Berkenalan dengan Seniman Erica Hestu Wahyuni, Karyanya Kekanakan Tapi Sarat Makna
16 October 2023 |
14:38 WIB
Dalam dunia seni rupa Indonesia, nama seniman Erica Hestu Wahyuni patut diperhitungkan. Dilahirkan di Yogyakarta pada 1971, seniman berbakat ini dikenal luas berkat karya-karyanya yang khas, memikat, dan penuh keceriaan. Gaya lukisannya yang naif dan lucu seringkali menampilkan subjek-variasi yang luas.
Mulai dari manusia, hewan, dan benda sehari-hari. Dikutip dari artosnusantara.com, karier seni Erica dimulai sejak usia dini. Saat dia masih bersekolah di Sekolah Dasar. Bakatnya segera terlihat. Dia pun bergabung dalam sanggar menggambar anak, Sanggar Katamsi.
Baca juga: Profil Seniman TuTu, Berkarya & Besar dari Seni Jalanan
Kendati begitu, Erica tak melupakan pendidikan formalnya. Dia melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dengan jurusan Seni Lukis. Setelah berhasil meraih gelar dari ISI Yogyakarta, Erica melanjutkan pendidikan seninya hingga ke Surikov Institute of Art di Rusia, menjelajahi perjalanan panjang ke dunia seni global.
Baru-baru ini, karya-karya seninya pun dipercaya untuk menjadi merchandise resmi MotoGP Mandalika 2023. Lewat akun Instagramnya @ericawahyuni, seniman ini mengungkapkan kebahagiannya menjadi bagian dari event berskala dunia tersebut.
"Kali ini saya sedang berada di Sirkuit Mandalika, relaksasi saya setelah beberapa lama terlibat dalam kesibukan pameran, ibarat baterai yang perlu diisi hingga penuh. Momen MotoGP ini sangat spesial karena karya seni saya bersama tim EricA dipercaya menjadi salah satu merchandise resmi mereka," ujarnya.
Lukisan-lukisan Erica bukan sekadar karya seni visual, melainkan cerminan dari pengalaman pribadinya yang dihadirkan dalam bentuk yang tulus dan jujur. Pemilihan warna-warna cerah dan kontras menjadi ciri khasnya. Kesan yang muncul dari karya-karnya, riang dan menyenangkan.
Tak hanya itu, setiap lukisan juga memunculkan narasi yang menggugah imajinasi, membiarkan para penikmat seni menginterpretasikannya dengan bebas.
Erica mengambil inspirasi dari keseharian, peristiwa, atau imajinasi yang dialaminya. Dia memilih melukis dengan gaya anak-anak, karena di sanalah dia menjumpai kepolosan dan kebebasan dalam berkarya. Baginya, sisi keceriaan dan kesederhanaan yang disajikan, membuat karya-karyanya berkembang.
Masih dalam catatan artosnusantara, ekspresi dan spontanitas dalam karyanya merasakan sentuhan magis Nyoman Gunarsa, pembimbing yang mengarahkannya ketika masih berkuliah. Nyoman Gunarsa menjadi pilar inspirasi yang tak ternilai bagi Erica, membantu mengarahkannya pada jalur seni yang penuh dengan emosi dan imajinasi.
Namun, rasa keingintahuan Erica tak terbatas pada kejadian-kejadian di dalam negeri. Dia juga terpesona oleh Ralph Fasanella, seorang seniman kerakyatan Amerika yang terkenal dengan kecintaannya pada gambaran kelas pekerja, serta kondisi perkotaan di mana mereka hidup.
Karya-karya Fasanella menjadi jendela ke dunia yang berbeda, yang memperkaya perspektif seni Erica. Dalam karya-karyanya, kita dapat melihat bagaimana kecerdasan dan kepekaan Erica dalam menggambarkan realitas dunia yang tak dikenalnya.
Sementara itu, dalam perjalanan karier keseniannya, Erica telah mengukir sejarah dengan berbagai pameran tunggal dan kelompok yang dia gelar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia. Karya-karyanya yang menawan telah membawa seni Indonesia ke tingkat global dan terus menginspirasi generasi masa depan dalam dunia seni lukis.
Salah satu pengakuan Erica datang ketika karyanya dipercaya menghiasi Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Salah satu karya yang mencuri perhatian di terminal tersebut berjudul Mammoth Coservation Park. Lukisan ini menyajikan figur gajah purba merah, dengan sentuhan warna-warna berani khas sang seniman.
