timbulnya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), ketika sistem kekebalan tubuh seseorang sudah tidak dapat difungsikan sama sekali.
Editor: M R Purboyo
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, jenis kanker ketiga yang banyak merenggut nyawa seorang wanita ialah kanker ovarium (Indung telur). Pada 2020, kasus kanker indung telur telah mencapai 14.896 kasus dan data kasus kematiannya mencapai 9.581 kasus.
Selain kanker ovarium, terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan alat reproduksi lainnya yang perlu mendapat perhatian. Anastasia Kila, dokter internship di RSUD Mgr. Gabriel Manek, Atambua menjelaskan beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang alat reproduksi yang hingga saat ini masih jarang diketahui masyarakat.
“Masalah kesehatan alat reproduksi ini memiliki banyak jenisnya, namun yang lebih banyak diketahui masyarakat itu palingan hanya HIV/AIDS. Ada penyakit kista, gangguan di Kantong kemih, penyakit menular seksual itu juga termasuk gangguan reproduksi yang bahaya,” tutur Asti sapaan dari dokter Anastasia Kila, Kepada Hypeabis.id, melalui Whatsapp Jumat (3/11/2023).
Berikut sejumlah penyakit pada alat reproduksi yang perlu dipahami masyarakat:
1. Kanker Ovarium
Dijelaskan oleh Asti, kanker ovarium merupakan salah satu penyakit mematikan yang umum terjadi pada seorang wanita. Kanker ini merupakan pertumbuhan sel-sel yang bekembang secara cepat di ovarium. Perkembangan sel tersebut akan menyebabkan kerusakan pada ovarium sehat. Kanker ovarium umumnya tidak memiliki gejala yang terlihat, sehingga seseorang tidak menyadarinya.Namun, pada kondisi seperti pembengkakan pada perut, seseorang bisa merasa kenyang lebih cepat pada saat makan, tetapi malah mengalami penurunan berat badan. Bila ini terjadi, Genhype dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengingat hal ini dapat menjadi gejala awal setelah sel berkembang secara signifikan.
2. Sistitis Interstisial
Penyakit sistitis interstisial merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada kantong kemih. Biasanya seorang pasien yang menderita penyakit ini, akan mengalami peradangan pada dinding kantong kemih. Menurut Asti, sistitis interstisial dapat berisiko tinggi bagi kaum wanita. Biasanya pasien akan mengalami gejala, seperti merasa nyeri pada daerah panggul dan perut bagian bawah.Ilustrasi alar reproduksi (Sumber foto: Dirjen Pelayanan Kesehatan)
3. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh aktivitas seksual. Biasanya seseorang yang melakukan hubungan intim berlebihan atau sering bergonta-ganti pasangan atau penggunaan pengaman yang tidak higienis, berisiko terdampak PMS. Seperti namanya, penyakit menular seksual ini disebabkan oleh penularan bakteri, parasit, dan virus.Penyakit ini dapat menular pada siapa saja, baik seorang pria maupun wanita. Jenis penyakit ini, kata Asti, juga dapat berdampak buruk, jika dialami oleh wanita yang tengah mengandung. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan janin.
4. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik merupakan suatu gangguan yang terjadi karena ovarium memproduksi lebih banyak hormon pria. Akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang satu ini adalah adanya perkembangan kista atau adanya penumpukan cairan dalam sebuah kantong di daerah ovarium.Biasanya seseorang yang mengalami sindrom ovarium polikistik akan mengalami beberapa gejala seperti nyeri pinggul, adanya bercak pada kulit berwarna cokelat tua atau hitam yang dominan tebal.
5. HIV/AIDS
Jenis penyakit ini tentu saja sudah tidak asing lagi. HIV ( Human Immunodeficency Virus) merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh yang dapat menghancurkan sel-sel penting dalam diri pasien sehingga tubuh tidak mampu melawan radikal bebas atau memiliki pertahanan yang baik ketika terjadi infeksi.Baca juga: Bahaya Terlalu Sering Memakai Celana Jeans Bagi Kesehatan Reproduksi
Asti menjelaskan, seseorang yang mengidap HIV tidak dapat disembuhkan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal tubuh yang tidak memiliki sistem kekebalan yang baik dan belum ditemukannya obat HIV hingga saat ini. Tahapan terakhir seseorang yang terinfeksi HIV ialah, timbulnya penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), ketika sistem kekebalan tubuh seseorang sudah tidak dapat difungsikan sama sekali.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.