Adu Teknologi Kamera Mirrorless Sony Alpha 6700 vs Canon EOS R8, Genhype Pilih Mana?
15 October 2023 |
22:00 WIB
Kamera mirrorless dengan lensa yang dapat diganti semakin diminati. Mengutip data Camera & Imaging Products Association (CIPA), pengiriman kamera tanpa cermin ini secara global mengalami peningkatan 20 persen atau US$17 miliar pada paruh pertama 2023.
China menjadi penyumbang terbesar karena mengalami kenaikan penjualan 44 persen, disusul Jepang 30 persen, dan Eropa 9 persen. Nikkei Asia menghubungkan peningkatan ini berkaitan dengan kenaikan jumlah wisatawan pascapandemi Covid-19. Para pelancong membawa bekal kamera untuk mengabadikan peristiwa selama perjalanan mereka.
Baca juga: Cek Spesifikasi Alpha 7C II & Alpha 7CR, Lini Kamera Full-frame Terbaru dari Sony
Mirrorless dipilih lantaran bentuk dan ukurannya yang lebih kecil dan compact dibandingkan DSLR. Kamera ini pun mudah dibawa menggunakan tas kecil serta lebih ramah untuk para newbie yang baru terjun di dunia fotografi
Sony Alpha 6700
Beberapa kamera mirrorless bahkan memiliki fitur canggih. Salah satunya Sony yang menghadirkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada kamera terbarunya, Alpha 6700. “Kamera pertama di APS-C series yang menggunakan AI processing unit,” ujar Product Marketing PT Sony Indonesia Mohamad Fariz Adiputra.
Dengan AI, kamera generasi terbaru dari seri a6000 ini bisa meningkatkan kemampuan autofokus yang bisa melacak dan mengenali subjek lebih akurat. Bahkan pada objek yang bergerak, termasuk mobil, kereta, pesawat, anjing yang sedang berlari, maupun serangga kecil yang terbang. Kemampuan continuous shooting dari kamera ini bisa mencapai 11 bingkai per detik (fps) dalam mode AF/AE.
“Autofokus ditingkatkan dengan 93 persen coverage untuk foto dan titik deteksi hingga 759 titik, hampir mencakup seluruh layar kamera,” jelasnya.
Pembacaan cepat algoritma AI ini berkat ditanamkannya prosesor terbaru, Bionz XR. Semakin sempurna dengan image sensor APS-C Exmor R back-illuminated CMOS 26MP. Alhasil, gambar yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan tone warna yang cukup natural. Sensor ini memiliki rentang ISO asli 100 hingga 102.400. Untuk penggunaan video, dibatasi sampai 32.000.
Dari segi video, Alpha 6700 dapat merekam video beresolusi 4K hingga 120fps, dengan dynamic range14+ stop untuk menangkap detail dalam kondisi yang kurang bersahabat atau kurang pencahayaan.
Ada 10 prasetel opsi pengambilan gambar yang dapat digunakan atau diatur melalui 8 parameter untuk berbagai subjek atau pemandangan baik saat merekam gambar diam, film, atau live-streaming. Pengambilan video semakin stabil dengan optik 5 axis plus sensor gyro.Kamera ini juga mendukung format XAVC S-I (All-Intra) dan XAVC HS berkualitas tinggi.
Untuk tampilan, kamera yang dibanderol dengan harga Rp21,9 juta (body only) dan Rp22,9 juta (kit SELP1650) memang terbilang ringkas dan ringan. Layar berukuran 3 inci dengan kontrol sentuh yang bisa memilih dan memperbesar gambar hanya dengan ketukan dan gerakan mencubit. Layarnya juga bisa diputar ke berbagai arah.
Jendela bidik yang disematkan mengusung panel XGA OLED dengan resolusi 2,36 juta piksel dengan perbesaran 1,07 kali. Hasil pengambilan foto dan video bisa langsung ditransfer ke smartphone atau tablet. Adapun bodynya menggunakan sasis magnesium alloy yang tahan terhadap debu dan kelembaban. Dengan tampilan compact, kamera ini bisa dibawa dengan tas kecil saja.
Marketing Director PT Sony Indonesia Satoshi Shimada menyampaikan kamera ini cocok untuk digunakan para pelaku industri kreatif seperti videografer dan fotografer. Pas juga dipakai untuk mengabadikan momen pernikahan, travelling, portrait, dan street photography.
Canon EOS R8
Sebagai pembanding kamera di harga Rp20 jutaan, Canon beberapa waktu lalu merilis EOS R8 yang sudah memiliki sensor full frame dan bisa dipakai pada berbagai macam kondisi pencahayaan. Gambar akan lebih tahan terhadap noise dan bokeh, juga lebih menarik.