Lukisan tersebut menggunakan warna-warna yang cerah dan kontras untuk menciptakan kesan yang ceria dan menyenangkan. Lukisan tersebut juga menampilkan berbagai macam subjek, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sebelumnya, Erica juga turut berpartisipasi dalam Pameran Lukisan Bersama Indonesia-Thailand di Galeri Nasional Thailand, dari 4 hingga 29 Oktober 2023. Bertajuk Blossoming Curiosity, pameran tersebut membawa 10 seniman kondang di Indonesia. Selain Estu, beberapa seniman yang turut serta antara lain, Galuh Taji Malela, Heri Dono, Jumaldi Alfi, Lucia Hartini, Mola, dan Putu Sutawijaya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Mulai dari manusia, hewan, dan benda sehari-hari. Dikutip dari artosnusantara.com, karier seni Erica dimulai sejak usia dini. Saat dia masih bersekolah di Sekolah Dasar. Bakatnya segera terlihat. Dia pun bergabung dalam sanggar menggambar anak, Sanggar Katamsi.
Baca juga: Profil Seniman TuTu, Berkarya & Besar dari Seni Jalanan
Kendati begitu, Erica tak melupakan pendidikan formalnya. Dia melanjutkan studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dengan jurusan Seni Lukis. Setelah berhasil meraih gelar dari ISI Yogyakarta, Erica melanjutkan pendidikan seninya hingga ke Surikov Institute of Art di Rusia, menjelajahi perjalanan panjang ke dunia seni global.
Baru-baru ini, karya-karya seninya pun dipercaya untuk menjadi merchandise resmi MotoGP Mandalika 2023. Lewat akun Instagramnya @ericawahyuni, seniman ini mengungkapkan kebahagiannya menjadi bagian dari event berskala dunia tersebut.
"Kali ini saya sedang berada di Sirkuit Mandalika, relaksasi saya setelah beberapa lama terlibat dalam kesibukan pameran, ibarat baterai yang perlu diisi hingga penuh. Momen MotoGP ini sangat spesial karena karya seni saya bersama tim EricA dipercaya menjadi salah satu merchandise resmi mereka," ujarnya.
Lukisan-lukisan Erica bukan sekadar karya seni visual, melainkan cerminan dari pengalaman pribadinya yang dihadirkan dalam bentuk yang tulus dan jujur. Pemilihan warna-warna cerah dan kontras menjadi ciri khasnya. Kesan yang muncul dari karya-karnya, riang dan menyenangkan.
Tak hanya itu, setiap lukisan juga memunculkan narasi yang menggugah imajinasi, membiarkan para penikmat seni menginterpretasikannya dengan bebas.
Erica mengambil inspirasi dari keseharian, peristiwa, atau imajinasi yang dialaminya. Dia memilih melukis dengan gaya anak-anak, karena di sanalah dia menjumpai kepolosan dan kebebasan dalam berkarya. Baginya, sisi keceriaan dan kesederhanaan yang disajikan, membuat karya-karyanya berkembang.
Masih dalam catatan artosnusantara, ekspresi dan spontanitas dalam karyanya merasakan sentuhan magis Nyoman Gunarsa, pembimbing yang mengarahkannya ketika masih berkuliah. Nyoman Gunarsa menjadi pilar inspirasi yang tak ternilai bagi Erica, membantu mengarahkannya pada jalur seni yang penuh dengan emosi dan imajinasi.
Namun, rasa keingintahuan Erica tak terbatas pada kejadian-kejadian di dalam negeri. Dia juga terpesona oleh Ralph Fasanella, seorang seniman kerakyatan Amerika yang terkenal dengan kecintaannya pada gambaran kelas pekerja, serta kondisi perkotaan di mana mereka hidup.
Karya-karya Fasanella menjadi jendela ke dunia yang berbeda, yang memperkaya perspektif seni Erica. Dalam karya-karyanya, kita dapat melihat bagaimana kecerdasan dan kepekaan Erica dalam menggambarkan realitas dunia yang tak dikenalnya.
(Sumber foto: Talenta Organizer)
Salah satu pengakuan Erica datang ketika karyanya dipercaya menghiasi Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Salah satu karya yang mencuri perhatian di terminal tersebut berjudul Mammoth Coservation Park. Lukisan ini menyajikan figur gajah purba merah, dengan sentuhan warna-warna berani khas sang seniman.
Lukisan tersebut menggunakan warna-warna yang cerah dan kontras untuk menciptakan kesan yang ceria dan menyenangkan. Lukisan tersebut juga menampilkan berbagai macam subjek, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.
Sebelumnya, Erica juga turut berpartisipasi dalam Pameran Lukisan Bersama Indonesia-Thailand di Galeri Nasional Thailand, dari 4 hingga 29 Oktober 2023. Bertajuk Blossoming Curiosity, pameran tersebut membawa 10 seniman kondang di Indonesia. Selain Estu, beberapa seniman yang turut serta antara lain, Galuh Taji Malela, Heri Dono, Jumaldi Alfi, Lucia Hartini, Mola, dan Putu Sutawijaya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.