3 Fakta Menarik Drakor Twinkling Watermelon, Ceritakan Tentang Musik dan Keluarga Tunarungu

Twinkling Watermelon menjadi salah satu drama Korea yang ditunggu-tunggu penayangannya. Drama yang dibintangi Ryeoun, Choi Hyun-wook, Seol In-ah dan Shin Eun-soo tersebut tayang di tvN setiap Senin dan Selasa pukul 20:50 KST. Twinkling Watermelon juga tersedia di layanan streaming Viu Indonesia. 

Pertama kali tayang sejak 25 September 2023 dengan mengusung genre fantasi. Banyak yang berekspektasi tinggi dengan drama ini, mengingat penulis naskahnya adalah Jin So Wan yang pernah mengerjakan drama populer seperti Chicago Typewriter (2017), Kill Me, Heal Me (2015), The Moon Embracing The Sun (2012), Nah Genhype, yuk simak fakta menarik drama Korea Twinkling Watermelon.
 

1. Mengangkat Konsep Perjalanan Waktu

Twinkling Watermelon mengisahkan tentang Han Eun-gyeol siswa SMA yang melakukan perjalanan waktu dari 2023 ke 1995. Han Eun-gyeol di tahun 2023 senang bermain gitar, dia pertama kali mempelajari alat musik itu dari seorang kakek pemilik toko musik.

Suatu hari dia diajak bergabung sebagai gitaris dalam band. Tapi, saat tampil dia selalu mengenakan masker karena harus menyembunyikan identitasnya supaya tidak diketahui ayahnya yang menentangnya bermusikm

Namun, rahasia itu akhirnya terungkap juga. Oleh sang Ayah, Eun-gyeol dilarang berkarier di dunia musik dan harus fokus belajar supaya bisa melanjutkan kuliah kedokteran. Saat galau ingin terus bermusik atau menuruti keinginan ayahnya, Eun-gyeol  kemudian melakukan perjalanan waktu ke tahun 1995.

Di masa lalu dia bertemu ayahnya, Han Yi-chan saat masih seumuran dengannya. Ternyata, ayahnya saat itu sedang mencari gitaris untuk membentuk band. Han Yi-chan ingin membentuk band untuk memikat gadis pujaan hatinya, seorang pemain cello, Choi Se-gyeong.
 

2. Menceritakan tentang Keluarga Berkebutuhan Khusus

Kedua orang tua dan saudara Eun-gyeol tidak bisa mendengar dan bicara. Oleh karenanya, Eun-gyeol tergolong child of deaf adults (coda). Sebagai coda, Eun-gyeol mahir menggunakan bahasa isyarat. Sejak kecil dia menjadi perantara saat keluarganya harus berkomunikasi dengan orang lain. Kondisi tersebutlah yang menjadi alasan kenapa Eun-gyeol menyembunyikan kemampuannya bermain gitar dari kedua orang tuanya.

Eun-gyeol tidak enak hati karena keluarganya tidak bisa menikmati musik yang dia mainkan. Oleh karenanya, dia giat belajar dengan menjadi murid berprestasi di sekolah agar kedua orang tuanya tidak dikritik karena tidak bisa mendidik anaknya dengan baik karena kondisi mereka. Selain berbakti pada orang tuanya, Eun-gyeol juga selalu siap menjaga adiknya.

Namun menjadi coda juga tidak mudah bagi remaja yang sedang penuh gejolak. Menjadi satu-satunya yang dapat mendengar di keluarga, membuat Eun-gyeol tanpa sadar merasa memiliki tanggung jawab besar atas keselamatan keluarganya. Lama kelamaan ini membuatnya sesak.

Menonton drama membuat kita  belajar tentang kehidupan keluarga berkebutuhan khusus. Sehingga kita bisa lebih berempati dan tahu bagaimana cara berkomunikasi dan memperlakukan mereka dengan tepat. Dengan begitu tidak ada lagi yang melakukan perundungan dan diskriminasi pada mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
 

3. Mengekspresikan Emosi Lewat Musik

 Ketika masih remaja, Han Yi-chan mengatakan bahwa alasannya ingin membuat band adalah supaya terlihat keren, sementara bagi band SPINE 9 yang merekrut Eun-gyeol musik adalah karier dan tumpuan masa depan mereka. Sementara bagi Eun-gyeol kecil, musik adalah pelarian dan tempatnya berekspresi.

Kakek pemilik toko musik yang mengenalkannya pada gitar, mengajari Eun-gyeol untuk menyuarakan emosinya lewat petikan gitar. Kebiasaan tersebut terus dibawanya sampai remaja. Saat stres menghadapi ujian sekolah, dia melampiaskannya dengan bermain gitar. Pada suatu adegan Eun-gyeol membawakan lagu Canon in D karya komposer Jerman Johann Pachelbel dengan penuh emosi dan penghayatan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla