Team Spirit Juara TI12 (Sumber gambar: instagram.com/dota2)

Team Spirit Juara TI12 & Berakhirnya Sistem DPC untuk Kejuaraan Dunia Dota 2

30 October 2023   |   12:06 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Turnamen The International (TI), puncak dari musim kompetitif Dota Pro Circuit (DPC) tahun ini mencatatkan banyak sejarah. Kejuaraan dunia ini tidak hanya telah menciptakan juara baru, tetapi juga penanda perombakan sistem kompetisi baru untuk ajang turnamen Dota 2 paling bergengsi di bumi ini.

Babak Grand Final TI 2023 juga berjalan sangat seru. Partai puncak tahun ini mempertemukan Team Spirit dengan Gaimin Gladiators. Uniknya, kedua tim berhasil melenggang ke babak grand final dengan perjuangan yang berbeda-beda.

Baca juga: 5 Event Esports Terbesar yang Digelar 2023, Dota TI hingga Valorant Champions Tour

Team Spirit berhasil ke babak grand final dari bagan upper bracket. Adapun Gaimin Gladiators mesti memulai laga berat dari bagan lower bracket. Gaimin Gladiators mesti mengalahkan lebih banyak tim sebelum akhirnya sampai di partai puncak untuk melawan Team Spirit.

Pada babak grand final, format pertandingan yang dipakai adalah best-of-five (Bo5). Format ini mengharuskan tim mesti meraih tiga kemenangan agar bisa dinyatakan sebagai juara.

Gaimin Gladiators yang tampil memukai sejak putaran DPC 2023 cukup digadang-gadang menjadi juara pada tahun ini. Namun, siapa sangka Gaimin justru sama sekali tak memberikan perlawanan berarti.

Dari game pertama hingga ketiga, Team Spirit tidak memberikan kesempatan pada lawannya untuk mengendalikan permainan. Dengan mudah, mereka mengalahkan Gaimin dengan tiga poin berturut-turut.

Dengan kemenangan telak 3-0, Team Spirit pun berhasil merebut takhta sebagai juara The International 2023. Sebagai juara, Team Spirit berhak membawa pulang uang hadiah setidaknya sebesar USD 1.413.785 atau Rp 22 miliar. Walaupun demikian, sebenarnya uang hadiah ini terbilang lebih kecil dari turnamen Dota 2 sebelumnya yang kisaran USD 18.930.775 pada TI 2022.

Piala ini menjadi yang kedua yang didapat Team Spirit setelah sebelumnya juga menjuarai turnamen pada 2021. Koleksi dua trofi TI membuat nama Team Spirit kini sejajar dengan rekor OG yang juga mencatatkan rekor serupa menjadi juara pada 2018 dan 2019.
 

Team Spirit Juara TI12 (Sumber gambar: instagram.com/dota2)

Team Spirit Juara TI12 (Sumber gambar: instagram.com/dota2)


Era DPC di The International Telah Berakhir

Kemenangan Team Spirit di babak grand final menandai berakhirnya era sistem Dota Pro Circuit (DPC) yang dipakai pada tahun ini. Sistem turnamen yang diperkenalkan sejak 2017 sebagai ajang kualifikasi menuju
turnamen TI itu tahun depan tak akan lagi digunakan.

Valve, pengembang Dota 2, menjelaskan bahwa sistem DPC pada awalnya telah berhasil memperjelas kriteria sebuah tim bisa melaju hingga ke turnamen bergengsi TI. Namun, belakangan pihaknya merasa sistem ini,
dengan sederet aturan dan regulasinya, telah membuat skena Dota 2 jadi kurang sengit dan menyenangkan.

Bak uang bermata dua, sistem ini telah menciptakan gambaran terang sebuah jalan menuju TI, tetapi juga sekaligus terasa kaku sehingga minim kreativitas dan inovasi. Sistem ini telah membuat tim untuk terlibat dalam sebuah perjalanan yang panjang dan melelahkan yang pada ujungnya, membuat mereka sulit bereksperimen.

Dengan menjadi satu-satunya liga resmi, DPC juga memiliki kendali atas kalender acara untuk tahun tersebut dan isinya. Hal ini membuat semuanya serba kaku. Alih-alih penyelenggara bersaing mendapatkan penonton dan pemain dengan membuat turnamen yang menarik dan inventif, yang terjadi justru hanya sekadar mematuhi daftar panjang peraturan yang ketat, seperti jumlah tim, siaran bahasa, format acara, atau lainnya.

“Hal itu mengalihkan perhatian dari tujuan acara ini sebelumnya: menampilkan Dota dengan cara yang paling menghibur, menarik pemain untuk berpartisipasi dan penonton untuk melihat," tulis Dota 2 dalam laman resminya, dikutip Hypeabis.id, Senin (30/10).

Atas pertimbangan tersebutlah, sistem DPC resmi dipensiunkan. Meski demikian, The International sebagai kompetisi utama akan tetap terselenggara pada tahun depan. Tentunya, dengan sistem yang baru.

Valve ke depan akan menggunakan sistem yang lebih terbuka dan fleksibel untuk menentukan sebuah tim bisa melaju hingga TI. Namun, mereka belum menguraikan secara jelas aturan main mengenai hal tersebut.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Zyta Delia, HijabChic, dan Jenna&Kaia Bawa Koleksi Bertabur Bunga di Jakarta Fashion Week 2024

BERIKUTNYA

4 Menu Ini Bisa Kalian Jadikan Inspirasi Usaha Kuliner Loh

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: