Naru saat menjadi cosplayer. (Sumber gambar : Instagram/Naru_cosplay.id)

Kiat Menjadi Cosplayer, Bukan Sekadar Pakai Kostum

05 October 2023   |   22:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Cosplay atau yang juga dikenal sebagai permainan kostum cukup banyak peminatnya di Indonesia. Berkembang di tanah Air seiring invasi manga, serial anime, dan tokusatsu asal Jepang melalui stasiun TV swasta maupun Nasional sejak era 1990-an, pop culture ini menciptakan basis penggemar yang cukup besar.

Komunitas bermunculan, event dan festival Jejepangan rutin digelar. Kendati demikian, menurut Cosplayer Zai Naru, pendiri Elit Cosplay Club, cosplay bukan sekadar permainan kostum. Ketika sudah memakai kostum lengkap dengan atributnya, para cosplayer harus menjadi karakter tersebut.

“Esensi cosplay, costume and play. Selain memakai kostum, kita harus berkarakter. Cosplay gak melulu tentang bisnis, punya kecintaan dengan karakter dan bisa implementasikan ke dunia nyata. Kita edukasi,” tegas pria yang menjadi juri pada acara cosplay nasional hingga internasional saat berbincang dengan Hypeabis.id baru-baru ini

Oleh karena itu, paparnya, peran komunitas menjadi penting. Komunitas hadir untuk menjaga agar nafas cosplay tidak melenceng, bukan sekedar ajang pamer kostum. Naru menambahkan saat ini banyak pebisnis yang masuk ke dunia cosplay dan beberapa diantaranya merusak ekosistem cosplay itu sendiri. Dia bersama Elit Cosplay Club berupaya untuk menjaga esensi dari cosplay tetap pada jalurnya.

Menurut Cosplayer Kaizo Ningen, cosplay bagian dari performance art. Oleh karena itu, dia sangat menyukai bidang ini. Tertarik sejak 2018, cosplay membantunya untuk lebih percaya diri bertemu banyak orang. Dia juga lebih mengenal ragam karakter atau sifat seseorang karena pada akhirnya memiliki banyak teman dari mengikuti event Jejepangan yang ada. 

Baca juga: Digelar 7-8 Oktober 2023, ANIMART Bakal Jadi Ajang Pesta para Wibu & Cosplayer Tanah Air

Efek positif lainnya, Kaizo jadi rajin berolahraga dan menjalani gaya hidup sehat untuk membentuk tubuh guna menyesuaikan karakter anime yang dibawakannya, Uzui Tengen, salah satu pilar pembunuh iblis di manga Demon Slayer. Uzui Tengen memiliki lengan berotot dan tubuh ramping. 

Selama 8 tahun terjun di dunia cosplay, Kaizo memang sangat serius ketika sudah memakai kostum. Dia berupaya tampil dengan menyatu sebagai karakter tersebut. 

Saat ini, dia memiliki puluhan kostum karakter anime, manga, maupun video game yang dibuatnya sendiri. Karakter yang dipilih pun selalu disesuaikan dengan bentuk tubuh dan tingkat kesulitan. “Jangan sampai jauh dari pembawaan sifat kita yang asli, jadi bawa karakternya masih bagus,” tutur pria yang berprofesi sebagai pembuat roti itu. 

Richard Kenzo sepakat bahwa cosplayer bukan hanya tampil mengenakan kostum saja, tetapi harus memainkan peran atau masuk ke dalam karakter yang ditirunya. “Kalau cuma pakai kostum jalan-jalan, itu namanya bukan cosplay. Kalau cosplay harus sifat, gestur, cara ngomong, cara jalan, ikut karakternya,” tutur cosplayer yang masih berusia 20 tahun itu. 

Seperti dirinya yang tampil meniru Monkey D. Luffy, karakter utama dari manga, anime, dan live action One Piece. Saat ditemui Bisnis Indonesia di bilangan Pantai Indah Kapuk, Richard bukan hanya mengenakan kostum vest lengan buntung berwarna merah, celana jeans 3/4, dan topi jerami, gaya bicaranya pun dibuat semirip mungkin dengan Luffy.

Richard sangat suka karakter Luffy karena sangat mirip dengan kepribadiannya. “Menurut teman-teman aku mirip sifatnya. Enggak bisa diam, bodoh,” imbuhnya.

Baca juga: 5 Pilihan Karakter Anime Untuk Cosplayer Pemula, Kostumnya Anti Ribet!

Menjadi cosplayer menurutnya harus ‘kawin’ dengan karakter yang dibawakan. Oleh karena itu, mahasiswa semester 3 di Politeknik Sahid ini selalu mempelajari karakter susu tokoh yang ingin diperankannya terlebih dahulu. Selain Luffy, Richard kerap tampil menjadi Naruto dalam event Jejepangan. 

“Untuk Luffy, aku merasa nyaman, yang menurut aku susah untuk masuk ke karakter itu Eren karena dia depresi, pendiam, jarang ngomong. Aku gak bisa cool gitu,” ulasnya.

Terjun ke dunia cosplay sejak 2018 dan menampilkan beberapa karakter, Richard bukan hanya mendapatkan banyak teman dan wawasan, dia juga meraih peluang bisnis. Mahasiswa semester III di Politeknik Sahid ini kerap dipanggil untuk menjadi talent cosplay pada event-event tertentu. “Aku juga jual merchandise foto-foto aku pas lagi cosplay,” tambahnya. 


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Resep Siomay Ayam Udang ala Chef Devina Hermawan, Bisa Jadi Ide Bisnis Kuliner

BERIKUTNYA

Novelis Norwegia Jon Fosse Raih Penghargaan Nobel Sastra 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: