Program Altermatter Jadi Ajang Kolaborasi Seniman Inggris-Indonesia Merespons Isu Lingkungan
17 October 2023 |
19:37 WIB
British Council Indonesia kembali menyelenggarakan program Altermatter sebagai inisiatif terbaru untuk menanggapi tantangan global. Altermatter merupakan lokakarya kolaborasi antara seniman dunia untuk menciptakan produk baru dengan menggunakan bahan-bahan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Lokakarya Altermatter diadakan dalam rangka menyambut 75 tahun kontribusi British Council Indonesia, khususnya pada sektor seni di Tanah Air. Terutama dalam membangun koneksi, kesepahaman, dan rasa percaya di antara masyarakat dalam membangun lanskap kebudayaan dunia.
Baca juga: Berkenalan dengan Seniman Erica Hestu Wahyuni, Karyanya Kekanakan Tapi Sarat Makna
Summer Xia, Country Director Indonesia & Director South East Asia, British Council mengatakan, industri seni merupakan hal yang penting bagi sebuah bangsa. Sebab, kesenian mencerminkan budaya dan nilai-nilai dan menjadi penghubung antar negara di bidang ekonomi, kreatif, dan pendidikan.
"Program Altermatter bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menyatukan para seniman Inggris Raya dan Indonesia dalam berkolaborasi di kesenian serta peduli dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan," katanya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/10/23).
Adapun, di bidang seni, program British Council Indonesia menurutnya juga terbagi menjadi tiga program utama yang juga bertujuan untuk membangn masa depan yang lebih baik. Yaitu Culture Connects, Creative Economy, dan Culture Responds to Global Challenges.
Xia mengungkap, program Culture Connects bertujuan untuk menghubungkan para profesional dan organisasi budaya Inggris Raya dengan rekan-rekan dan audiens internasional. Culture Connects memungkinkan koneksi dan jaringan, memberikan informasi, mengkatalisasi dan memfasilitasi kolaborasi kreatif, pameran, dan tur.
Selain itu, Creative Economy dihelat untuk menghubungkan ide dan pengalaman dari Inggris Raya dengan kepemimpinan budaya global yang sedang berkembang. Tujuan dari program ini adalah untuk membangun jaringan dan kolaborasi untuk dampak jangka panjang, keuntungan bersama, dan pemahaman global mengenai seni yang lebih baik.
Sementara, program Culture Responds to Global Challenges berfokus pada kekuatan transformatif seni dan budaya. Terutama dalam menggali potensi dan mengubah pola pikir masyarakat dalam menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Sebagai program utama dalam Culture Responds to Global Challenges, Altermatters merupakan lokakarya desain yang berpusat pada material dalam mengembangkan berbagai desain produk," katanya.
Selaras, Camelia Harahap, Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia mengatakan, kegiatan Altermatter akan dihelat pada 18–27 Oktober 2023. Total, nantinya akan ada 10 seniman dari Indonesia dan luar negeri yang akan menjalani residensi di Bandung, Jawa Barat.
Nantinya, para seniman tersebut akan melakukan pendekatan alternatif yang mengedepankan dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan budaya. Salah satunya dengan memanfaatkan kembali material yang sudah ada dan mengembangkan material baru untuk berbagai produk kerajinan.
"Di akhir program, mereka nantinya dapat mempresentasikan dan memamerkan konsep pemodelan produk yang telah dibuat. Program Altermatter ini juga dilakukan untuk memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya melalui pembelajaran dan akses," katanya.
Baca juga: 10 Lukisan Terakhir Para Seniman Terkenal
Sementara itu, Bartlomiej Urbanski, peserta program Altermatter dari Inggris Raya, percaya bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif yang baik untuk dunia. Terutama dalam menjawab kebutuhan global akan praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan. Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita. Desainer mempunyai peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” katanya.
Editor: Fajar Sidik
Lokakarya Altermatter diadakan dalam rangka menyambut 75 tahun kontribusi British Council Indonesia, khususnya pada sektor seni di Tanah Air. Terutama dalam membangun koneksi, kesepahaman, dan rasa percaya di antara masyarakat dalam membangun lanskap kebudayaan dunia.
Baca juga: Berkenalan dengan Seniman Erica Hestu Wahyuni, Karyanya Kekanakan Tapi Sarat Makna
Summer Xia, Country Director Indonesia & Director South East Asia, British Council mengatakan, industri seni merupakan hal yang penting bagi sebuah bangsa. Sebab, kesenian mencerminkan budaya dan nilai-nilai dan menjadi penghubung antar negara di bidang ekonomi, kreatif, dan pendidikan.
"Program Altermatter bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menyatukan para seniman Inggris Raya dan Indonesia dalam berkolaborasi di kesenian serta peduli dan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan," katanya saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (17/10/23).
Adapun, di bidang seni, program British Council Indonesia menurutnya juga terbagi menjadi tiga program utama yang juga bertujuan untuk membangn masa depan yang lebih baik. Yaitu Culture Connects, Creative Economy, dan Culture Responds to Global Challenges.
Xia mengungkap, program Culture Connects bertujuan untuk menghubungkan para profesional dan organisasi budaya Inggris Raya dengan rekan-rekan dan audiens internasional. Culture Connects memungkinkan koneksi dan jaringan, memberikan informasi, mengkatalisasi dan memfasilitasi kolaborasi kreatif, pameran, dan tur.
Selain itu, Creative Economy dihelat untuk menghubungkan ide dan pengalaman dari Inggris Raya dengan kepemimpinan budaya global yang sedang berkembang. Tujuan dari program ini adalah untuk membangun jaringan dan kolaborasi untuk dampak jangka panjang, keuntungan bersama, dan pemahaman global mengenai seni yang lebih baik.
Sementara, program Culture Responds to Global Challenges berfokus pada kekuatan transformatif seni dan budaya. Terutama dalam menggali potensi dan mengubah pola pikir masyarakat dalam menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Sebagai program utama dalam Culture Responds to Global Challenges, Altermatters merupakan lokakarya desain yang berpusat pada material dalam mengembangkan berbagai desain produk," katanya.
Selaras, Camelia Harahap, Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia mengatakan, kegiatan Altermatter akan dihelat pada 18–27 Oktober 2023. Total, nantinya akan ada 10 seniman dari Indonesia dan luar negeri yang akan menjalani residensi di Bandung, Jawa Barat.
Nantinya, para seniman tersebut akan melakukan pendekatan alternatif yang mengedepankan dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan budaya. Salah satunya dengan memanfaatkan kembali material yang sudah ada dan mengembangkan material baru untuk berbagai produk kerajinan.
"Di akhir program, mereka nantinya dapat mempresentasikan dan memamerkan konsep pemodelan produk yang telah dibuat. Program Altermatter ini juga dilakukan untuk memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya melalui pembelajaran dan akses," katanya.
Baca juga: 10 Lukisan Terakhir Para Seniman Terkenal
Sementara itu, Bartlomiej Urbanski, peserta program Altermatter dari Inggris Raya, percaya bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif yang baik untuk dunia. Terutama dalam menjawab kebutuhan global akan praktik desain berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Keberlanjutan bukan sekadar kata kunci, melainkan suatu keharusan. Krisis plastik global dan tantangan lingkungan lainnya menuntut perhatian dan tindakan kita. Desainer mempunyai peran unik dalam pertarungan ini, karena mereka adalah pencipta produk yang membentuk dunia kita,” katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.