Reza Rahadian & Ario Bayu Punya Misi Khusus di Busan International Film Festival 2023
04 October 2023 |
14:03 WIB
Sineas Indonesia memiliki misi khusus ketika menghadiri gelaran Busan International Film Festival (BIFF) 2023. Bukan hanya filmnya diputar di festival tersebut, mereka akan memanfaatkan ajang fesival film bergengsi di Korea itu untuk menjalin relasi dengan sineas global.
Setidaknya, bakal ada 128 insan perfilman Indonesia yang bakal bergabung ke perhetalan BIFF 2023. Reza Rahadian, salah satu perwakilan sineas Tanah Air yang bakal hadir menyebut bahwa BIFF memiliki peran penting dalam dinamika sinema Asia.
Baca juga: Cek Jadwal Tayang Film Indonesia di Busan International Film Festival 2023
Oleh karena itu, ajang festival itu akan menjadi kesempatan yang baik bagi para sineas Indonesia untuk memperluas networking dengan para pelaku film dari berbagai negara lain. Aktor 24 Jam Bersama Gaspar itu pun ingin membangun jejaring bersama para sineas global.
“Bagi kami semua delegasi yang berangkat, mudah-mudahan bisa membuka network, bisa menjalin relasi yang baru juga,” ucap Reza Rahadian dalam konferensi pers BIFF 2023 di Kemendikbud, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Ketua Komite Festival Film Indonesia 2021-2023 itu juga menantikan sesi tanya jawab dengan penonton di Korea Selatan, utamanya ketika film yang dibintanginya diputar. Masukan dan saran dari mereka, serta cara penonton luar memandang film Indonesia juga menjadi hal menarik yang ditunggunya.
“Ya, tentunya ingin melihat reaksi penonton, itu pasti. Jadi, lihat bagaimana responsnya, kami juga ngobrol sama penontonnya,” imbuhnya.
Sementara itu, aktor Indonesia lain yang juga akan datang ke BIFF 2023, Ario Bayu mengatakan ajang ini adalah pertanda dari bangkitnya film Indonesia di kancah internasional. Aktor film Gadis Kretek itu mengaku senang karena serial yang dibintanginya bisa ikut diputar dalam festival berngengsi di Asia tersebut.
Ario Bayu juga mengaku punya agenda khusus ketika nanti tiba di Busan, Korea Selatan. BIFF 2023 yang akan menjadi ajang pertemuan sineas Asia dan dunia, sehingga harus dimanfaatkan untuk mencari relasi dan berdiskusi soal film.
Aktor 38 tahun itu bahkan sampai telah membuat daftar sineas dan sutradara yang akan hadir di sana. Dia berharap bisa menemui beberapa insan perfilman Asia yang menjadi favoritnya. Namun, sayangnya Ario tidak mengungkap lebih detail nama-nama tersebut.
“Ya, ada beberapa director dari luar negeri juga kan yang akan hadir. Saya sih sudah mengulik ya dan bakal ada yang datang nanti di acara kami,” imbuhnya.
Gelaran Busan International Film Festival (BIFF) tahun ini memang terasa spesial bagi Indonesia. Karya sineas lokal yang mejeng di ajang tersebut menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, dua di antaranya berhasil masuk ke dalam program kompetisi. Dua film tersebut adalah 24 Jam Bersama Gaspar karya Yosep Anggi Noen yang akan bersaing di kompetisi utama Jiseok, dan film pendek berjudul The Rootless Bloom karya Rein Maychaelson yang akan berkompetisi di program Wide Angle.
Selain itu, Gadis Kretek, serial garapan Kamila Andini dan Ifa Isfansyah juga akan jadi satu-satunya judul non-Korea yang tayang di program On Screen.
