Kementerian Kesehatan Catat Puluhan Kasus Cacar Monyet di Berbagai Wilayah, Yuk Waspada Genhype
31 October 2023 |
21:00 WIB
Wah, kita perlu waspada nih Genhype. Soalnya, penyakit monkey pox atau cacar monyet kembali ditemukan di Indonesia. Pertama kali kasus ini mencuat pada 2022 dan tak terdengar lagi, tetapi belakangan ini muncul 27 kasus yang tersebar di Jakarta dan wilayah lainnya.
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, mengatakan, per Senin (30/10/2023) terkonfirmasi 27 kasus cacar monyet di Inonesia. Sebaran kasusnya yakni satu di Bandung, dua di Tangerang Selatan, dua di Kabupaten Tangerang, satu di Tangerang, dan 21 di Jakarta.
Seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan riwayat berganti-ganti pasangan seksual dan hubungan sesama jenis.
Baca juga: Komisi Eropa Setujui Vaksin Imvanex untuk Atasi Cacar Monyet
Hadianti Adlani, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya menjelaskan bahwa infeksi ini pertama kali ditemukan pada monyet. Awal penyebarannya dari daerah Afrika terutama Afrika Tengah dan Afrika Barat.
"Cacar monyet adalah penyakit infeksi zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika atau hewan primata seperti kera," katanya kepada Hypeabis.id, Senin (31/10/2023).
Lebih lanjut dia memaparkan, semua orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat terkena penyakit ini. Namun infeksi akan lebih berat dan lebih sering terjadi pada usia anak-anak.
"Umumnya jika sudah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85 persen, kekebalan ini sama dengan seseorang yang sudah pernah mendapatkan vaksinasi cacar smallpox," ujar Hadianti.
Apabila daya tahan tubuh menurun seperti pada keadaan yang disebut immunocompromised, maka bisa saja terserang kembali atau terkena lebih dari satu kali. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.
Hadianti menjelaskan bahwa virus monkeypox ditularkan ke manusia dari beberapa binatang liar, sedangkan penularan antar manusia meskipun jarang terjadi tapi sangat mungkin. Oleh karenanya, segala bentuk kontak fisik seperti aktivitas seksual berisiko perlu diwaspadai.
"Penularan terjadi akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita cacar monyet," ujarnya.
Dilaporkan bahwa angka keparahan (case fatality rate/CFR) cacar monyet berkisar antara 1-10 persen dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok usia muda. Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak, dilihat dari tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
"Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imunnya belum sempurna," kata Hadianti.
Dalam menanggulangi kondisi cacar monyet yang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan melakukan tiga upaya penanggulangan, di antaranya adalah upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Berikut tindakan yang dilakukan.
Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Kemenkes Pantau Kelompok Berisiko Ini
Editor: Dika Irawan
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, mengatakan, per Senin (30/10/2023) terkonfirmasi 27 kasus cacar monyet di Inonesia. Sebaran kasusnya yakni satu di Bandung, dua di Tangerang Selatan, dua di Kabupaten Tangerang, satu di Tangerang, dan 21 di Jakarta.
Seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan riwayat berganti-ganti pasangan seksual dan hubungan sesama jenis.
Baca juga: Komisi Eropa Setujui Vaksin Imvanex untuk Atasi Cacar Monyet
Hadianti Adlani, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya menjelaskan bahwa infeksi ini pertama kali ditemukan pada monyet. Awal penyebarannya dari daerah Afrika terutama Afrika Tengah dan Afrika Barat.
"Cacar monyet adalah penyakit infeksi zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika atau hewan primata seperti kera," katanya kepada Hypeabis.id, Senin (31/10/2023).
Lebih lanjut dia memaparkan, semua orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat terkena penyakit ini. Namun infeksi akan lebih berat dan lebih sering terjadi pada usia anak-anak.
"Umumnya jika sudah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85 persen, kekebalan ini sama dengan seseorang yang sudah pernah mendapatkan vaksinasi cacar smallpox," ujar Hadianti.
Apabila daya tahan tubuh menurun seperti pada keadaan yang disebut immunocompromised, maka bisa saja terserang kembali atau terkena lebih dari satu kali. Pada dasarnya penyakit ini bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.
Kaitan Cacar Monyet dan Penyakit Menular Seksual
Kemenkes RI dalam pernyataannya menyebutkan bahwa seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan riwayat berganti-ganti pasangan seksual dan hubungan sesama jenis. Sebetulnya apakah kaitan antara keduanya?Hadianti menjelaskan bahwa virus monkeypox ditularkan ke manusia dari beberapa binatang liar, sedangkan penularan antar manusia meskipun jarang terjadi tapi sangat mungkin. Oleh karenanya, segala bentuk kontak fisik seperti aktivitas seksual berisiko perlu diwaspadai.
"Penularan terjadi akibat kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan, darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa yang mengandung virus dari penderita cacar monyet," ujarnya.
Dilaporkan bahwa angka keparahan (case fatality rate/CFR) cacar monyet berkisar antara 1-10 persen dengan jumlah kematian terbanyak pada kelompok usia muda. Kasus yang parah lebih banyak terjadi pada anak-anak, dilihat dari tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan tingkat keparahan komplikasi.
"Kasus kematian sebagian besar terjadi pada kelompok usia yang lebih muda karena dianggap lebih rentan terhadap penyakit, mengingat status imunnya belum sempurna," kata Hadianti.
Dalam menanggulangi kondisi cacar monyet yang terjadi saat ini, Kementerian Kesehatan melakukan tiga upaya penanggulangan, di antaranya adalah upaya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi. Berikut tindakan yang dilakukan.
- Upaya surveilans: Dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.
- Upaya terapeutik: Dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus monkeypox, serta pemantauan kondisi pasien.
- Upaya vaksinasi: Dilakukan terutama pada populasi yang paling berisiko, yaitu laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status orang dengan human immunodeficiency virus (ODHIV).
Baca juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Kemenkes Pantau Kelompok Berisiko Ini
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.