Noken yaitu tas tradisional masyarakat Papua (Sumber gambar: djkn.kemenkeu.go.id)

Mengenal Fakta Menarik Tas Noken Yang Diakui Oleh UNESCO

16 September 2023   |   10:34 WIB
Image
Yulita Theresia Maghi Mahasiswi Jurnalistik Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere.

Papua terkenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa. Namun, tahukah kalian bahwa wilayah ini juga kaya akan budaya dan seninya? Salah satunya adalah noken, karya seni tradisional yang tak hanya memikat mata, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Papua.

Noken adalah tas tradisional masyarakat Papua yang dibuat dari serat kulit kayu. Noken memiliki bentuk yang beragam, mulai dari berbentuk kantong hingga berbentuk kotak. Noken umumnya digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti kayu bakar, hasil panen, dan barang belanjaan. Noken juga digunakan dalam upacara adat dan sebagai hadiah untuk tamu.

Dalam perkembangannya, tas noken pun dikreasikan oleh para perajin. Hal ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada kerajinan tersebut. 

Vera Ayamiseba, perajin noken dari Papua Tengah mengatakan bahwa noken merupakan tas tradisional yang selalu digunakan oleh masyarakat Papua Tengah atau Papua. Tas ini biasanya digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat Papua. 

Oleh masyarakat Papua Tengah  tas tradisional ini digunakan untuk membawa berbagai kebutuhan dan juga  bahan makanan seperti umbi-umbian, sayuran,  atau barang lainnya. "Masyarakat mennggunakan noken ukuran kecil untuk menyimpan ponsel. kalau noken besar bisa dipergunakan untuk memikul kayu dan makanan," katanya saat ditemui oleh Hypeabis.id dalam pameran KryaNusa 2023 di Jakarta Convertion Center (JCC), Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Jika selama ini, kalian melihat tas yang terbuat dari bahan kulit hewan, kanvas, dan nylon. Genhype akan menemukan bahan berbeda dan unik yang digunakan dalam pembuatan noken atau tas tradisional Papua Tengah ini. Noken dibuat dengan menggunakan kulit kayu dan juga anggrek endemik Papua.
 

Noken (Sumber foto: mimikakab.go.id)

Noken (Sumber foto: mimikakab.go.id)

Vera menjelaskan, dalam membuat noken membutuhkan waktu selama satu hingga lima hari, tergantung dari desain yang akan dibuat serta ukuran noken. Untuk mendapatkan bahan dasar noken, Vera akan memesan kulit kayu atau serat anggrek dari masyarakat pedalaman Nabire.

Biasanya dalam mengambil bahan dasar pembuatan noken, tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hal ini karena masyarakat pedalaman Nabire masih memegang teguh nilai budaya dan kepercayaan  masyarakat setempat, sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa mengambil kulit kayu atau anggrek hutan.

Baca juga: 5 Fakta di Balik Film Orpa, Karya Sineas Papua yang Tayang di Bioskop

Oleh karena itu, dalam memasarkan noken, Vera mematok harga mulai dari Rp1.000.000 hingga Rp7.000.000 satu unitnya. Selain dari bahan dasarnya yang tidak mudah didapatkan, juga tergantung desain dan ukuran yang diinginkan konsumen. Selain noken, dalam pameran ini handicraft khas Papua Tengah yang ditampilkan berupa tas noken yang sudah dimodifikasi, kaplok atau mahkota khas Papua, aksesoris, dan juga kopi arabika.

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

Selena Gomez Tampil Anggun di MTV Award Dengan Busana dari Oscar de la Renta

BERIKUTNYA

Pesan Kesederhanaan Kidnep Menyeimbangkan Idealisme & Selera Pasar dalam Bermusik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: