Cara Aman Olahraga Trail Run yang Populer di Kalangan Anak Muda
16 October 2023 |
20:08 WIB
Pendeknya waktu akhir pekan untuk pelesiran membuat Rico Kristianto (33) kerap suntuk. Padahal, dia membutuhkan momen untuk keluar sejenak dari rutinitas harian. Dari sinilah dia akhirnya mulai menekuni aktivitas trail run atau berlari di alam terbuka.
Bermula dari hobi mendaki gunung, trail run memang memiliki keunikan sendiri baginya. Sebab, lewat olahraga luar ruangan itu lelaki asal Jakarta itu bisa sejenak healing menikmati pemandangan alam sambil menjaga badannya agar tetap bugar.
Baca juga: Pemula Mau Ikut Lomba Lari, Ikuti Saja Saran dari Atlet Nasional Ini Biar Enggak Cedera
Tak hanya itu, lewat trail run karyawan swasta itu bisa memangkas waktu saat momen liburan tiba. Bahkan, tidak mesti gunung medan yang digunakan untuk berlari juga bisa dilakukan di hutan yang banyak tersebar di Bogor, Jawa barat dan ditempuh dengan kendaraan bermotor.
"Dulunya saya senang naik gunung, tapi karena waktunya mepet pas sudah kerja jadi lebih sering menggeluti trail running. Terlebih tidak perlu repot-repot bawa peralatan besar," katanya.
Masuk dalam kategori olahraga ekstrem, trail run menurutnya hampir mirip dengan olahraga lari biasa. Bedanya, medan yang digunakan untuk berlari adalah lingkungan alami seperti gunung, gurun, hutan, atau jalan raya tapi tidak boleh melebihi 20 persen dari total rute.
Selaras, Ketua Bali Trail Run Budiana mengatakan panorama alam yang dilalui pegiat olahraga ekstrem ini memang menjadi kelebihan trail run dibandingkan dengan olahraga lari biasa. Para pegiat juga bisa mendapat udara yang lebih segar daripada saat berlari di jalanan kota.
Kendati begitu, menurut Budiana, belum ada kategori spesifik mengenai jarak tempuh olahraga tersebut. Sebagian besar pegiat biasa membaginya dalam kategori short (jarak 5-7 km) long (jarak 10-30 km), atau ultra di atas 40 km yang didasarkan juga dengan tingkat elevasi.
"Berlari trail juga sedikit ada tantangan ekstra dengan adanya kontur jalur yang lebih teknikal dan adanya tambahan elevasi untuk orang yang ingin menikmati tantangan batas limitasi tubuh," katanya.
Manfaat & Persiapan
Menurut Budiana, populernya olahraga trail run tidak lepas dari manfaat utama yang didapat dari olahraga luar ruangan yang bermanfaat melatih mental dan fisik itu. Namun untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut, para pegiat harus rutin menjalankan olahraga lintas alam tersebut.
Pria paruh baya itu mengungkapkan bahwa rata-rata lokasi favorit para pegiat trail run adalah daerah pegunungan Ijen, Bromo, Semeru, atau Tengger. Sementara itu, di luar Pulau Jawa seperti pegunungan Rinjani di Lombok, Gunung Agung dan Batur di Bali juga kerap ada agenda tahunan trail run.
Adapun, bagi pemula yang ingin menggeluti trail run, dia menyarankan untuk mulai berlari di rute yang sedikit teknikal dan bervariasi. Beberapa di antaranya termasuk jalur berpasir, berbatu, berlubang, basah, berdebu, hingga menanjak atau menurun sebelum masuk ke hutan.
Selain itu, penting juga untuk belajar navigasi. Sebab rute pegunungan yang dilewati biasanya akan bertemu dengan jalan buntu, tebing atau bahkan jurang. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk terlebih dulu bergabung dengan komunitas trail run yang kini mulai banyak di Indonesia.
