Cek Sinopsis dan Cerita di Balik Film SARANJANA: Kota Ghaib yang Tayang 26 Oktober 2023
15 October 2023 |
21:16 WIB
Saranjana masih menjadi misteri. Kota gaib modern dengan deretan gedung pencakar langit, kendaraan mewah, dan penduduk cantik serta gagah itu menjadi legenda masyarakat di wilayah Kalimantan dan Sumatra. Namanya terus terdengar, menyebar, dan menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Apalagi kota ini sempat masuk ke dalam peta lama Nusantara. Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur mengatakan dalam jurnalnya berjudul Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan, kota ini dapat dilacak melalui peta.
Bukan peta modern Indonesia, melainkan peta buatan naturalis Jerman, Solomon Muller pada 1845 yang berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo, atau diartikan sebagai Peta wilayah pesisir dan pendalaman Borneo.
Dalam peta itu, Muller menuliskan sebuah wilayah bernama Tandjong Sarandjana. Wilayah itu terletak di sebelah selatan Pulau Laut. Adapun peta ini diterbitkan oleh Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel (Lembaga Penerbitan Peta Nusantara).
Baca juga: Simak Cerita Singkat Saranjana Sebagai Kota Gaib yang Maju dan Modern di Kalimantan Selatan
Kendati demikian, nama Saranjana lenyap dalam peta modern seiring misteri yang menyertainya. Ya, misteri tentang Kota Gaib Saranjana beberapa kali mencuat. Disebutkan pada 1980an, pemerintah Kotabaru dibuat kafe dengan kedatangan sejumlah alat berat pesanan dari Jakarta.
Pesanan dibuat untuk diantar ke alamat Kota Saranjana dan telah dibayar lunas. Padahal, kota itu tidak nyata dan tidak terdaftar di Kabupaten Kotabaru.
Awal Januari 2023 lalu, viral foto seorang perempuan berhijab tak sengaja menangkap latar bayangan jajaran gedung pencakar langit. Foto itu diambil pada waktu malam hari. Beberapa warganet percaya itu adalah Kota Gaib Saranjana, namun tidak sedikit pula yang meyakini bayangan itu merupakan pantulan cahaya perkotaan.
Di tengah misterinya yang terus bergulir hingga kini, Kota Saranjana menjadi inspirasi bagi Johansyah Jumberan untuk film horor keduanya. Sebagai pria asli Kalimantan Selatan, dia ingin mengangkat legenda di tanah kelahirannya itu.
Meskipun sudah mendengar kisahnya sejak kecil dan disampaikan secara turun temurun, baru kali ini Johansyah memberanikan diri membuat film berjudul SARANJANA: Kota Ghaib. “Hal yang paling menarik, saya diberikan pertanda harus membikin film ini,” ujarnya dalam laman YouTube resmi Darihati Films.
Film ini bercerita tentang sebuah band asal Jakarta, Signifikan, yang ingin melangsungkan konser di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun seketika vokalis band tersebut, Shita (Adinda Azani), menghilang secara misterius.
Anggota band lainnya pun berusaha mencari Shita. Setelah mencari, mereka mendapatkan informasi jikalau Shita berada di Saranjana, sebuah kota gaib yang dipercaya warga lokal sebagai kota misterius yang modern dan maju. “Saranjana ini Kota Gaib yang dihuni penduduk jin Islam. Kalau sudah ada orang yang dibawa ke sana, akan susah kembali,” bunyi latar dari trailer Saranjana.
Demi membawa sang vokalis kembali ke dunia nyata, mereka harus berpetualang melewati serangkaian kejadian horor dan mistik mencari portal ke Saranjana. Disebutkan bahwa dalam 7 hari mereka harus menemukan mandau, senjata tajam sejenis parang yang berasal dari kebudayaan Dayak, Kalimantan Selatan.
Untuk menemukan Shita, mereka juga harus melewati portal pohon Halau Halau. Jika tidak melewati semuanya dalam 7 hari, latar suara di trailer Saranjana meminta untuk mengikhlaskan Shita.