Danni Nahason, Assistant Marketing Manager Canon Business Unit PT Datascrip menyampaikan pada sisi video, kamera ini juga bisa mencukupi berbagai macam kebutuhan seperti pengambilan gambar resolusi tinggi dengan frame tinggi yaitu 4K 60 fps (frame per second) dengan full sensor readout no crop. “Juga pengambilan video slow motion untuk pengambilan video dramatis pada resolusi Full HD di 180p,” tambahnya.
Selain itu, kamera ini dilengkapi fitur lain untuk video seperti perekaman video 10 bit internal untuk penikmat color grading. Fitur False Color dan Zebra turut ditanamkan untuk memanjakan para videographer agar dalam shooting gambar yang dihasilkan dapat terkelola exposure-nya tanpa ada yang under atau over exposure karena ketidaksengajaan.
Danni mengatakan pada segi foto, kamera ini dibekali dengan pengambilan gambar super cepat di 40 fps. Untuk menopang kecanggihan tersebut, Canon menanamkan fitur Autofocus dengan Artificial Intelligence (AI), yaitu Dual Pixel CMOS AF II + EOS iTR AF X. Autofokus ini dapat diandalkan dalam segala kondisi pengambilan gambar, ditambah lagi adanya prioritas subjek untuk manusia, hewan, dan kendaraan.
Dibanderol Rp25,9 juta (body only) dan Rp29,9 juta (body plus lensa RF24-50mm IS STM), Danni mengungkapkan penjualan Canon R8 sedang meningkat. Hal ini tidak lepas dari semakin terjangkaunya harga kamera full frame pada harga Rp15 juta–Rp30 jutaan yang tengah menggeliat.
Sementara itu, pasar kamera dengan sensor APS-C masih terjaga, terutama di pasar kamera dengan harga Rp10 juta-Rp14 jutaan. Danni menyebut pasar ini banyak digandrungi oleh konten kreator yang membutuhkan kamera yang ringkas namun memiliki fitur video melimpah seperti EOS R50.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Angle Kamera untuk Kreasi Foto yang Tidak Monoton
Danni menyebut Canon ingin menjadi yang terdepan dan relevan dalam inovasi teknologi digital imaging, terlebih saat ini arahnya sudah ke video dan content creation. “Pengembangan kamera sekarang mengarah ke sana dan tentunya pengembangan lensa dan teknologi autofocus juga tetap berada di pipeline Canon,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
China menjadi penyumbang terbesar karena mengalami kenaikan penjualan 44 persen, disusul Jepang 30 persen, dan Eropa 9 persen. Nikkei Asia menghubungkan peningkatan ini berkaitan dengan kenaikan jumlah wisatawan pascapandemi Covid-19. Para pelancong membawa bekal kamera untuk mengabadikan peristiwa selama perjalanan mereka.
Baca juga: Cek Spesifikasi Alpha 7C II & Alpha 7CR, Lini Kamera Full-frame Terbaru dari Sony
Mirrorless dipilih lantaran bentuk dan ukurannya yang lebih kecil dan compact dibandingkan DSLR. Kamera ini pun mudah dibawa menggunakan tas kecil serta lebih ramah untuk para newbie yang baru terjun di dunia fotografi
Sony Alpha 6700
Beberapa kamera mirrorless bahkan memiliki fitur canggih. Salah satunya Sony yang menghadirkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada kamera terbarunya, Alpha 6700. “Kamera pertama di APS-C series yang menggunakan AI processing unit,” ujar Product Marketing PT Sony Indonesia Mohamad Fariz Adiputra.
Dengan AI, kamera generasi terbaru dari seri a6000 ini bisa meningkatkan kemampuan autofokus yang bisa melacak dan mengenali subjek lebih akurat. Bahkan pada objek yang bergerak, termasuk mobil, kereta, pesawat, anjing yang sedang berlari, maupun serangga kecil yang terbang. Kemampuan continuous shooting dari kamera ini bisa mencapai 11 bingkai per detik (fps) dalam mode AF/AE.
“Autofokus ditingkatkan dengan 93 persen coverage untuk foto dan titik deteksi hingga 759 titik, hampir mencakup seluruh layar kamera,” jelasnya.
Pembacaan cepat algoritma AI ini berkat ditanamkannya prosesor terbaru, Bionz XR. Semakin sempurna dengan image sensor APS-C Exmor R back-illuminated CMOS 26MP. Alhasil, gambar yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan tone warna yang cukup natural. Sensor ini memiliki rentang ISO asli 100 hingga 102.400. Untuk penggunaan video, dibatasi sampai 32.000.
