Indonesian Coffee Summit 2023: Saat Jamu Mencoba Mengikuti Jejak Kepopuleran Kopi
23 October 2023 |
20:30 WIB
Keanekaragaman biji kopi asli Indonesia sukses membuat industri kopi berjaya di Tanah Air. Kini, kopi telah akrab sebagai minuman sehari-hari bagi kaum urban. Seiring kesuksesan kopi, beberapa orang mulai melirik komoditas Nusantara lain untuk dikembangkan.
Misalnya, beragamnya jenis rempah dan olahannya, yang juga bisa menjadi minuman unik dan lezat. Berangkat dari ide tersebut, salah satu pelopor minuman jamu kekinian bernama Acaraki mengeksekusi bisnisnya.
Baca juga: Indonesia Coffee Summit 2023 Siap Digelar, Cek Rangkaian Acara Serunya
Founder Acaraki Jony Yuwono menjabarkan jika olahan rempah seperti jamu pun bisa dibuat menjadi minuman menarik dan kekinian layaknya kopi. Seperti tren kopi yang kini telah dicampur dengan susu, gula, foam, dan bahan lainnya, jamu pun bisa dikomibnasikan dengan bahan-bahan tersebut untuk menciptakan rasa baru.
Dalam diskusi Acaraki di Indonesian Coffee Summit 2023, Jony menceritakan bahwa Acaraki terus melaju dengan inovasi baru dalam industri F&B, salah satunya dengan mengikuti permintaan pasar minuman kekinian.
“Kami membuat new wave di menu Acaraki, mencampurnya dengan soda, yogurt, hingga es krim sebagai jembatan bagi cita rasa anak muda. Sebab, anak muda sangat terbiasa dengan rasanya ini,” kata Jony kepada Hypeabis.id saat ditemui di Indonesian Coffe Summit 2023 di Taman Ismail Marzuki pada Senin (23/10/2023).
Acaraki mencoba menjadi jembatan yang mengenalkan jamu-jamu kekinian dengan cita rasa khas. Baginya, konsep ini bermula dari tren kopi saat ini. “Mirip dengan bagaimana kopi dicampurkan dengan bahan lainnya, kita ikut jalur serupa. Ternyata antusiasnya besar,” lanjutnya.
Menurut Jony, anak muda sangat tertarik dengan proses dan cerita di balik pembuatan sebuah produk seperti minuman. Dengan begitu, prinsip yang diterapkan dalam pembuatan minuman ini pun tetap sama dengan bagaimana proses kopi disajikan.
“Saat kopi sudah dingin dan aromanya hilang, maka rasanya bisa flat. Makanya kami ingin pelanggan melihat langsung bagaimana Acaraki disajikan dengan cara diseduh sehingga aromanya masih terasa," lanjutnya.
Dengan jenis minuman sehat kekinian ini, Jony mengaku Acaraki sukses meraup sekitar 60-70 persen pelanggan terbanyak di pasar anak muda. Rata-rata segmentasi pembelinya datang dari usia 20-40 tahun. “Kami memposisikan diri di pasar anak muda dan kami rasa perlu sebuah jembatan dalam pengenalan jamu ini,” tambahnya.
Mengenai pasar kompetitor, Jony menjelaskan bahwa pasar terberat industri jamu saat ini bukan datang dari pelaku usaha tradisional seperti jamu gendong. Menurutnya, pemikiran itu salah besar. Justru, persaingan industri jamu modern seperti Acaraki ini kini melawan kedai-kedai kopi hit. Oleh karena itu, Acaraki mengikuti alur serupa untuk membuat jamu disajikan mirip dengan kopi kekinian.
Ada sekitar 20 hingga 30 usaha minuman, yang sebagian di antara melalui proses penyajian yang mirip dengan kopi. Di outlet Acaraki, minuman-minuman ini disajikan dengan teknik yang familiar dalam penyajian kopi seperti V60, french press, siphon, dan lainnya. Setiap teknik pembuatan minuman ini juga akan menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda.
“Misalnya untuk teknik V60, rasanya lebih ringan tetap aromanya lebih wangi. Tiap metode pasti menghasilkan rasa dan aroma yang beda," ujarnya.
Baca juga: Indonesia Coffee Summit 2023, Potensi Tingkatkan Produksi & Ajang Diplomasi Kopi
Editor: Dika Irawan
Misalnya, beragamnya jenis rempah dan olahannya, yang juga bisa menjadi minuman unik dan lezat. Berangkat dari ide tersebut, salah satu pelopor minuman jamu kekinian bernama Acaraki mengeksekusi bisnisnya.
Baca juga: Indonesia Coffee Summit 2023 Siap Digelar, Cek Rangkaian Acara Serunya
Founder Acaraki Jony Yuwono menjabarkan jika olahan rempah seperti jamu pun bisa dibuat menjadi minuman menarik dan kekinian layaknya kopi. Seperti tren kopi yang kini telah dicampur dengan susu, gula, foam, dan bahan lainnya, jamu pun bisa dikomibnasikan dengan bahan-bahan tersebut untuk menciptakan rasa baru.
Dalam diskusi Acaraki di Indonesian Coffee Summit 2023, Jony menceritakan bahwa Acaraki terus melaju dengan inovasi baru dalam industri F&B, salah satunya dengan mengikuti permintaan pasar minuman kekinian.
“Kami membuat new wave di menu Acaraki, mencampurnya dengan soda, yogurt, hingga es krim sebagai jembatan bagi cita rasa anak muda. Sebab, anak muda sangat terbiasa dengan rasanya ini,” kata Jony kepada Hypeabis.id saat ditemui di Indonesian Coffe Summit 2023 di Taman Ismail Marzuki pada Senin (23/10/2023).
Acaraki mencoba menjadi jembatan yang mengenalkan jamu-jamu kekinian dengan cita rasa khas. Baginya, konsep ini bermula dari tren kopi saat ini. “Mirip dengan bagaimana kopi dicampurkan dengan bahan lainnya, kita ikut jalur serupa. Ternyata antusiasnya besar,” lanjutnya.
Founder Acaraki Jony Yuwono di Indonesian Coffee Summit 2023 (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
“Saat kopi sudah dingin dan aromanya hilang, maka rasanya bisa flat. Makanya kami ingin pelanggan melihat langsung bagaimana Acaraki disajikan dengan cara diseduh sehingga aromanya masih terasa," lanjutnya.
Dengan jenis minuman sehat kekinian ini, Jony mengaku Acaraki sukses meraup sekitar 60-70 persen pelanggan terbanyak di pasar anak muda. Rata-rata segmentasi pembelinya datang dari usia 20-40 tahun. “Kami memposisikan diri di pasar anak muda dan kami rasa perlu sebuah jembatan dalam pengenalan jamu ini,” tambahnya.
Mengenai pasar kompetitor, Jony menjelaskan bahwa pasar terberat industri jamu saat ini bukan datang dari pelaku usaha tradisional seperti jamu gendong. Menurutnya, pemikiran itu salah besar. Justru, persaingan industri jamu modern seperti Acaraki ini kini melawan kedai-kedai kopi hit. Oleh karena itu, Acaraki mengikuti alur serupa untuk membuat jamu disajikan mirip dengan kopi kekinian.
Ada sekitar 20 hingga 30 usaha minuman, yang sebagian di antara melalui proses penyajian yang mirip dengan kopi. Di outlet Acaraki, minuman-minuman ini disajikan dengan teknik yang familiar dalam penyajian kopi seperti V60, french press, siphon, dan lainnya. Setiap teknik pembuatan minuman ini juga akan menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda.
“Misalnya untuk teknik V60, rasanya lebih ringan tetap aromanya lebih wangi. Tiap metode pasti menghasilkan rasa dan aroma yang beda," ujarnya.
Baca juga: Indonesia Coffee Summit 2023, Potensi Tingkatkan Produksi & Ajang Diplomasi Kopi
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.