Dikenal sebagai Pohon Kariwaya sejenis beringin, berakar besar dengan lubang di tengahnya itu nyata berada di Gunung Halau Halau. Pohon tersebut dikeramatkan masyarakat Dayak Meratus yang bermukim di sekitar gunung tersebut.
Ya, film ini memiliki daya tarik dengan berlatar urban legend dan fakta di Kalimantan Selatan. Johansyah menyebut mayoritas film horor mengambil kisah-kisah yang berada di Pulau Jawa.
Selain itu, Johansyah mengklaim tidak hanya menawarkan mistis pada film Saranjana, namun juga petualangan dari laut, sungai, hingga hutan Kalimantan. Syuting di 3 kabupaten dengan latar yang cukup menantang, dia merasa seakan direstui untuk mengangkat Saranjana menjadi sebuah tontonan yang menarik.
Bahkan dia mengklaim ketika hari ke-8 syuting ke Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dia dibawa ke Kota Saranjana dalam mimpi. “Saya dikasih lihat begini Kota Saranjana, diajak jalan-jalan ke sana. Boleh percaya atau tidak, itu terjadi di mimpi hari ke-8,” ungkapnya.
Baca juga: 5 Fakta Trailer Film Saranjana Kota Ghaib
Saranjana: Kota Ghaib
Sutradara : Johansyah Jumberan
Penulis : Johansyah Jumberan, Audi Harahap, Aditya Mulya Nugraha
Produser Eksekutif : Johansyah jumberan, Heru sutanto, dan Daniel Haposan Marbun
Produser : Johansyah Jumberan dan Victor G. Pramusinto
Genre : Horor petualangan
Rumah produksi : DHF Entertainment
Pemeran: Adinda Azani, Betari Ayu, Irzan Faiq, Ajeng Fauziah, Luthfi Aulia, Mourys Sam, Gusti Gina, Ananda George, Adhiyat, Alvaro Axela, Putri Intan Kasela, Casell Velliz, Achmad pule
Tanggal penayangan: 26 Oktober 2023
Durasi : 102 menit
Editor: Fajar Sidik
Apalagi kota ini sempat masuk ke dalam peta lama Nusantara. Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur mengatakan dalam jurnalnya berjudul Saranjana in Historical Record: The City’s Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan, kota ini dapat dilacak melalui peta.
Bukan peta modern Indonesia, melainkan peta buatan naturalis Jerman, Solomon Muller pada 1845 yang berjudul Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo, atau diartikan sebagai Peta wilayah pesisir dan pendalaman Borneo.
Dalam peta itu, Muller menuliskan sebuah wilayah bernama Tandjong Sarandjana. Wilayah itu terletak di sebelah selatan Pulau Laut. Adapun peta ini diterbitkan oleh Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel (Lembaga Penerbitan Peta Nusantara).
Baca juga: Simak Cerita Singkat Saranjana Sebagai Kota Gaib yang Maju dan Modern di Kalimantan Selatan
Kendati demikian, nama Saranjana lenyap dalam peta modern seiring misteri yang menyertainya. Ya, misteri tentang Kota Gaib Saranjana beberapa kali mencuat. Disebutkan pada 1980an, pemerintah Kotabaru dibuat kafe dengan kedatangan sejumlah alat berat pesanan dari Jakarta.
Pesanan dibuat untuk diantar ke alamat Kota Saranjana dan telah dibayar lunas. Padahal, kota itu tidak nyata dan tidak terdaftar di Kabupaten Kotabaru.
Awal Januari 2023 lalu, viral foto seorang perempuan berhijab tak sengaja menangkap latar bayangan jajaran gedung pencakar langit. Foto itu diambil pada waktu malam hari. Beberapa warganet percaya itu adalah Kota Gaib Saranjana, namun tidak sedikit pula yang meyakini bayangan itu merupakan pantulan cahaya perkotaan.