Baca juga: Kembali Dihelat, MIFF 2023 Siap Rayakan Keberagaman Lewat Festival Film
BIFF 2023 juga akan mengadakan program khusus yang diberi nama Renaissance of Indonesian Cinema. Program ini secara khusus memilih tujuh film panjang, lima film pendek, dan satu drama serial terbaik Indonesia untuk ditayangkan di BIFF 2023.
Editor: Fajar Sidik
Setidaknya, bakal ada 128 insan perfilman Indonesia yang bakal bergabung ke perhetalan BIFF 2023. Reza Rahadian, salah satu perwakilan sineas Tanah Air yang bakal hadir menyebut bahwa BIFF memiliki peran penting dalam dinamika sinema Asia.
Baca juga: Cek Jadwal Tayang Film Indonesia di Busan International Film Festival 2023
Oleh karena itu, ajang festival itu akan menjadi kesempatan yang baik bagi para sineas Indonesia untuk memperluas networking dengan para pelaku film dari berbagai negara lain. Aktor 24 Jam Bersama Gaspar itu pun ingin membangun jejaring bersama para sineas global.
“Bagi kami semua delegasi yang berangkat, mudah-mudahan bisa membuka network, bisa menjalin relasi yang baru juga,” ucap Reza Rahadian dalam konferensi pers BIFF 2023 di Kemendikbud, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Ketua Komite Festival Film Indonesia 2021-2023 itu juga menantikan sesi tanya jawab dengan penonton di Korea Selatan, utamanya ketika film yang dibintanginya diputar. Masukan dan saran dari mereka, serta cara penonton luar memandang film Indonesia juga menjadi hal menarik yang ditunggunya.
“Ya, tentunya ingin melihat reaksi penonton, itu pasti. Jadi, lihat bagaimana responsnya, kami juga ngobrol sama penontonnya,” imbuhnya.
Sementara itu, aktor Indonesia lain yang juga akan datang ke BIFF 2023, Ario Bayu mengatakan ajang ini adalah pertanda dari bangkitnya film Indonesia di kancah internasional. Aktor film Gadis Kretek itu mengaku senang karena serial yang dibintanginya bisa ikut diputar dalam festival berngengsi di Asia tersebut.
Ario Bayu juga mengaku punya agenda khusus ketika nanti tiba di Busan, Korea Selatan. BIFF 2023 yang akan menjadi ajang pertemuan sineas Asia dan dunia, sehingga harus dimanfaatkan untuk mencari relasi dan berdiskusi soal film.
Aktor 38 tahun itu bahkan sampai telah membuat daftar sineas dan sutradara yang akan hadir di sana. Dia berharap bisa menemui beberapa insan perfilman Asia yang menjadi favoritnya. Namun, sayangnya Ario tidak mengungkap lebih detail nama-nama tersebut.
“Ya, ada beberapa director dari luar negeri juga kan yang akan hadir. Saya sih sudah mengulik ya dan bakal ada yang datang nanti di acara kami,” imbuhnya.
Gelaran Busan International Film Festival (BIFF) tahun ini memang terasa spesial bagi Indonesia. Karya sineas lokal yang mejeng di ajang tersebut menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan, dua di antaranya berhasil masuk ke dalam program kompetisi. Dua film tersebut adalah 24 Jam Bersama Gaspar karya Yosep Anggi Noen yang akan bersaing di kompetisi utama Jiseok, dan film pendek berjudul The Rootless Bloom karya Rein Maychaelson yang akan berkompetisi di program Wide Angle.
Selain itu, Gadis Kretek, serial garapan Kamila Andini dan Ifa Isfansyah juga akan jadi satu-satunya judul non-Korea yang tayang di program On Screen.
Baca juga: Kembali Dihelat, MIFF 2023 Siap Rayakan Keberagaman Lewat Festival Film
BIFF 2023 juga akan mengadakan program khusus yang diberi nama Renaissance of Indonesian Cinema. Program ini secara khusus memilih tujuh film panjang, lima film pendek, dan satu drama serial terbaik Indonesia untuk ditayangkan di BIFF 2023.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.