Polisi dan Tim Ahli Mulai Pisahkan Puing Kebakaran dan Aset Museum Nasional, Begini Prosesnya
18 September 2023 |
17:03 WIB
Polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran yang melanda enam ruangan di gedung A Museum Nasional, Jakarta Pusat. Memasuki hari kedua, fokus tim penyelidikan adalah memisahkan puing bangunan dengan aset museum.
Menurut Kapolres Metro Jaya Jakarta Pusat Komarudin, tim laboratorium forensik pada Minggu (17/9/2023) telah mendalami penyelidikan penyebab kebakaran di enam lokasi tersebut. Lalu pada Senin (18/9/2023) ini sebagian ruangan telah dinyatakan selesai penyelidikan.
Baca juga: 5 Kasus Kontroversial di Museum Nasional Indonesia, dari Kusni Kasdut hingga Si Jago Merah
Oleh karenanya, tim gabungan dari identifikasi yang terdiri atas perwakilan museum, kurator, konservator, dan ahli sudah bisa masuk ke dalam tempat kejadian perkara. Mereka akan melakukan pemisahan antara puing dan barang-barang yang menjadi aset museum.
Dalam proses pemisahan ini, pihaknya juga menggandeng petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). “Soal benda apa saja yang ada di dalam, masih kami data. Kami masih melakukan pembersihan dahulu. Sebab, saat ini untuk masuk ke dalam museum masih terhalang dengan puing-puing,” jelas Mahendra di Museum Nasional, Senin (18/9/2023).
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra memastikan bahwa proses pemisahan itu akan dilakukan dengan didampingi tim identifikasi yang telah dibentuknya.
Tim yang berisi perwakilan museum, kurator, konservator, dan ahli terkait akan memantau proses pemisahan tersebut. Hari ini, tim dan petugas PPSU akan bertugas di lima ruangan. Adapun satu ruangan masih belum bisa dimasuki karena masih penyelidikan.
“Lima ruangan sudah bisa, tetapi masih terhalang puing-puing itu tadi. Nah, maka didatangkan PPSU. Hari ini sedang bekerja bersama PPSU, tetapi tetap didampingi tim kita. Karena kita mengamankan dan satu-satu sudah difoto, karena biar memastikan keamanan,” terangnya.
Proses pemisahan dan pemindahan ini mesti dilakukan dengan hati-hati. Pihaknya tak ingin benda yang tadinya masih utuh, kemudian menjadi rusak karena hal sepele, seperti terinjak dan sebagainya.
Selain itu, proses ini juga dilakukan dengan pengamanan ketat. Petugas PPSU telah di-briefing terlebih dahulu dan semua tas mesti ditinggal di luar. Dengan demikian, ruangan bisa tetap steril dari berbagai kemungkinan buruk.
Dalam pengamatan sementara, Mahendra mengeklaim masih ada banyak koleksi yang utuh. Di dalam ruangan yang terdampak tersebut, ada benda-benda dari bahan kayu, perungggu, replika hingga keramik.
Di sisi lain, di tengah proses investigasi ini, Mahendra memastikan pengamanan gedung diperketat. Saat ini museum telah dinyatakan tutup untuk umum untuk sementara waktu, sehingga proses investigasi bisa lebih steril.
Kemudian, proses masuk ke dalam museum juga dilakukan dua lapis pengamanan. Pertama adalah orang-orang yang hanya bisa memasuki area luar museum. Kemudian, untuk memasuki area TKP, akan ada lapis keamanan lagi.
Baca juga: 7 Fakta Kebakaran Museum Nasional yang Hanguskan Sejumlah Koleksi
Jadi, orang-orang yang berkepentingan dan bisa masuk museum belum tentu bisa memasuki area TKP di bagian dalam. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan benda-benda di dalam museum. “Ya, untuk memastikan tidak ada benda satu pun yang dibawa,” tegasnya.