Baca juga: Kenalan dengan Novia Nur Nirwani, Atlet Lari Nasional Muda dengan Segudang Prestasi
"Dari segi biaya untuk hobi trail run, berbagai peralatan atau gear sekarang juga sudah banyak yang ramah di kantong. Terlebih saat ini juga sudah banyak produk lokal yang bagus di pasaran," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Bermula dari hobi mendaki gunung, trail run memang memiliki keunikan sendiri baginya. Sebab, lewat olahraga luar ruangan itu lelaki asal Jakarta itu bisa sejenak healing menikmati pemandangan alam sambil menjaga badannya agar tetap bugar.
Baca juga: Pemula Mau Ikut Lomba Lari, Ikuti Saja Saran dari Atlet Nasional Ini Biar Enggak Cedera
Tak hanya itu, lewat trail run karyawan swasta itu bisa memangkas waktu saat momen liburan tiba. Bahkan, tidak mesti gunung medan yang digunakan untuk berlari juga bisa dilakukan di hutan yang banyak tersebar di Bogor, Jawa barat dan ditempuh dengan kendaraan bermotor.
"Dulunya saya senang naik gunung, tapi karena waktunya mepet pas sudah kerja jadi lebih sering menggeluti trail running. Terlebih tidak perlu repot-repot bawa peralatan besar," katanya.
Masuk dalam kategori olahraga ekstrem, trail run menurutnya hampir mirip dengan olahraga lari biasa. Bedanya, medan yang digunakan untuk berlari adalah lingkungan alami seperti gunung, gurun, hutan, atau jalan raya tapi tidak boleh melebihi 20 persen dari total rute.
Selaras, Ketua Bali Trail Run Budiana mengatakan panorama alam yang dilalui pegiat olahraga ekstrem ini memang menjadi kelebihan trail run dibandingkan dengan olahraga lari biasa. Para pegiat juga bisa mendapat udara yang lebih segar daripada saat berlari di jalanan kota.
Kendati begitu, menurut Budiana, belum ada kategori spesifik mengenai jarak tempuh olahraga tersebut. Sebagian besar pegiat biasa membaginya dalam kategori short (jarak 5-7 km) long (jarak 10-30 km), atau ultra di atas 40 km yang didasarkan juga dengan tingkat elevasi.
"Berlari trail juga sedikit ada tantangan ekstra dengan adanya kontur jalur yang lebih teknikal dan adanya tambahan elevasi untuk orang yang ingin menikmati tantangan batas limitasi tubuh," katanya.
Manfaat & Persiapan
Menurut Budiana, populernya olahraga trail run tidak lepas dari manfaat utama yang didapat dari olahraga luar ruangan yang bermanfaat melatih mental dan fisik itu. Namun untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut, para pegiat harus rutin menjalankan olahraga lintas alam tersebut.
Pria paruh baya itu mengungkapkan bahwa rata-rata lokasi favorit para pegiat trail run adalah daerah pegunungan Ijen, Bromo, Semeru, atau Tengger. Sementara itu, di luar Pulau Jawa seperti pegunungan Rinjani di Lombok, Gunung Agung dan Batur di Bali juga kerap ada agenda tahunan trail run.
Adapun, bagi pemula yang ingin menggeluti trail run, dia menyarankan untuk mulai berlari di rute yang sedikit teknikal dan bervariasi. Beberapa di antaranya termasuk jalur berpasir, berbatu, berlubang, basah, berdebu, hingga menanjak atau menurun sebelum masuk ke hutan.
Selain itu, penting juga untuk belajar navigasi. Sebab rute pegunungan yang dilewati biasanya akan bertemu dengan jalan buntu, tebing atau bahkan jurang. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk terlebih dulu bergabung dengan komunitas trail run yang kini mulai banyak di Indonesia.
Baca juga: Kenalan dengan Novia Nur Nirwani, Atlet Lari Nasional Muda dengan Segudang Prestasi
"Dari segi biaya untuk hobi trail run, berbagai peralatan atau gear sekarang juga sudah banyak yang ramah di kantong. Terlebih saat ini juga sudah banyak produk lokal yang bagus di pasaran," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.