Punya Banyak Potensi, Ini Cara Memaksimalkan Ekraf Versi Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid
01 October 2023 |
15:32 WIB
1
Like
Like
Like
Potensi ekonomi kreatif di Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Jadi, pembahasan yang perlu dilakukan saat ini bukan tentangnya. Namun, cara untuk memaksimalkannya. Saat ini, ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan agar potensi yang ada dapat maksimal. Langkah pertama adalah dengan melakukan pemetaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan bahwa pemetaan perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif di dalam negeri guna mengetaui apa saja yang dimiliki oleh Indonesia.
Bukan tanpa sebab, ekonomi kreatif di dalam negeri dan juga berbasis kebudayaan melimpah ruang di tanah ibu pertiwi. Sebagai contoh, Indonesia adalah negara dengan keragaman hayati yang sangat kayak di dunia.
Pada saat yang bersamaan, Merah Putih juga memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa. “Kalau keanekaragaman hayati berada di X dan Kenekaragaman berada di Y, kita akan mendapatkan kekayaan matrisk biokultural yang luar biasa,” katanya di ajang IdeaFest 2023 pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Baca juga: IdeaFest 2023 Resmi Dibuka: Saatnya Indonesia Jadi Pemimpin Industri Kreatif
Dia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan dan setiap kebudayaan itu memiliki pengetahuan yang kompleks tentang banyak hal, seperti alam dan sekitarnya. Tanaman adalah salah satu contohnya.
Tanaman yang ada di dalam negeri memiliki manfaat yang kaya dari akar sampai daunnya untuk berbagai keperluan, dari herbal sampai kecantikan. Saat ini, kekayaan biokultural yang ada di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. “Kita fokus kepada beberapa produk, tapi lupa terhadap sumbernya,” ujarnya.
Setelah pemetaan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh semua pihak agar potensi ekonomi kreatif dapat maksimal adalah cara pengembangannya. Salah satu contoh pengembangan potensi ekonomi kreatif itu adalah produksi garam dengan menggunakan pelepah nipah yang tumbuh di air payau.
Di Papua, masyarakat setempat menggunakan pelepah nipah untuk memproduksi garam. Pengetahuan dari masyarakat lokal itu kemudian dikembangkan oleh sejumlah pihak untuk menghasilkan produk garam high end dengan pembuatannya yang spesifik.
Kemudian, langkah lain yang perlu dilakukan oleh semua pihak dalam memaksimalkan potensi ekonomi kreatif adalah dengan mengonsolidasikan sumber daya manusia kreatif di dalam negeri yang berpotensi.
Saat ini, sejumlah desainer, arsitektur, dan sebagainya mampu menunjukkan kualitasnya di luar negeri. Mereka berhasil memperoleh banyak penghargaan. Namun, tidak kerja sama antara satu dengan yang lain.
“Kalau bicara talenta kreatif tidak kekuarangan. Problem kita adalah kemampuan untuk melakukan konsolidasi sumber daya yang dimiliki, mengatur, dan mengeksekusinya,” katanya.
Dia menilai bahwa semua pihak bisa menarik pelajaran dari tempat lain, seperti Korea Selatan. Meskipun tidak mungkin untuk mengkopinya, Indonesia bisa melihat cara negara tersebut berproses menjadi seperti saat ini.
Negara itu pernah menjadi negara manufaktur. Namun, mereka beralih ke industri kreatif ketika manufaktur mengalami krisis. Investasi yang digelontorkan oleh pemerintah pun tidak kecil dan masih terus berlangsung sampai saat ini.
Negara yang juga dikenal sebagai Negeri Ginseng itu memulainya dari drama yang di Indonesia terkenal dengan sebutan Drakor atau drama Korea Selatan. Dari situ, muncul K-pop, K-style, dan sebagainya.