Sementara itu, kepolisian juga terus berjaga 24 jam. Pihaknya mengerahkan satu Satuan Tingkat Kompi (SSK) atau setara dengan 80 personel.
Editor: Fajar Sidik
Menurut Kapolres Metro Jaya Jakarta Pusat Komarudin, tim laboratorium forensik pada Minggu (17/9/2023) telah mendalami penyelidikan penyebab kebakaran di enam lokasi tersebut. Lalu pada Senin (18/9/2023) ini sebagian ruangan telah dinyatakan selesai penyelidikan.
Baca juga: 5 Kasus Kontroversial di Museum Nasional Indonesia, dari Kusni Kasdut hingga Si Jago Merah
Oleh karenanya, tim gabungan dari identifikasi yang terdiri atas perwakilan museum, kurator, konservator, dan ahli sudah bisa masuk ke dalam tempat kejadian perkara. Mereka akan melakukan pemisahan antara puing dan barang-barang yang menjadi aset museum.
Dalam proses pemisahan ini, pihaknya juga menggandeng petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). “Soal benda apa saja yang ada di dalam, masih kami data. Kami masih melakukan pembersihan dahulu. Sebab, saat ini untuk masuk ke dalam museum masih terhalang dengan puing-puing,” jelas Mahendra di Museum Nasional, Senin (18/9/2023).
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) Ahmad Mahendra memastikan bahwa proses pemisahan itu akan dilakukan dengan didampingi tim identifikasi yang telah dibentuknya.
Tim yang berisi perwakilan museum, kurator, konservator, dan ahli terkait akan memantau proses pemisahan tersebut. Hari ini, tim dan petugas PPSU akan bertugas di lima ruangan. Adapun satu ruangan masih belum bisa dimasuki karena masih penyelidikan.
“Lima ruangan sudah bisa, tetapi masih terhalang puing-puing itu tadi. Nah, maka didatangkan PPSU. Hari ini sedang bekerja bersama PPSU, tetapi tetap didampingi tim kita. Karena kita mengamankan dan satu-satu sudah difoto, karena biar memastikan keamanan,” terangnya.
Proses pemisahan dan pemindahan ini mesti dilakukan dengan hati-hati. Pihaknya tak ingin benda yang tadinya masih utuh, kemudian menjadi rusak karena hal sepele, seperti terinjak dan sebagainya.
Selain itu, proses ini juga dilakukan dengan pengamanan ketat. Petugas PPSU telah di-briefing terlebih dahulu dan semua tas mesti ditinggal di luar. Dengan demikian, ruangan bisa tetap steril dari berbagai kemungkinan buruk.
Dalam pengamatan sementara, Mahendra mengeklaim masih ada banyak koleksi yang utuh. Di dalam ruangan yang terdampak tersebut, ada benda-benda dari bahan kayu, perungggu, replika hingga keramik.
Pengamanan Gedung Diperketat
Di sisi lain, di tengah proses investigasi ini, Mahendra memastikan pengamanan gedung diperketat. Saat ini museum telah dinyatakan tutup untuk umum untuk sementara waktu, sehingga proses investigasi bisa lebih steril.Kemudian, proses masuk ke dalam museum juga dilakukan dua lapis pengamanan. Pertama adalah orang-orang yang hanya bisa memasuki area luar museum. Kemudian, untuk memasuki area TKP, akan ada lapis keamanan lagi.
Baca juga: 7 Fakta Kebakaran Museum Nasional yang Hanguskan Sejumlah Koleksi
Jadi, orang-orang yang berkepentingan dan bisa masuk museum belum tentu bisa memasuki area TKP di bagian dalam. Hal ini dilakukan untuk menjamin keamanan benda-benda di dalam museum. “Ya, untuk memastikan tidak ada benda satu pun yang dibawa,” tegasnya.
Sementara itu, kepolisian juga terus berjaga 24 jam. Pihaknya mengerahkan satu Satuan Tingkat Kompi (SSK) atau setara dengan 80 personel.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.