Dari segi video, Alpha 6700 dapat merekam video beresolusi 4K hingga 120fps, dengan dynamic range14+ stop untuk menangkap detail dalam kondisi yang kurang bersahabat atau kurang pencahayaan.
Ada 10 prasetel opsi pengambilan gambar yang dapat digunakan atau diatur melalui 8 parameter untuk berbagai subjek atau pemandangan baik saat merekam gambar diam, film, atau live-streaming. Pengambilan video semakin stabil dengan optik 5 axis plus sensor gyro.Kamera ini juga mendukung format XAVC S-I (All-Intra) dan XAVC HS berkualitas tinggi.
Untuk tampilan, kamera yang dibanderol dengan harga Rp21,9 juta (body only) dan Rp22,9 juta (kit SELP1650) memang terbilang ringkas dan ringan. Layar berukuran 3 inci dengan kontrol sentuh yang bisa memilih dan memperbesar gambar hanya dengan ketukan dan gerakan mencubit. Layarnya juga bisa diputar ke berbagai arah.
Jendela bidik yang disematkan mengusung panel XGA OLED dengan resolusi 2,36 juta piksel dengan perbesaran 1,07 kali. Hasil pengambilan foto dan video bisa langsung ditransfer ke smartphone atau tablet. Adapun bodynya menggunakan sasis magnesium alloy yang tahan terhadap debu dan kelembaban. Dengan tampilan compact, kamera ini bisa dibawa dengan tas kecil saja.
Marketing Director PT Sony Indonesia Satoshi Shimada menyampaikan kamera ini cocok untuk digunakan para pelaku industri kreatif seperti videografer dan fotografer. Pas juga dipakai untuk mengabadikan momen pernikahan, travelling, portrait, dan street photography.
Canon EOS R8
Sebagai pembanding kamera di harga Rp20 jutaan, Canon beberapa waktu lalu merilis EOS R8 yang sudah memiliki sensor full frame dan bisa dipakai pada berbagai macam kondisi pencahayaan. Gambar akan lebih tahan terhadap noise dan bokeh, juga lebih menarik.
Danni Nahason, Assistant Marketing Manager Canon Business Unit PT Datascrip menyampaikan pada sisi video, kamera ini juga bisa mencukupi berbagai macam kebutuhan seperti pengambilan gambar resolusi tinggi dengan frame tinggi yaitu 4K 60 fps (frame per second) dengan full sensor readout no crop. “Juga pengambilan video slow motion untuk pengambilan video dramatis pada resolusi Full HD di 180p,” tambahnya.
Selain itu, kamera ini dilengkapi fitur lain untuk video seperti perekaman video 10 bit internal untuk penikmat color grading. Fitur False Color dan Zebra turut ditanamkan untuk memanjakan para videographer agar dalam shooting gambar yang dihasilkan dapat terkelola exposure-nya tanpa ada yang under atau over exposure karena ketidaksengajaan.
Danni mengatakan pada segi foto, kamera ini dibekali dengan pengambilan gambar super cepat di 40 fps. Untuk menopang kecanggihan tersebut, Canon menanamkan fitur Autofocus dengan Artificial Intelligence (AI), yaitu Dual Pixel CMOS AF II + EOS iTR AF X. Autofokus ini dapat diandalkan dalam segala kondisi pengambilan gambar, ditambah lagi adanya prioritas subjek untuk manusia, hewan, dan kendaraan.
Dibanderol Rp25,9 juta (body only) dan Rp29,9 juta (body plus lensa RF24-50mm IS STM), Danni mengungkapkan penjualan Canon R8 sedang meningkat. Hal ini tidak lepas dari semakin terjangkaunya harga kamera full frame pada harga Rp15 juta–Rp30 jutaan yang tengah menggeliat.
Sementara itu, pasar kamera dengan sensor APS-C masih terjaga, terutama di pasar kamera dengan harga Rp10 juta-Rp14 jutaan. Danni menyebut pasar ini banyak digandrungi oleh konten kreator yang membutuhkan kamera yang ringkas namun memiliki fitur video melimpah seperti EOS R50.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Angle Kamera untuk Kreasi Foto yang Tidak Monoton
Danni menyebut Canon ingin menjadi yang terdepan dan relevan dalam inovasi teknologi digital imaging, terlebih saat ini arahnya sudah ke video dan content creation. “Pengembangan kamera sekarang mengarah ke sana dan tentunya pengembangan lensa dan teknologi autofocus juga tetap berada di pipeline Canon,” jelasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.