“Apa kunci keberhasilan mereka? Satu narasi. Kemampuan mereka merangkai banyak unsur jadi satu kekuatan. Ini belum terjadi di tempat kita,” ujarnya.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari Korea Selatan adalah peran penting swasta. Menurutnya, swasta dapat berperan terkait dengan jaringan pemasaran dan distribusi selain uang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan bahwa pemetaan perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi ekonomi kreatif di dalam negeri guna mengetaui apa saja yang dimiliki oleh Indonesia.
Bukan tanpa sebab, ekonomi kreatif di dalam negeri dan juga berbasis kebudayaan melimpah ruang di tanah ibu pertiwi. Sebagai contoh, Indonesia adalah negara dengan keragaman hayati yang sangat kayak di dunia.
Pada saat yang bersamaan, Merah Putih juga memiliki keanekaragaman budaya yang luar biasa. “Kalau keanekaragaman hayati berada di X dan Kenekaragaman berada di Y, kita akan mendapatkan kekayaan matrisk biokultural yang luar biasa,” katanya di ajang IdeaFest 2023 pada Minggu, 1 Oktober 2023.
Baca juga: IdeaFest 2023 Resmi Dibuka: Saatnya Indonesia Jadi Pemimpin Industri Kreatif
Dia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak kebudayaan dan setiap kebudayaan itu memiliki pengetahuan yang kompleks tentang banyak hal, seperti alam dan sekitarnya. Tanaman adalah salah satu contohnya.
Tanaman yang ada di dalam negeri memiliki manfaat yang kaya dari akar sampai daunnya untuk berbagai keperluan, dari herbal sampai kecantikan. Saat ini, kekayaan biokultural yang ada di Indonesia belum banyak dimanfaatkan. “Kita fokus kepada beberapa produk, tapi lupa terhadap sumbernya,” ujarnya.
Setelah pemetaan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh semua pihak agar potensi ekonomi kreatif dapat maksimal adalah cara pengembangannya. Salah satu contoh pengembangan potensi ekonomi kreatif itu adalah produksi garam dengan menggunakan pelepah nipah yang tumbuh di air payau.
Di Papua, masyarakat setempat menggunakan pelepah nipah untuk memproduksi garam. Pengetahuan dari masyarakat lokal itu kemudian dikembangkan oleh sejumlah pihak untuk menghasilkan produk garam high end dengan pembuatannya yang spesifik.
Kemudian, langkah lain yang perlu dilakukan oleh semua pihak dalam memaksimalkan potensi ekonomi kreatif adalah dengan mengonsolidasikan sumber daya manusia kreatif di dalam negeri yang berpotensi.
Saat ini, sejumlah desainer, arsitektur, dan sebagainya mampu menunjukkan kualitasnya di luar negeri. Mereka berhasil memperoleh banyak penghargaan. Namun, tidak kerja sama antara satu dengan yang lain.
“Kalau bicara talenta kreatif tidak kekuarangan. Problem kita adalah kemampuan untuk melakukan konsolidasi sumber daya yang dimiliki, mengatur, dan mengeksekusinya,” katanya.
Dia menilai bahwa semua pihak bisa menarik pelajaran dari tempat lain, seperti Korea Selatan. Meskipun tidak mungkin untuk mengkopinya, Indonesia bisa melihat cara negara tersebut berproses menjadi seperti saat ini.
Negara itu pernah menjadi negara manufaktur. Namun, mereka beralih ke industri kreatif ketika manufaktur mengalami krisis. Investasi yang digelontorkan oleh pemerintah pun tidak kecil dan masih terus berlangsung sampai saat ini.
Negara yang juga dikenal sebagai Negeri Ginseng itu memulainya dari drama yang di Indonesia terkenal dengan sebutan Drakor atau drama Korea Selatan. Dari situ, muncul K-pop, K-style, dan sebagainya.
“Apa kunci keberhasilan mereka? Satu narasi. Kemampuan mereka merangkai banyak unsur jadi satu kekuatan. Ini belum terjadi di tempat kita,” ujarnya.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari Korea Selatan adalah peran penting swasta. Menurutnya, swasta dapat berperan terkait dengan jaringan pemasaran dan distribusi selain uang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.