Di tengah misterinya yang terus bergulir hingga kini, Kota Saranjana menjadi inspirasi bagi Johansyah Jumberan untuk film horor keduanya. Sebagai pria asli Kalimantan Selatan, dia ingin mengangkat legenda di tanah kelahirannya itu.
Meskipun sudah mendengar kisahnya sejak kecil dan disampaikan secara turun temurun, baru kali ini Johansyah memberanikan diri membuat film berjudul SARANJANA: Kota Ghaib. “Hal yang paling menarik, saya diberikan pertanda harus membikin film ini,” ujarnya dalam laman YouTube resmi Darihati Films.
Film ini bercerita tentang sebuah band asal Jakarta, Signifikan, yang ingin melangsungkan konser di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Namun seketika vokalis band tersebut, Shita (Adinda Azani), menghilang secara misterius.
Anggota band lainnya pun berusaha mencari Shita. Setelah mencari, mereka mendapatkan informasi jikalau Shita berada di Saranjana, sebuah kota gaib yang dipercaya warga lokal sebagai kota misterius yang modern dan maju. “Saranjana ini Kota Gaib yang dihuni penduduk jin Islam. Kalau sudah ada orang yang dibawa ke sana, akan susah kembali,” bunyi latar dari trailer Saranjana.
Demi membawa sang vokalis kembali ke dunia nyata, mereka harus berpetualang melewati serangkaian kejadian horor dan mistik mencari portal ke Saranjana. Disebutkan bahwa dalam 7 hari mereka harus menemukan mandau, senjata tajam sejenis parang yang berasal dari kebudayaan Dayak, Kalimantan Selatan.
Untuk menemukan Shita, mereka juga harus melewati portal pohon Halau Halau. Jika tidak melewati semuanya dalam 7 hari, latar suara di trailer Saranjana meminta untuk mengikhlaskan Shita.
Dikenal sebagai Pohon Kariwaya sejenis beringin, berakar besar dengan lubang di tengahnya itu nyata berada di Gunung Halau Halau. Pohon tersebut dikeramatkan masyarakat Dayak Meratus yang bermukim di sekitar gunung tersebut.
Ya, film ini memiliki daya tarik dengan berlatar urban legend dan fakta di Kalimantan Selatan. Johansyah menyebut mayoritas film horor mengambil kisah-kisah yang berada di Pulau Jawa.
Selain itu, Johansyah mengklaim tidak hanya menawarkan mistis pada film Saranjana, namun juga petualangan dari laut, sungai, hingga hutan Kalimantan. Syuting di 3 kabupaten dengan latar yang cukup menantang, dia merasa seakan direstui untuk mengangkat Saranjana menjadi sebuah tontonan yang menarik.
Bahkan dia mengklaim ketika hari ke-8 syuting ke Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dia dibawa ke Kota Saranjana dalam mimpi. “Saya dikasih lihat begini Kota Saranjana, diajak jalan-jalan ke sana. Boleh percaya atau tidak, itu terjadi di mimpi hari ke-8,” ungkapnya.
Baca juga: 5 Fakta Trailer Film Saranjana Kota Ghaib
Saranjana: Kota Ghaib
Sutradara : Johansyah Jumberan
Penulis : Johansyah Jumberan, Audi Harahap, Aditya Mulya Nugraha
Produser Eksekutif : Johansyah jumberan, Heru sutanto, dan Daniel Haposan Marbun
Produser : Johansyah Jumberan dan Victor G. Pramusinto
Genre : Horor petualangan
Rumah produksi : DHF Entertainment
Pemeran: Adinda Azani, Betari Ayu, Irzan Faiq, Ajeng Fauziah, Luthfi Aulia, Mourys Sam, Gusti Gina, Ananda George, Adhiyat, Alvaro Axela, Putri Intan Kasela, Casell Velliz, Achmad pule
Tanggal penayangan: 26 Oktober 2023
Durasi : 102 menit
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.